by

Corona, Umar, dan Takdir Allah

Wafat karena Virus Penyakit

Suatu ketika, Umar Ibn Khattab bersama para shahabat hendak bepergian dari Madinah ke Syam (kini Suriah). Ketika rombongan sampai di sebuah tempat yang bernama Sargha, Umar bertemu Ubaydah bin Jarrah dengan rombongannya yang juga menuju Syam.

Tetiba, seseorang datang menemui Umar dan Abu Ubaidah. Ia memberitahu bahwa kota Syam sedang dilanda wabah penyakit (thaun) yang ganas. Umar ragu untuk meneruskan perjalanannya. Ia panggil para shahabat Muhajirin senior untuk bermusyawarah. Ada yang mengusulkan, Umar beserta rombongan harus tetap melanjutkan perjalanan ke Syam. Sebagian lain berpendapat sebaliknya. Umar dan rombongan kembali saja ke Madinah, karena ada wabah penyakit ganas di Syam.

Tak ada kata sepakat di antara anggota rombongan. Ketika perdebatan memanas, tetiba datanglah Abdurrahman bin Auf. Adurrahman mengaku pernah mendengar Rasul bersabda: “Jika kalian mendengar wabah penyakit menerjang suatu negeri, maka janganlah kalian menuju negeri itu. Namun jika kalian berada di negeri yang sedang dilanda wabah, maka janganlah kalian keluar dan lari dari negeri itu.” Sebuah hadist yang jenial sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern.

Mendengar informasi dari Abdurahman bin Auf, Umar memutuskan batal ke Syam. Lalu kembali ke Madinah. Tapi Ubaydah menolak keputusan tersebut.

“Apakah kamu hendak lari dari takdir Allah, wahai Umar?” kata Ubaydah. Bagi Ubaydah, terkena wabah penyakit atau tidak, itu sudah takdir Allah. Ubaydah dan rombongannya meneruskan perjalanan ke Syam.

“Andai saja yang bertanya ini bukan dirimu, wahai Ubaydah, sahabat kinasih Rasul,” kata Umar kepada rombongannya yang tidak bisa menahan kepergian Ubaydah dan kawan-kawannya ke Syam — “Kami akan menjawab, kami lari dari satu takdir menuju takdir yang lain. Semuanya sama-sama takdir Allah.

Bagaimana pendapatmu jika kamu membawa seekor unta di sebuah lembah dengan dua sisi, ada sisi yang subur dan ada sisi yang tandus? Mana yang kau pilih? Seandainya kau membawanya ke sisi yang subur, sesungguhnya itulah takdir Allah. Tapi jika kau membawanya ke sisi yang tandus, itu pun takdir Allah,” kata Umar panjang lebar. Setelah itu, Umar pn kembali ke Madinah.

Bawang Tunggal Madu (https://www.tokopedia.com/madubaduy)
______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA