by

Fukushima, Chernobyl dan Three Mile Island, “Kartu Truf” Desain Teraman PLTN

KOPI, Jakarta – Jika berbicara terkait teroris, sepertinya menegangkan. Kejam, tidak berperikemanusiaan, pembunuh berdarah dingin dan bermunculanlah stereotipe teroris yang membuat bulu kuduk berdiri.

Tapi mengapa teroris tidak pernah tertarik untuk mensabotase Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)? Menara kembar World Trade Center (WTC) terbukti jauh lebih menggoda iman teroris. Beribu manusia habis dalam sekejap akibat aksinya. Tanpa basa basi.

Pertanyaannya sekarang, apakah PLTN memang tidak bisa dijadikan nilai jual yang tinggi, untuk digunakan sebagai target teroris, demi mencapai apa yang dicitakannya? Jangan jangan memang teroris jauh lebih cerdas dari apa yang kita sangka. Hayyooo…

Sepertinya ‘iya’ deh….

Jika diibaratkan sebagai seorang gadis, PLTN mungkin imagenya cenderung ‘bak gadis cantik yang ‘Scholar’ – berpendidikan tinggi, ahli beladiri, tapi punya talenta ‘seni panggung’ – sehingga sangat peduli pada tampilan yang cheqi. Pokoknya, sangat ‘perfectionist’ deh.

Masa iya? Coba saja lihat berbagai foto terkait PLTN yang ada di dunia. Selalu tampil dengan lingkungan yang sangat nyaman bak taman bermain. Sangat menggoda.

Hidup berdampingan dengan PLTN identik dengan ‘hidup nyaman nan bersih’. Di Jepang, hanya dalam jarak beberapa ratus meter dari PLTN, sudah terasa adanya denyut perekonomian, yang dipenuhi dengan pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi.

Tapi mengapa kita takut terhadap PLTN, begitu juga teroris. Berarti mempunyai PLTN itu identik dengan bebas teroris donk ya. Berarti juga bebas dari terciptanya korban donk, makanya tidak menggoda hati teroris. Karena adanya aksi teroris pasti banyak korban yang kan tercipta.

Pembuktian nyata : Three Miles Island (TMI), Chernobyl dan Fukushima
450 unit PLTN yang beroperasi, yang men supplai hampir 11% kebutuhan listrik dunia, sudah terlengkapi dengan data dari eksperimen nyata. Apa saja eksperimen nyata PLTN itu? Adalah peristiwa TMI, Chernobyl dan Fukushima! Ke 3 peristiwa dunia ini telah membuktikan secara hakiki bahwa desain PLTN yang beroperasi saat ini itu amat sangat AMAN.

nDOBOS? Tidaklah….

Seluruh desain pembangkit, jika diliterasi dengan bahasa yang mudah, selalu dilatar belakangi oleh “rasa takut akan kematian”. Percaya atau tidak, rasa itulah yang selalu dipakai oleh anti nuklir untuk menyerang PLTN. Menyelorohkan bahwa jika punya PLTN pastinya dekat dengan jumlah korban yang tinggi jika terjadi kecelakaan. Dan pastinya, masyarakatpun menjadi gentar, antipati terhadap PLTN, karena takut kehidupannya terenggut.

Sekarang kita lihat data konkrit dari 3 peristiwa PLTN. Berbasis kacamata ‘kesehatan’. Setelah 41 tahun berselang. Data Kesehatan personel yang waktu itu dianggap sebagai korban, sangat menarik untuk di simak.

Helen Caldicott, dokter medis Australia, pernah memprediksi jumlah korban terkait Fukushima di The New York Times. Mendekati se-juta manusia. Tetapi, selang hampir 10 tahun, angka tersebut berubah total. Menjadi NOL. Wow!

Chernobyl, awal diberitakan diprediksi 4000 korban. Kini, berbasis data kesehatan yang dipantau selama 34 tahun, terevisi menjadi hanya 200 orang. TMI tidak menimbulkan korban jiwa. Dan, jika disimpulkan, korban kematian akibat nuklir selama 60 tahun, yang hanya sekitar 200 jiwa.

