by

Tak Tau Diuntung, Bupati Minahasa Tenggara Sebut GMIM Berdosa

KOPI, Sulut – Bupati Minahasa Tenggara (Mitra), James Sumendap, sepertinya menjadi pribadi yang tau di untung, berkat peran gereja dia berhasil meraih posisi orang nomor satu Kabupaten Minahasa Tenggara, dia seharusnya berterima kasih kepada Umat Kristiani khususnya warga GMIM, yang ada di wilayah kekuasaanya yang telah memilih.

“Sangat disayangkan seorang pejabat publik yang notabene warga gereja, mengeluarkan statement yang sangat jauh dari ukuran kecerdasan sebagai seorang bupati, di tengah-tengah situasi yang mestinya dapat menghadirkan rasa tenang, terhibur dan memberi penguatan bagi warga masyarakat yg mengalami situasi duka cita,” ujar salah satu tokoh agama yang tidak mau identitasnya di publish.

Selain itu, James Sumendap, dinilai tidak tahu berterima kasih, bagaimana mungkin dia harus memperhitungkan pemberiannya terhadap gereja sebagai utang politik secara kelembagaan. “Bagi saya mestinya dia yang patut disebut berdosa apabila tidak memberi kepada gereja, sebab warga telah berbuat terlebih dahulu,” ujarnya

Lebih lanjut, tokoh agama menambahkan “ketika dia jadi bupati, menjadi bukti bahwa keberhasilannya itu tidak terlepas dari  peran gereja. Jika dia tidak berbuat apa-apa terhadap gereja justru dia-lah akan berdosa, bukan sebaliknya menyebut GMIM berdosa kalau tidak memilih PDI-Perjuangan. Tanpa disadari ucapan tersebut  bisa menjadi preseden yang buruk terhadap dirinya,” ucap sosok yang di kenal sebagai pelayan Tuhan (Pendeta).

Selain ungkapan keprihatinan terhadap ucapan oknum bupati Mitra, hamba Tuhan itu berkata “ucapannya bisa jadi bomerang dan sangat mungkin ada konsekuensi-konsekuensi yang bakal terjadi atas dirinya karena ini menyangkut gereja, yang sifatnya mulia dan sakral. Gereja adalah perlambangan dari tubuh Yesus Kristus,” tandasnya

Konten video yang berisikan ungkapan-ungkapan tak pantas dari seorang bupati Mitra, yang di unggah di media sosial (Medsos) lewat aplikasi tik tok, menuai beragam pendapat dari sejumlah warga GMIM misalnya, dari seorang politisi senior sebut saja namanya, John Sumual.

Kepada media ini, Sabtu (9/9/23) mengatakan, “JS tidak hanya melecehkan institusi GMIM, tapi lebih dari itu. Yang bersangkutan telah melecehkan gereja, yang adalah tubuh Kristus, bukan cuma GMIM bahkan GPDI sempat di sentilnya,” kata Sumual, mantan anggota Dekab Minsel.

Pendapat lainnya datang dari lelaki yang bernama Derek Palit, mantan PNS Kota Tomohon, “saya sangat menyayangkankan ucapan dari seorang pejabat dan tokoh publik, bupati lagi tapi seperti orang kelas jalanan, arogan, tak beretika, talalu arogan orang model bagini….terjadi kesombongan politik,” aku Derek Palit.

Lain halnya dengan Alfa Kembuan, menurutnya “selama ini bagus-bagus mungkin mantan anggota Deprov. Sulut itu, khilaf, sehingga salah berucap, dengan dialeg kental Manado Kembuan berujar  selama ini kita lia beliau bagus-bagus, mar ini so salah bicara dia, sebagian orang so ilang simpati pa dia,” tuturnya.

Ungkapan lainnya juga sempat di suarakan seorang ASN yang enggan namanya disebut, dengan nada sedikit bertanya, ada di Alkitab mana, pasal dan ayat berapa itu GMIM berdosa, seenaknya menyebut GMIM berdosa, instropeksi diri dulu, apakah dia tidak berdosa, atau sebaliknya mungkin dia yang lebih berdosa, tidak cocok jadi panglima Panji Joshua, bagus jadi panglima “dora emon,” dengan nada kelakar.

Bahkan ada seorang warga dan mantan majelis, sebutlah Yustan Rumewo, “saya menengarai, ucapan oknum Bupati Mitra itu, pertanda mulai ada ketakutan, menurutnya masyarakat sudah cerdas tidak bisa di bohongi lagi.
Itu tanda-tanda mulai ketakutan, masyarakat mulai mengerti tentang dunia politik, So ndak cocok jadi panglima Panji Joshua orang seperti itu,” ujarnya

Tanggapan yang tidak jauh berbeda juga datang dari sosok milenial, Charles Brando Talumingan, “dia mendesak agar James Sumendap, di copot dari jabatannya sebagai panglima Panji Joshua, ganti pa dia sebagai Panglima Panji Yosua, tidak mencerminkan sebagai seorang pelayan, dia itu
talalu menghina torang sebagai Jemaat GMIM, nyanda pantas pelayan kong model bagitu,” tegasnya.

Sementara itu, salah satu tokoh agama berlatar belakang pendeta ikut terusik dengan kata-kata penguasa Mitra itu, “mengapa? Ini kan sudah berbicara gereja. Gereja yang Kudus dan Am. Jadi, dengan demikian ungkapanya itu telah bersinggungan langsung dengan umat Kristiani dan Denominasi Gereja secara keseluruhan,” terangnya.

Sosok yang di kenal sebagai tokoh Nusa Utara menambahkan, video yang terkait dengan ucapan JS yang viral dimana-mana, bukan cuma di Indonesia, tapi di seluruh belahan bumi, dan kini membuat mata dunia tertuju ke daerah kita, mengapa gereja sudah seperti ini, di politisasi untuk kepentingan tertentu.

Di bagian lain sosok yang juga di dapuk sebagai Ketua Dewan Penasehat salah satu Ormas, tempat berhimpunnya warga Nusa Utara menilai, bantuan yang di berikan Bupati Mitra kepada sejumlah aliran agama itu kan bukan duitnya PDI-P, tapi uang Negara/Daerah, kebetulan saja dia bupati.

Sepertinya bupati yang satu ini tidak tau tempat dan di mana dia berada. Mestinya dari mulutnya keluar kata-kata penghiburan yang menguatkan keluarga  agar tetap tabah dalam menghadapi duka nestapa dan ucapan turut berbela sungkawa tentunya, bukan mendiskreditkan, merendahkan dan melecehkan  institusi agama.

Berbeda dengan sosok ASN yang satu ini, di mana dalam kesehariannya mengabdi di salah satu institusi hukum mengatakan, kalau pendapat saya, ucapan  itu sudah termasuk dan tergolong penistaan agama. Jika benar tergolong sebagai penistaan agama, maka sangat terbuka peluang bagi setiap warga GMIM melaporkan yang bersangkutan ke Polda Sulut dengan tuduhan penistaan agama. (John-Sulut)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA