KOPI, Mamuju – Produksi minuman gelas yang kemasannya terbuat dari plastik kurang diimbangi oleh pengelolaan daur ulang. Hal itu menyebabkan kemasan plastik air minum dan sejenisnya meningkatkan polutan semakin besar di dunia. Selain menimbulkan polusi di bumi, kemasan plastik yang sulit larut di alam bebas mengotori lingkungan, ikan di laut, burung dan satwa karena termakan tanpa disengaja.
M. Rios Mendoza, juru bicara peneliti Exposition of the American Chemical Society (ACS), mengatakan kepada National Geographic Indonesia beberapa waktu yang lalu bahwa produksi massal plastik yang dibarengi oleh pengelolaan limbah yang tidak layak telah membuat serpihan plastik menjadi polutan yang paling banyak memenuhi pantai dan lautan di seluruh dunia.
“Tak terkecuali dengan Great Lakes,” kata Lorena M Rios Mendoza, juru bicara tim penelitian tersebut.
Jumlah limbah plastik itu sendiri mencapai 1.500 sampai 1,7 juta partikel per 2,5 kilometer persegi. “Ironisnya, berhubung limbah tersebut berukuran kecil, ikan seringkali keliru dan mengira plastik tersebut merupakan makanan,” katanya.
Comment