Coba bandingkan dengan jumlah korban kecelakaan pembangkit bendungan Banqiao tahun 1975 di China yang runtuh dan menewaskan hampir 230.000 jiwa. Kematian akibat kecelakaan mengemudi per tahun sekitar 1.350.000 orang, kecelakaan kerja 2.300.000 dan akibat polusi udara 4.200.000.

Jadi, PLTN menjadi luar biasa aman.

Jika memang yang ditakutkan itu radiasi, sejauh mana sih mengancamnya? Sampai kita takut mati karena radiasi.

Jepang telah bergelut penelitian ‘nyata’ efek radiasi hampir 80 tahun, sejak peristiwa bom atom Hiroshima dan Nagasaki di tahun 1945. Pantauan utamanya adalah kanker tiroid, yang dianggap sebagai efek terparah akibat radiasi.

Peristiwa bom Atom hanya memberikan tingkat kemungkinan terkenanya kanker 10% lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak terkena imbas bom atom pada saat itu.

Peristiwa Chernobyl, pada awal peristiwa memprediksi jumlah penderita sejumlah 16.000 orang, setelah berjalan beberapa tahun, angka tersebut kini menjadi hanya 160 orang. Inipun tidak bisa dibuktikan secara medis bahwa kanker tiroidnya itu disebabkan oleh karena radiasi.

Ditambah pula, kemutakhiran ilmu kedokteran telah menipiskan kemungkinan kematian akibat kanker tiroid menjadi hanya 1%. Menjadi penyakit yang relatif mudah disembuhkan.

Selain itu, catatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis, bahwa kematian 19 responden awal peristiwa Chernobyl, adalah akibat TuberColosis (TBC), sirosis hati, serangan jantung dan trauma. Tidak satupun karena kanker.

Fakta ini telah membopong Amerika masuk pada suatu kesimpulan bahwa “korban kematian akibat radiasi peristiwa Chernobyl menjadi tidak bisa dibuktikan.” Atau, dengan kata lain, bahwa radiasi bukanlah penyebab kematian ke 19 responden tersebut.

Semua ini benar benar “The Shocking Truth”!! Hal yang sangat mengejutkan!!

“Radiasi tidak bisa dimasukkan sebagai peneror yang menyebabkan kematian”.

Dan, data hasil pantauan Kesehatan tersebut menjadi suatu pembenaran bahwa Desain PLTN yang beroperasi saat ini, yang masuk dalam desain generasi 1 (desain tahun 1950-an) dan 2 (desain tahun 1970-an), telah benar benar terbukti aman.

Bukti data kesehatan terkait eksperimen nyata, ke 3 peristiwa PLTN ini juga telah menukikkan persepsi yang keliru. Kembali pada kitoh awal bahwa Desain PLTN berpendingin air, yang telah beroperasi selama lebih 60 tahun, 1000 MW-an, adalah AMAN.

Pembuktian ini juga telah membawa pada suatu pergeseran pemahaman, terhadap besaran paparan radiasi, mana batas aman dan tidak aman yang selama ini telah diyakini. Benarkah masih bisa digunakan? Ditambah lagi bukti, contohnya daerah tambang Uranium Colorado Amerika, adalah daerah yang mempunyai paparan radiasi lingkungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya. Tetapi, penduduknya menempati rangking terendah sebagai penderita kanker di Amerika.

Jadi, tidak perlu gusar dengan isu radiasi. Peristiwa akbar PLTN saja sudah membuktikan bahwa radiasi tidak menimbulkan kanker, apalagi radiasi akibat kosmik dari matahari sekitar 0,4 mSv, menonton TV 0,005 mSv/jam, naik pesawat terbang 0,39 mSv/jam perjam. Super duper tidak membahayakan Kesehatan.

So, PLTN – siapa takut!!

(Oleh : Dr. Geni Rina Sunaryo, Alumnus Tokyo Univesity, Japan)

This image has an empty alt attribute; its file name is madu_banner_PERSISMA.jpg

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA