KOPI, Jakarta – Adalah mustahil membersihkan lembaga-lembaga negara dari para oknum pelaku korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), jika kita membiarkan orang-orang yang terindikasi KKN masuk Senayan. Hal itu disampaikan Alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, kepada media ini melalui jaringan WhatsApp-nya, menanggapi pemberitaan adanya salah satu anggota DPD RI terpilih dari Provinsi Lampung yang terlibat dalam lingkaran kasus korupsi Bupati Lampung Selatan, Zainuddin Hasan.
“Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang itu tidak dapat dipercaya, karena kecil teranja-anja, setelah besar terbawa-bawa,” kata Wilson mengutip peribahasa orang tua-tua terkait kemungkinan orang yang berperilaku buruk berubah jadi baik, Minggu, 18 Agustus 2019.
Sebagaimana diberitakan beberapa media massa, Ahmad Bastian, anggota DPD RI terpilih dari daerah pemilihan Provinsi Lampung, diduga kuat terlibat menyuap terdakwa tindak pidana korupsi Zainuddin Hasan, Bupati Lampung Selatan nonaktif. Suap fee proyek sejumlah Rp. 9,6 miliar yang disetorkan Ahmad Bastian ke Bupati nonaktif itu dilakukan melalui Agus Bhakti Nugroho pada tahun 2016, untuk memuluskan keinginan Ahmad Bastian mendapatkan proyek dari pemerintah Kabupaten Lampung Selatan.
Baca berita terkait di sini: Didakwa Terima Suap Rp 72 M, Adik Zulhas Terancam 20 Tahun Penjara
Saat ini, Ahmad Bastian bersiap masuk Senayan sebagai Wakil Daerah Lampung di lembaga Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia. Ahmad Bastian terpilih sebagai salah satu dari 4 orang anggota DPD RI dari Provinsi Lampung.
“Jadi, kalau kita biarkan oknum-oknum seperti itu masuk Senayan, sudah pasti makin bobroklah lembaga legislatif di republik ini. Orang yang sudah jelas terindikasi KKN dibiarkan melenggang ke Senayan, tambah habislah uang negara dikorupsi oknum anggota Dewan,” ungkap lulusan dari tiga universitas terbaik di Eropa, Birmingham University Inggris, Utrecht University Belanda, dan Linkoping University Swedia ini.
Wilson menambahkan bahwa beberapa kasus suap yang terjadi di DPD RI justru melibatkan orang-orang yang selama ini dipandang bersih dan kaya secara materi. “Apa kurangnya Irman Gusman, mantan Ketua DPD RI, yang kena OTT beberapa tahun lalu? Orangnya dikenal bersih dari KKN, juga kaya. Nah, ini dari Lampung, sudah ada indikasi berperilaku koruptif, dia pasti jauh lebih berbahaya dari Irman Gusman yàa,” imbuh Wilson yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PPWI Nasional itu.
Sehuhungan dengan fenomena itu, Wilson mengharapkan agar semua pihak mengambil peran untuk membersihkan lembaga DPR RI dan DPD RI dari oknum-oknum yang diduga tidak bersih. Caranya? “Jangan biarkan oknum semacam itu masuk Senayan, KPU dan KPK harus bergerak cepat, sebelum Senayan jadi sarang koruptor selamanya,” tegas Sekretaris Jenderal Kappija-21 ini mengakhiri pernyataan pers-nya. (APL/Red)
Comment