by

Tanaman Air Solusi Tekan Biaya Pakan

KOPI, Musi Rawas – Dosen UNMURA tawarkan penggunaan tanaman air untuk mengurangi biaya pakan itik. Itik merupakan hewan ternak dari jenis unggas, hampir semua orang menggandrungi prodak olahan dari itik baik telur ataupun dagingnya.

Permintaan akan telur dan daging itik terus meningkat seiring dengan bertumbuhnya usaha wisata kuliner yang berkembang di seputaran Musi Rawas, Lubuklinggau dan sekitarnya.

Usaha peternakan itik di Musi Rawas cukup potensial namun demikian banyak keluhan dari peternak saat ini harga pakan yang naik juga langka didadapatkan, salah satunya dedak.

Judo Laksono, Samsul Bahri, dan Wasir Ibrahim yang merupakan dosen Fakultas pertanian UNMURA melakukan pengabdian kepada Masyarakat pada Kelompok Tani Harapan Tani di Desa I Sukomulyo Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.

Pada kegiatan ini pengabdian ini petani dibekali cara budidaya tanaman air serta cara pengolahannya untuk pakan itik.

Menurut Judo Laksono beberapa tanaman air yang bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak diantaranya eceng gondok, kiambang, dan Azola.

“Tanaman ini mudah didapatkan dan belum banyak dipakai untuk pakan ternak karena sebagian besar petani masih terfokus pada penggunaan pakan yang biasa mereka gunakan misalnya dedak dan pakan komersil,” ujar Judo kepada awak media, Selasa (28/09/2021).

Hal inilah yang melatar belakangi ide untuk melakukan pengabdian dengan memanfaatkan tanaman air untuk pakan ternak.

Ditambahkan oleh Samsul Bahri bahwa eceng gondok, kiambang, dan azola pertumbuhan dan perkembanganya sangat cepat. Berdasarkan hasil penelitian BATAN laju pertumbuhan azolla secara alami dilapangan 0,144-0,860 gram/hari.

Sementara hasil riset oleh peneliti sebelumnya, bahwa laju pertumbuhan 1 batang eceng gondok dalam 52 hari bisa mencapai 1 M2. Lebih lanjut ditambahkan oleh wasir ibrahim alasan pemilihan tanaman air sebagai pakan bahwa tanaman azola banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak salahsatunya azola, baim menuturkan azola seperti bahan kering 6,6 %, serat kasar 17,65 %, lemak kasar 3,90% dan protein kasar 24,18 %.

“Sehingga sangat memungkinkan untuk menambahkanya kedalam pakan ternak,” papar Samsul.

Judo Laksono selaku ketua pengabdian ini berharap dari kegiatan yang mereka laksanakan ini bisa memberikan solusi untuk peternak guna mengurangi biaya pakan yang harus dikeluarkan oleh petani. (Vhio)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA