by

Terkesan Mubazir, Bangunan Program Ketahanan Pangan Kandang Ayam di Desa Sei Gita Mangkrak

KOPI, Kapuas – Program Ketahanan pangan di desa diselenggarakan dengan tujuan menghargai dan mengedepankan kemampuan masyarakat desa dalam mengelola sumber daya pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air untuk kecukupan pangan.

Namun berbeda dengan ketanahan pangan di desa yang satu ini. Bangunan Kandang Ayam di Desa Sei Gita, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng), mangkrak alias terbengkalai. Padahal, bangunan yang dibangun oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Sei Gita, tepatnya di RT 01 bersumber dari dana desa (DD) tahun anggaran 2022 lalu, yang hingga saat ini bangunan tersebut belum jelas asas manfaat dan fungsinya.

Kepada awak media ini, Sabtu 1 Juli 2023 salah seorang warga desa setempat mengkritik program pembangunan yang dianggapnya hanya membuang-buang anggaran. “Bagaimana tidak buang-buang anggaran, mas lihat saja sendiri ke lokasi. Bahkan sampai saat ini tidak berfungsi, bahkan bangunannya sudah ada yang rusak,” ujar narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya.

Dengan nada yang sama, narasumber lainnya yang juga warga desa setempat menyebutkan bahwa bangunan yang dicanangkan sebagai tempat ketanahan pangan di desa tersebut benar adanya. “Hanya saja, bangunan itu terkesan mubazir sebab sampai saat ini belum ada aktivitas apapun di lokasi dimaksud, sehingga tak sesuai dengan tujuan fungsinya,” kata narasumber ini yang juga meminta identitasnya dirahasiakan..

Secara pribadi, tambah dia, dirinya menilai beberapa bangunan di desa mereka ini memang terlihat belum terlihat manfaatnya. “Jadi, sebenarnya kami juga bingung, karena bangunan itu sudah selesai, tapi tak ada aktivitas apa-apa di sana,” imbuhnya.

Sementara dari pantauan media, Sabtu 1 Juli 2023, memang benar adanya, bahwa di lokasi bangunan itu tampak terlihat sebuah bangunan kandang yang tidak berfungsi. Berdasarkan Informasi yang berhasil dihimpun, bangunan tersebut dibangun sejak Kepala Desa dijabat oleh PJ Kepala Desa, yang bersumber dari dana desa (DD) dengan nilai anggaran yang cukup fantastis, yaitu sekitar Rp. 180.000.000 (seratus delapan puluh juta rupiah) untuk sebuah bangunan kandang.

Saat dikonfirmasi kepada mantan PJ Kades, Sunardi, mengatakan bahwa untuk pembangunan kandang ayam sudah dimusyawarahkan dengan masyarakat. “Untuk ketahanan pangan peternakan ayam, sudah kami konfirmasi dengan kecamatan dan musyawarah dengan masyarakat desa, yang awalnya dilakukan peternakan ayam ras. Setelah bangunan selesai, masyarakat meminta untuk dibagikan langsung ke masyarakat ayamnya dan atas kemauan mereka sendiri, jadi ada pengalihan fungsi,” jelas Sunardi.

Lanjutnya, “Terkait untuk pakan ayamnya memang sudah saya jual, namun mengenai hal itu sudah kami koordinasikan dengan dengan kecamatan. Dan seusai masa saya menjabat sebagai PJ Kades, saya sudah menghibahkan program ketahanan pangan tersebut kepada Kepala Desa terpilih (M. Safii) per 28 Agustus 2022, jadi saya sudah tidak ada kewenangan lagi yang berkaitan dengan desa.”

Di tempat berbeda, karena tidak bertemu dengan kepala desa terpilih, media mencoba mengkonfirmasi melalui via WhatsApp, namun sampai berita ini dinaikkan belum ada tanggapan sama sekali dari kepala Desa Sei Gita.

Sementara itu, saat dikonfirmasikan kepada Camat Mantangai melalui via WhatsApp, media ini juga belum mendapat jawaban dan tanggapan. (Spr)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA