KOPI, Intan Jaya – Pasca kehadiran prajurit TNI dan Polri pada acara penutupan kedukaan keluarga Fam Sani dan beberapa kali kegiatan sebelumnya di Kampung Mamba Bawah, nampak kecintaan masyarakat kampung Hengki Sani kepada TNI-POLRI semakin terbukti. Warga yang sebelumnya membatasi diri untuk berkomunikasi, mungkin karena takut mendapat tekanan dan ancaman dari KST ataupun karena mereka belum merasakan dampak langsung kedekatan dengan aparat keamanan, hari demi hari mulai membuka diri, Senin (7/11/22).
Kali ini, 42 Prajurit Kostrad dipimpin Mayor Inf Anjas, Wadansatgas YPR 305 Tengkorak, bersama 30 Brimob Damai Cartenz, serta Kapten Puji si Bos Mamba dan Kapten Kav Effendi, hadir di tengah-tengah siswa SDN Inpres Mamba, satu-satunya Sekolah di Kampung Hengki Sani. Sekolah yang sebelumnya memiliki siswa sekitar 200 orang anak dengan 9 tenaga pengajar, beberapa waktu ke belakang terlihat sepi. Ini terjadi pasca terjadinya beberapa kali gangguan KST pada tahun 2021 yang lalu.
Semenjak peristiwa itu, tinggallah 45 anak yang aktif mengikuti proses belajar di bawah bimbingan Bapak Henox Tipagau, Kepala Sekolah sekaligus merupakan Kelasis Pastoran Santo Misael. “Sebelumnya, siswa di sini ada sekitar 200. Guru ada 9. Tapi, sejak tahun 2021, jadi seperti sekarang. Sekarang tinggal 45 anak yang bersekolah. Guru sebenarnya sekarang masih ada 3 orang, tapi tidak pernah hadir di sekolah,” jelas Bapak Henox Tipagau kepada Kapten Inf Anwar yang juga turut hadir mendampingi Wadansatgas.
Berbagai kegiatan, di ruang kelas dilaksanakan bersama-sama oleh para prajurit TNI dan Polri. Mulai dari kuis, belajar berhitung, menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan lagu nasional, sampai dengan aksi-aksi kocak untuk menghibur anak-anak agar tidak bosan. Ceria sekali anak-anak Mamba diajari dan dihibur oleh Ksatria Tengkorak dan Brimob Damai Cartenz.
Apalagi, para prajurit juga membagikan peralatan tulis-menulis dan juga makanan kepada anak-anak. Di sela-sela aktifitas menghibur, Serda Luthfi, Bintara Kesehatan Satgas memberikan contoh sekaligus mengajari anak-anak membersihkan hidung, agar tidak mudah terserang penyakit. Perhatian yang diberikan oleh para prajurit membuat Bapak Henox senang.
“Bantuan perlengkapan bagi siswa dan pembagian seperti ini pernah diterima oleh anak-anak dua tahun lalu. Bapak-Bapak TNI-POLRI sekarang baru ada lagi seperti ini. Selama ini, tidak ada perhatian terhadap sekolah. Terima kasih Bapak TNI-POLRI,” ucap Bapak Henox.
Setelah berbagai kegiatan dilaksanakan di kelas, anak-anak diajak ke lapangan halaman depan sekolah untuk diberikan edukasi baris berbaris. Dengan sabar dan telaten, para Prajurit Kostrad dan Brimob memberikan contoh dan mengajari anak-anak.
Selanjutnya, bersama-sama mereka menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Sepatu yang sudah disiapkan oleh Brimob Damai Cartenz dibagikan satu persatu kepada anak-anak. Mayor Anjas, Kapten Puji, Kapten Anwar, Kapten Effendi, Lettu Jefry dan semua prajurit TNI-POLRI yang ikut rombongan, dengan ramah membimbing anak-anak, memasangkan tali sepatu, sampai memakaikan sepatu di kaki mereka. Senyum, tawa dan ceria terpancar dari wajah anak-anak. Betapa bahagianya mereka diperhatikan kebutuhannya oleh prajurit Kostrad dan Brimob Damai Cartenz.
Sekitar dua jam lamanya para Ksatria Tengkorak dari Karawang bersama Brimob Damai Cartenz, Satgas Elang dan BAIS TNI menjalani kebersamaan bersama anak-anak SD Inpres Mamba didampingi Bapak Kepala Sekolah. Tidak nampak rasa takut dari anak-anak Mamba. Bahkan, sepertinya mereka sangat menanti kebersamaan seperti ini. Perhatian yang tulus yang dirasakan oleh anak-anak Mamba membuat mereka lupa akan situasi beberapa tahun lalu, kala suara letusan senjata terdengar karena gangguan KST.
Sebelum para prajurit meninggalkan lokasi, kembali Bapak Henox menyampaikan terima kasihnya, “Saya sebagai Kepala Sekolah SD Negeri Inpres Mamba, menyampaikan banyak ucapan terima kasih kedatangan gabungan TNI-POLRI, kunjungi kita punya Sekolah SD Negeri Inpres Mamba. Bantuan seperti ini, waktu seperti ini. Tapi, sekarang gabungan TNI-POLRI sudah membantu anak-anak sekolah kami berupa sepatu dan berupa makanan. Kami tak bisa membalas sesuatu apapun, tetapi Tuhanlah yang membalas apa yang kebaikan bapak-bapak yang buat. Tugas kalian Bapak-Bapak adalah melindungi mengayom mengaman masyarakat. Jadi, kita guru banyak kekurangan, tetapi karena pemerintah bisa lewat TNI-POLRI, bisa membantu kami, berupa sepatu untuk sehari-hari ini. Pasti pekerjaan Bapak-Bapak selanjutnya Tuhan akan diberkati. Amin.”
Bahagia selalu anak-anak Intan Jaya, bahagia selalu anak-anak Papua. Kebersamaan kita akan mewujudkan Papua Penuh Damai, PAPEDA. (DJ/Penerangan YPR 305)
Comment