
KOPI, Jakarta – Hari-hari ini di medsos sedang ramai istilah menarik: covidiot. Yang secara literatur, artinya bisa diduga. Terkait corona diseases. Tapi idiot.
Prof. Dr. Djoko Santoso, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Unair, Surabaya dalam kolomnya di Media Indonesia (23/3/020) menjelaskan, bahwa istilah covidiot muncul sebagai bentuk kejengkelan pada orang-orang yang tak peduli penyebaran wabah Corona Virus Diseases 2019 (Covid-19).
Mereka tetap beraktivitas seperti biasa. Tak mau diam di rumah. Tak mau menjaga jarak dengan orang lain (social distancing). Dampaknya, covidiot ini menjadi kapal induk pembawa virus dan menyebarkannya kepada publik.
Covidiot adalah manusia super egois dan ngawur saat pandemic Covid-19. Covidiot tak peduli. Mereka percaya semua itu Tuhan yang mengatur. Aktivitas berkumpul melibatkan banyak orang yang sangat berbahaya mereka lakukan. Padahal aktivitas itu sangat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Gara-gara covidiot, virus corona menyebar lebih cepat dari perkiraan. Sulit terlacak dan menginterupsi tempat-tempat yang tak terduga. CoV tersebar jauh ke tempat terpencil, dan sulit terjangkau petugas kesehatan. Misalnya Covid-19 sudah masuk ke pedalaman Kalimantan dan Papua. Jelas ini gegara ulah covidiot.
Tetiba, sebagai orang yang ingin memanfaatkan nuklir untuk kesejahteraan masyarakat, aku terpanggil untuk membuat istilah baru: Nuklidiot. Kata nuklidiot jelas belum ada referensinya dalam science and nuclear engineering.
Comment