by

Kebun Radiasi di Serpong Sudah Aman!

Akan tetapi, satu catatan. Yang meninggal itu bukan karena PLTN Fukushima. Mereka terempas oleh tsunami. Sekarang, beberapa PLTN-nya sudah dioperasikan kembali karena mereka paham bahwa suplai energi listrik ialah darah perekonomian. Tidak ada aliran darah, tubuh akan mati. Perekonomian mereka akan terpuruk.

‘Cepat bangkit’ menjadi budaya Jepang yang harus kita tiru. Cepat bangkit dari fobia kebun radiasi Batan memang ada, tapi harus cepat bangkit juga. Paparannya jauh sangat kecil dari kejadian Fukushima, dan sebentar lagi juga sirna.
Tidak ada yang harus ditakutkan dengan paparan radiasi. Dalam kehidupan sehari hari, manusia sudah terpapar radiasi alam, seperti radiasi kosmik dari matahari.

Dalam setahun, rata rata tubuh manusia menerima paparan radiasi kosmik dari matahari sekitar 0,4 mSv/tahun. Menonton TV, misalnya, juga bisa terkena paparan radiasi 0,005 mSv/jam. Saat naik pesawat terbang, manusia terpapar radiasi jauh lebih besar jika dibandingkan dengan berada di bumi. Di kapal terbang paparan radiasinya 0,39 mSv per jam.

Dari makanan, radiasinya sekitar 0,4 mSv/tahun. Dari bahan bangunan atau dinding, sekitar 0,5 mSv per tahun. Malah, PLTN hanya memaparkan 0,0002 mSv/tahun. Ini berarti hanya 1/2.000 dari paparan radiasi makanan per tahunnya. Kecil sekali.

Adanya PLTN tidak akan menambah tinggi paparan radiasi di tubuh manusia. Bukan sesuatu yang menakutkan. Manfaat PLTN jauh lebih banyak. Jangan sampai isu radiasi di sepetak kebun akan melindas program pembangunan PLTN Indonesia.

Satu PLTN saja sudah bisa menjadi pengikat sistim energi di Indonesia, selain suplai energi listrik yang meningkat. Adanya PLTN akan sangat meningkatkan rasa percaya diri bangsa. Indonesia akan menjadi negara yang kuat dan disegani. Apalagi jika ditengok dari sisi ketahanan dan keamanan negara.

Banyak jenis PLTN, tapi generasi 4-lah yang mempunyai sistem keselamatan tertinggi. Salah satunya PLTN yang sudah dimulai desainnya oleh Batan, yaitu reaktor daya eksperimental (RDE). Desain RDE mendapat apresiasi dunia internasional. Tapi sayang, di negeri sendiri kurang mendapat perhatian pemerintah.

Bawang Tunggal Madu (https://www.tokopedia.com/madubaduy)
______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA