KOPI, Surabaya – Salah satu tantangan bagi petani tebu adalah di bagian evaluasi dini ketika proses pemanenan tebu. Selama ini hasil rinci panenan tebu baru dapat terlihat ketika panen raya. Hal itu disampaikan Kepala Bagian Sekretaris Perusahaan PTPN X Jawa Timur, Aris Handoyo, S.P., S.Sos., M.M., ketika memberikan pengarahan kepada kelompok petani tebu Jawa Timur, Senin, 15 Mei 2023.
“Padahal, seharusnya estimasi tonase pohon tebu sudah bisa diukur sebelum panen dilakukan jika petani memiliki metode yang tepat. Hal ini dapat menghindarkan petani dari kerugian sedini mungkin,” ujar Aris Handoyo di depat ratusan anggota kelompok petani tebu yang menghadiri acara itu.
Sebagaimana diketahui, PTPN X Jawa Timur menggelar acara Group Discussion Solution (GDS) dengan tema ‘Evalusi Berkala Secara Nyata, Antisipasi Sebelum Rugi’. Acara yang dilakukan di aula salah satu hotel di Surabaya tersebut bertujuan untuk peningkatan produksi gula dalam negeri. PTPN terus berupaya membantu secara teknis pemeliharaan tebu rakyat.
Menggandeng Konsultan Pemetaan Drone
PTPN juga menggandeng salah satu vendor konsultan pemetaan, yaitu PT. Digital Global Eksplorasi (DGE) yang menjelaskan pentinya teknologi pemetaan sejak dini untuk kebutuhan perkebunan. Perkebunan tebu ini sangat rawan terhadap “blank zone”. Wilayah blank zone tidak dapat terlihat dengan jelas melalui pandangan mata biasa, hanya bisa dilakukan oleh teknologi nir-awak (drone – red) yang melalukan pemotretan di udara.
“Tidak sekedar melakukan pemotretan saja, teknologi drone yang digunakan harus bisa terintegrasi dengan koordinat dan GPS untuk bisa menentukan skala sehingga dari photo yang didapatkan bisa dijelaskan lahan yang mengalami kerusakan untuk diambil solusi kedepannya. Lahan tebu yang sangat luas akan memakan tenaga dan waktu yang besar pula ketika melakukan evaluasi. Sedangkan apabila menggunakan drone dalam sekali terbang bisa melakukan tahapan pemetaan serta evalusi kurang lebih 50 hektar sekali terbang. Hal ini menjadikan lebih hemat biaya dan hemat waktu,” papar pemateri dari DGE.
Mengatasi Blank Zone Sebagai Solusi
Dalam forum PTPN ini, PT. Digital Global Eksplorasi dan para petani tebu yang memiliki lahan puluhan hektar melakukan kerja sama untuk screening lahan. Selama ini, banyak lahan di beberapa daerah, seperti Blitar, Tulungagung, Kediri, Madiun, dan Nganjuk yang mengalami kendala evalusi sejak dini. Akibatnya, saat panen raya sejumlah petani tidak mendapatkan tonase yang diharapkan karena adanya “blank zone” di tengah-tengah lahan yang tidak terdeteksi sejak dini.
Dari Pertemuan ini PTPN sangat berharap kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk peningkatan ketahanan pangan rakyat. Perlu diketahui bahwa hasil produksi tebu merupakan salah satu bahan pokok utama yang dibutuhkan masyarakat secara luas. Oleh karena itu produksi tebu akan sangat berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi masyarakat.
Petani, melalui kelompok-kelompok tani yang telah dibentuk, diharapkan terus berkoordinasi dengan PTPN untuk melakukan tukar-menukar informasi di lapangan. PTPN terus berkomitmen membantu mencarikan solusi terhadap segala keluhan petani tebu dan menjembatani pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.
Langkah Terbaik PTPN Untuk Rakyat dan Petani
Pihak konsultan pemetaan, yaitu PT. Digital Global Eksplorasi juga menyambut baik program ‘Evalusi Berkala Secara Nyata, Antisipasi Sebelum Rugi’ PTPN ini. Sejauh ini, rata-rata pemetaan hanya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar seperti pemilik sawit, tambak udang, tambang dan lain-lain. Baru pertama kali ini program pemetaan untuk antisipasi blank zone menyentuh kebutuhan rakyat dan petani yang dijembatani oleh PTPN Jawa Timur.
Comment