Hal ini tentu menjadi sebuah keunikan dari makam ini adalah seringnya diziarahi, orang-orang yang datang ke makam Pangeran Jayakarta untuk mendoakan pejuang yang berani melawan penjajahan asing ini, bahkan ada yang datang dari kota Cirebon hanya untuk mendatangi makan beliau, menurut Mang Atay yang datang ke makam beliau bisa sampai 20 orang dalam sehari mereka mendoakan serta menaburi bunga apa bila datang dengan rombongan mereka harus membayar sejumlah Rp.5000 untuk uang kebersihan.
Makam ini di tempatkan di suatu pendopo dengan terdiri dari 5 makam yang beranggota keluarganya istri dan 3 anaknya pengawal kerajaan juga berada di pemakaman setempat dengan di sekitar pendopo sebuah keunikan dimana keturunan Pangeran Jayakarta turut dimakamkan di pemakaman Masjid Assalafiah. Di masjid tersebut membentuk sebuah kepengerusan untuk menjaga dan merawat makam tersebut dan hal ini sudah dilakukan turun menurun biasanya kepengurusan dipegang oleh salah satu keturunan Pangeran Jayakarta salah satu nya Mang Atay kepengurusan diketuai oleh Raden Ahmad Suhendar. Makam ini adalah bukti bahwasanya pahlawan-pahlawan membentuk sebuah perjuangan yang cukup berat pada masa itu Pangeran Jayakarta dinobatkan menjadi salah satu pahlawan nasional dikarenakan beliau sangat berjasa untuk melawan penjajahan yang terjadi di Banten dan juga Batavia. (Liputan oleh : Rendhika)
______________
Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.
Comment