by

Masyarakat Desa dan Kata “Sejahtera”

KOPI, Jakarta – Saat ini kita diperhadapkan dengan kenyataan bahwa lebih enak tinggal di kota dari pada tinggal di desa. Asumsi ini yang disampaikan oleh turun-temurun dari generasi ke generasi. Disampaikan oleh orang-orang yang sudah melihat betapa suksesnya orang-orang yang hidup di kota.

Ditambah lagi mungkin ada beberapa tetangga-tetangganya yang memilih merantau ke kota dan ketika pulang menjadi seorang yang berbeda dari sebelumnya. Padahal orang itu belum tentu sukses dan bahagia. Pemikiran yang ditanam ini membuat masyarakat berbondong bondong pindah ke kota-kota sehingga kota-kota saat ini menjadi padat.

Benar adanya kehidupan di kota memang lebih maju dan lebih diperhatikan. Tetapi ini membuat kita prihatin dengan pemikiran sederhana masyarakat desa. Ada yang berpikir untuk mengadu nasib, ada juga yang berpikir nyaman di desa.

Inilah yang menjadi pusat perhatian kita. Masyarakat desa telah lama hidup dan tinggal secara sederhana. Mungkin ada yang berfikir bahwa mereka itu memiliki nilai kearifan lokal, namun kita perlu sadari pula bahwa kearifan lokal yang mereka miliki terkadang tidak mencukupi kehidupan keluarga mereka.

Kearifan lokal memang menjadi daya tarik dari pada pedasaan itu sendiri, namun perlu kita ketahui bahwa ketika kita datang dan berkunjung kewilayah pedesaan untuk yang mana saat ini kita kenal dengan sebutan healing kita bisa melihat begitu berbedanya kehidupan kita dengan mereka yang ada di desa.

Bukan merusak kearifan lokal tersebut melainkan seharusnya kearifan tersebut bisa dinanfaatkan lebih dan dikembangkan lebih baik lagi. Karena kita saja warga perkotaan menyukai suasana dan keindahan alamnya, begitu pula dengan turis-turis pastinya akan merasakan hal yang sempurna.

Seharusnya adanya pemberian pandangan atau pemahaman kepada mereka masyarakat pedesaan agar dapat memanfaatkan sumber daya alam yang mereka punya dengan sebaik mungkin. Mengapa dikatakan demikian, karena beberapa kali melakukan perjalanan ke pedesaan tempat tempat yang menjadi target wisata tidak dikelola dan dijaga dengan baik oleh warga setempat yang mana mereka mengelola sendiri.

Ini yang menjadi perhatian kita dan pemerintah. Seharusnya dapat berikan himbauan bahwasannya dapat dikelola lebih baik lagi sehingga mendatangkan wisatawan yang lebih ramai lagi sehingga mulai mencukupi kebutuhan kebutuhan hidup mereka.

Selain dari pihak warga desanya, pemerintah juga seharusnya mengangkat tempat tempat wisata lokal tersebut agar dapat bersaing dengan wisata-wisata perkotaan yang mana seharusnya tempat wisata pedesaanlah yang menjadi point utama disebarluaskan dan diberi akses untuk membuat nya ramai dan terkenal dibandingkan wisata di kota.

Karena masyarakat pedesaan masih banyak yang menggantungkan kehidupan mereka pada tempat-tempat wisata tersebut. Jika tempat itu sepi mereka juga pendapatannya sedikit, begitu sebaliknya jika ramai pendapatan pun lumayan banyak.

Berbeda dengan wisata perkotaan yang mana mereka mencari keuntungan sebesar-besarnya. Inilah yang menjadi point dari opini saya ini bahwasannya masyarakat desa rata-rata masih dikatakan bahwa mereka tidak bisa sejahtera, dan masih susah dalam segala aspek baik pemikiran maupun kehidupan.

Padahal yang sudah jelas kita ketahui mereka memiliki sumber daya alam yang luar biasa indah dan memiliki nilai yang sangat mahal. Tetapi bukan berarti ini menjadi tujuan untuk orang-orang beruang memanfaatkannya.

Saling membantu merupakan dasar dari kehidupan manusia.

(Opini oleh: Eliansen, foto : semiotika ilustrasi)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA