by

Menyatukan Kembali Keindonesiaan Kita

Tapi apa yang terjadi? Alih-alih menghentikan, atau paling tidak mengurangi pemakaian sumber energi fosil itu, yang terjadi malah sebaliknya. Kebutuhan dunia terhadap sumber energi fosil tiap tahun bertambah. Melihat fenomena itu, pemerintah Indonesia sekuat tenaga mulai mencari sumber energi alternatif seperti angin dan matahari.

Alhamdulillah di era pemerintahan Jokowi upaya tersebut dilakukan dengan serius. Di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, misalnya sudah dibangun kincir-kincir angin raksasa untuk memanen energi bayu yang potensinya sangat besar. Kini puluhan ribu rumah di Sidrap bisa memakai listrik dari sumber energi angin. Kita berharap di masa datang, pembangunan pusat listrik sumber tenaga angin makin diperluas. Itu tantangan seius yang harus dihadapi bangsa Indonesia dalam rangka menyelamatkan bumi dari global warming.

Kemudian masalah pangan. Jika bangsa Indonesia tidak melakukan diversifikasi pangan atau mencari bahan pangan nonberas – niscaya sampai kapan pun, Indonesia akan terus terancam krisis pangan. Padahal, Indonesia adalah negara yang amat kaya bahan pangan, khususnya sumber karbohidrat. Kita tahu, tanaman pengganti beras di Indonesia jumlah jenisnya sangat banyak. Ada ubi, singkong, sorgun, gembili, garut, sagu, ganyong, dan banyak macam lagi. Jumlahnya mencapai hampir 100 macam. Jika tanaman-tanaman tersebut dikembangkan sebagai pengganti beras, niscaya Indonesia akan makmur dan tak pernah terancam krisis pangan.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

WARTA MENARIK LAINNYA