Oleh: Rudi Sinaba Terbanglah Garudaku, rentangkan sayapmu yang perkasa,Menembus badai yang tak kenal henti di angkasa,Meski awan
Puisi Dalam Berbagi Rasa
Love Our Earth Oleh: Muhammad Nur Kutak dapat menyembunyikan perasaan hatiku, dulu disini pokok-pokok kayu, semak-semak belukar
Category: Puisi
Gubuk Reyot di Tengah Hutan
Di tengah hutan yang lebat,Tertancap gubuk reyot penuh cerita.Bukan kemewahan yang dicari,Namun kedamaian yang tak ternilai harganya.
Aku Hanya Manusia Biasa
Aku hanya manusia biasa,Mencari arti dalam tiap langkah yang sederhana.Tak ada mimpi besar yang menggebu,Hanya ingin hidup
Terserah
Terserah, kemana angin membawa hati ini, ke timur saat matahari terbit atau ke barat bersama senja yang
Tertunduk di Kaki Langit
KOPI, Palopo – Pada batas cakrawala, tempat langit menyentuh bumi dengan lembut, aku tersungkur. Bukan karena lelah,
Kini Aku Sadar, Ternyata ……
Kini aku sadar, perjalanan ini penuh dengan liku,Setiap langkah membawa pelajaran yang tak terhitung,Keputusan yang kuambil, membawa
Hari Esok yang Telah Berlalu
Hari esok yang dulu terang benderang,Kini menjadi bayang-bayang yang hilang.Janji waktu yang tak pernah kembali,Hanya tersisa sunyi
Tanpa Jejak, Tanpa Arah
Di dunia yang luas, aku berjalan tanpa jejak,Tak ada arah yang jelas, hanya ruang kosong,Langkahku bergema dalam
Kulihat ada Luka di Senyummu
Kulihat luka di senyummu yang tersembunyi,Tertawa riang, namun hati masih terluka.Setiap senyum itu menutupi duka lama,Menyembunyikan kisah
Penat dalam Diam
Penat merayap di sudut jiwa,seperti bayang-bayang malam yang enggan sirna.Kata-kata kususun, tak kunjung sempurna,seolah tinta kehilangan maknanya.
Dengarlah Suara Tangis dalam Perut Mereka
Suara itu terdengar di ujung senja,Seorang ibu duduk memeluk anaknya,Air mata jatuh menetes perlahan,Dalam panci kosong hanya
Diam dalam Bisu
Diam, hanya itu yang bisa kupersembahkan,Ketika kata-kata tak lagi bisa ditemukan.Di ruang kosong, aku merenung,Tunggu waktu yang
Kudengar Ada Tangis di Tawamu
Kudengar ada tangis di tawamu,suara yang menyelinap di antara riuh,seperti badai dalam bisikan lembut,menyembunyikan luka yang tergores
Pers : Corong yang Kokoh Penyebar Suara Kebenaran
Oleh : Rudi Sinaba KOPI, Palopo – Pers adalah corong yang kokoh, simbol kekuatan, kebebasan, dan keberanian.
Kue …. Kue …. Seribu Sebiji
Oleh : Rudi Sinaba KOPI, Palopo – Kue ……Kue ……… Seribu Sebiji Di tengah hiruk-pikuk jalanan yang
Ananda Sukarlan Terbitkan Buku di Hari Puisi Sedunia
KOPI, Jakarta – Tepat pada Hari Puisi Sedunia, 21 Maret pagi hari, Komponis & Pianis Ananda Sukarlan
A Bimasena Soirée Music and Poetry, Pianis Ananda Sukarlan: Musik Itu Puitis
KOPI, Jakarta – “Puisi itu musik, dan musik itu puitis. Melalui puisi lahirlah berbagai inspirasi untuk musik,”
JSM Rayakan HUT ke-2, Riri Satria: Komunitas Sastra Harus Jadi Rumah Belajar untuk Kembangkan Potensi
KOPI, Jakarta – Komunitas Jagat Sastra Milenia atau yang dikenal dengan sebutan JSM, selenggarakan perayaan Ulang Tahun
Kolaborasi Puisi dan Musik, Ananda Sukarlan Gubah Puisi ‘Kukusan’ Emi Suy menjadi Musik Klasik
KOPI, Jakarta – Bagaimana kaitan antara puisi dan musik? Ternyata keduanya bisa saling menginspirasi, dan jika dikolaborasikan
Ananda Sukarlan: Anak-Anak Indonesia Harus Belajar Sejarah
KOPI, Jakarta – Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini jatuh pada Sabtu, 23 Juli 2022. Mengutip
Seabad Chairil Anwar, Komunitas Jagat Sastra Milenia Gelar Lomba Baca Puisi
KOPI, Jakarta – Dalam rangka menyemarakkan momentum Seabad Chairil Anwar, Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM) akan menggelar
Perasaan
Tak ada kesingkronan Tak ada juga koheren Semuanya tak didapatkan Sedikit langkah menyurut Seuntai niat memadam Dikala
Puisi Pandemi Jiwa Vs Corona
KOPI, Bandung – Puisi Pandemi Jiwa Vs Corona merupakan musikalisasi puisi yang meraih Juara Harapan 1 pada
Sapi yang Tidak Peduli Keluhan Tikus
KOPI, Bekasi – Pada suatu hari, seekor tikus sedang mencari makan. Seperti biasa, dia menyelinap masuk ke
Puisi Karya Syarifah Adilah Berjudul “Lima Pusaka Sakti”
KOPI, Karawang – Lomba baca puisi dalam rangka memperingati HUT Partai Golkar ke-56 Tahun yang bertema “Jurnalis
Puisi Karya WS. Rendra “Orang-orang Miskin” Dibacakan oleh Syarifah Adilah
KOPI, Karawang – Lomba baca puisi dalam rangka memperingati HUT Partai Golkar ke-56 Tahun yang bertema “Jurnalis
Puisi Sang Motivator
warna langit mulai berubah menggeser geliat awan biarkan sinar sejuk antara intip intip malu karena tahu bila
Sajak Hujan Milik Sapardi
Oleh: Nasihin Masha, Wartawan/Penulis Lepas KOPI, Jakarta – Malam itu, tiba-tiba saya terkenang Sapardi Djoko Damono. Penyair
Teruntuk Para Panglima yang Gagal
KOPI, Jakarta – Sudahlah, Anda-anda sudah pernah diberi amanah jadi pemimpin negeri ini di lembaga yang Anda
Ketika Puisi Esai Menjadi Kata Resmi di Kamus
Delapan tahun lalu,Engkau bertanyamirip judul novel tekenal itu:“Apa yang kau cari, Palupi?” Ia terdiamIapun tak tahu apa
Rasyida dan Ariza
Puisi Esai oleh Syaefudin Simon, Wartawan/Esais Rasyida adalah wanita yang sangat menyintai ArizaPun Ariza. Sangat menyintai RasyidaKeduanya
Pahlawan Abad Ini
Oleh Denny JA Bukan dari bawah Pohon MahabodhiBukan pula dari Bukit SinaiBukan dari Khotbah di atas BukitBukan
Awal dari Akhir?
Oleh Denny JA “Apakah wabah ini segera berakhir?”Kau bertanya dari ruang isolasiNafasmu terengah-engahVirus corona sudah bertahtadi paru
Di Masa Sulit
Puisi oleh: Denny JA Kita berbeda,Ujarnya gelisahWalau kita sama terkurungDiisolasi oleh ini wabah Tapi, ujarnya“Rumahmu besarKau bisa
Surau-Ku Mati Suri
Oleh: Elza Peldi Taher Panggilan adzan terdengar merdu dari masjidMenyeruak sepi senyap kampung menunggu fajarMenggugah bangun dari
Tanggung Jawab Sang Pemula
Oleh: Denny JA Tak pernah terjadi sebelumnyaPaus membacakan Misa PaskahTapi tiada satu orangpunBekumpul di Basalika Santo PetrusSenyap
Menunggu Temuan Ilmu
Para Ulama, Pendeta dan BiksuMerenung diamMelihat rumah ibadah yang kosongMesjid, Gereja, ViharaSenyap Boss besar, Industrialisdan para konglomeratterdiammelihat
Ramadhan from Home
Tak pernah kualamiRamadhan seperti ini Tak bisa kucium tangan Ibu di kampung.Karena aku tak bisa mudik Tak
Ketika “Badai Pasti Berlalu”
Ketika era pandemik terlewatiketika “Badai Pasti Berlalu”Zaman ini tak mungkin dilupa Jurnalisme merangkai beritaIlmu sosial merangkai dataTapi
Pahlawan Itu Bernama Mawar
Elza Peldi Taher Kala itu masih nihil kasus CoronaKita berbangga menepuk dadaKasus pertama belum adaSemua merasa lega