by

Pentingnya Membangun Infrastruktur Pencegahan Banjir

Malaysia juga sering dihajar banjir. Kuala Lumpur membuat proyek pengendalian banjir yang disebut Stormwater Management and Road Tunnel (SMART). Proyek ini bukan hanya untuk pengendalian banjir di Kuala Lumpur, tapi juga mengatasi kemacetan di pintu masuk Kuala Lumpur dari arah selatan Sungai Besi. Lingkup proyek SMART mencakup pembuatan terowongan (bypass tunnel) sepanjang kira-kira 9,7 km, pembuatan kolam-kolam penampung air, dan pembuatan twin box culvert outlet structure. Dari kajian yang dilakukan, kolam-kolam penampung dan terowongan ini akan mampu menampung air banjir sebanyak 3 juta meter kubik.

Thailand yang kerap banjir juga punya solusi. Thailand ini mempunyai sistem yang disebut “pipi monyet”. Pipi monyet adalah sistem penampungan yang terdiri dari 21 wadah penampungan air hujan. Penampungan ini dapat menampung air hujan yang berlebih hingga 30 juta kubik. Lalu pada musim panas, air ini dapat digunakan untuk keperluan konsumsi warga Bangkok, termasuk di antaranya air minum dan air keran.

Belanda yang dikelilingi air, meggunakan sistem polder untuk menghadang banjir serta mengontrol ketinggian air. Polder merupakan sebidang tanah yang rendah, dikelilingi oleh tanggul yang membentuk semacam kesatuan hidrologis buatan. Ini artinya tak ada kontak dengan air dari daerah luar, selain yang dialirkan melalui perangkat manual ke tempat tersebut. Air buangan seperti air hujan di kumpulkan ke area Polder ini, dan di pompa ke sungai atau kanal yang langsung bermuara ke laut. Polder merupakan sistem tata air tertutup yang meliputi berbagai elemen seperti tanggul, pompa, saluran air, kolam retensi, pengaturan lahan dan instalasi air kotor terpisah (Gebyok, 2020).

Dari gambaran di atas, setiap kota besar dunia mempunyai infrastruktur yang hebat untuk mengatasi banjir. Kota-kota besar di Indonesa seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Padang, dan Makasar sudah seharusnya mulai membangun infrastruktur yang hebat untuk mengatasi “limpahan air” hujan yang niscaya makin lama makin besar volumenya. Ini terjadi karena kota besar di mana pun, niscaya akan terus berkembang. Lalu, ruang terbuka hijau untuk resapan air hujan pun berkurang. Jika sudah demikian, banjir pun datang tanpa bisa dicegah.

Itulah sebabnya, membangun infrastruktur untuk mengantisipasi banjir adalah niscaya! Tak ada waktu terlambat untuk membangun kota besar yang hijau dan ramah lingkungan. Setiap peristiwa, termasuk banjir besar, adalah pelajaran yang harus kita jadikan hikmah untuk memperbaiki diri.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA