by

Aktualisasi Diri dan Warisan Denny JA

Nama saya pada 1986-1988 mungkin agak dikenal, karena saya sudah aktif menjadi wartawan di harian Pelita, meski saat itu masih berstatus mahasiswa. Di harian bekas milik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang diakuisisi Golkar itu, saya sempat menjadi Redaktur Dikbud, yang diberi kewenangan mengelola dan mengisi halaman sendiri.

Nah, saya waktu itu sempat menciptakan polemik di rubrik yang saya kelola, dengan meminta Denny JA menulis artikel, untuk kemudian ditanggapi oleh para penulis (baca: aktivis mahasiswa) lain. Topiknya adalah tentang peran kelompok studi mahasiswa.

Saat itu nama Denny JA memang sudah populer di kalangan aktivis mahasiswa, karena tulisannya sering dimuat di media massa, khususnya di media bergengsi Kompas. Redaktur Kompas St. Sularto tampaknya banyak memberi ruang di halaman Opini Kompas untuk gagasan-gagasan Denny.

Artikel Pertama Menanggapi Denny

Saya juga pernah menulis artikel tentang gerakan mahasiswa yang dimuat di rubrik opini harian Kompas. Tulisan itu merupakan tanggapan terhadap tulisan Denny JA, yang sudah dimuat sebelumnya di Kompas. Itulah artikel opini pertama saya yang dimuat di Kompas, sebelum saya kemudian melamar, diterima dan resmi bekerja sebagai Reporter di Kompas (Oktober 1988 – Juni 1995).

Sebelum ke Kompas, saya dipecat dari Pelita pada 1988 karena terlibat dalam aksi membentuk serikat pekerja. Aksi pengumpulan tanda-tangan itu adalah untuk menggalang dukungan bagi pendirian serikat pekerja. Aksi itu saya galang bersama aktivis senior HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan wartawan penyair Soeparwan G. Parikesit, yang kemudian mendapat “tantangan” dari pimpinan Pelita.

Lepas dari Koran Pelita, saya lalu berkiprah sebagai wartawan Kompas sampai terpaksa mundur pada Mei 1995. Saya dipaksa mundur dari Kompas karena keterlibatan saya di dua organisasi. Yakni, sebagai salah satu Ketua DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) yang dipimpin Muchtar Pakpahan, dan sebagai salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

Bawang Tunggal Madu (https://www.tokopedia.com/madubaduy)
______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA