by

Corona, Umar, dan Takdir Allah

Begitu pula Surah Hud 6 memberitahu: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (lauhmahfuz).

Masih banyak ayat-ayat sejenis itu dalam Quran. Seperti Surah Hud 56; Al-Ankabut 60; Al-Fathir 2; Az-Zumar 38; dan lain-lain. Semua ini menggambarkan bahwa Allah adalah penentu segalanya. Sehingga tidaklah layak umat beriman menakuti wabh penyakit apa pun. Sebab, kehidupan dan kematian manusia hanya di tangan Allah.

Hadist yang mendukung ayat-ayat Kemahamutlakan Allah tersebut lebih banyak lagi. Sehingga, jika seseorang yang hanya takut kepada Allah, lalu meninggal karena wabah penyakit, maka ia mati syahid. Ini artinya, ketakutan kepada Allah adalah jihad. Sedangkan kematian akibat virus adalah pengorbanan. Pengorbanan tersebut adalah kesyahidan. Jaminannya surga.

Di pihak lain, tak sedikit pula ayat Quran menyatakan, bahwa setiap perbuatan adalah tanggungjawab manusia itu sendiri. Dalam Surah Al-Mudatstsir 38, Allah menyatakan: “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya.” Pengertian keharusan manusia bertanggungjawab atas perbuatannya, tertulis juga dalam Surah As-Shafat 22-24; An-Naml 18; Al-An’am 164 An-Nahl 25; Yasin 12; dan lain-lain. Begitu pula hadist yang mendukung ayat-ayat tersebut, banyak sekali.

Salah satunya, kisah tentang sahabat bernama Abu Ubaydah yang sangat dekat dengan Rasul. Abu Ubaydah adalah salah satu dari 10 orang yang pertama kali masuk Islam. Nama aslinya Amir bin Abdullah al-Jarrah. Abu Ubaydah termasuk sahabat Nabi yang hijrah ke Habasyah (Ethiopia) dan ikut hijrah ke Madinah bersama Rasul.

Suatu ketika ‘Amr bin Ash bertanya kepada Nabi Muhammad. “Ya Rasul, siapakah orang yang paling Baginda senangi di antara para shahabat” “Abu Bakar”, jawab Nabi. “Lalu siapa lagi?” “Abu Ubaydah bin al-Jarrah,” lanjut Rasul.

Di kesempatan lain, ketika Nabi telah meninggal, seorang shahabat bertanya kepada Aisyah, isteri Rasul. “Siapakah dari shahabat Nabi yang paling beliau senangi?” “Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaydah bin al-Jarah,” Jawab Aisyah.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA