by

Heryanto Mathias Mengabdi Sebagai Guru Honor Selama 20 Tahun

KOPI, Bitung – Profesi guru saat ini, tentulah berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tingkat kesejahteraan para guru beberapa tahun belakangan ini mendapat banyak perhatian dari pemerintah, sehingga profesi guru dari segi pendapatan tidak kalah dengan pekerjaan lain. Tapi ini tentunya bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Di lapangan, ada guru yang statusnya masih honorer, pasti akan berbeda pendapatan dan tingkat kesejahteraan.

Heryanto Mathias, S.Pd adalah sosok guru honorer, yang mengabdi di Kota Bitung Provinsi Sulut. Guru yang punya suara merdu ini berhasil diwawancarai oleh pewarta media ini pada Kamis 23 Juli 2020.

Menurut Hery (Heryanto Mathias –red) dia telah mengabdi sebagai guru honor selama 20 tahun. Sebelum menjadi guru, Hery sempat menjadi buruh bangunan untuk membiayai kursus bahasa Inggris yang dia ikuti. “orang tua tidak mampu membiayai saya untuk kuliah,” kata Hery.

Setelah menyelesaikan kursus bahasa Inggrisnya, salah seorang bekas gurunya mengajak dia untuk membantu mengajar di SMA Kristen Bitung. “Tepat di bulan Juli tahun 2000 saya mulai menjadi guru honor,” kenang Hery.

Sejak saat itu Hery berkeliling di beberapa sekolah untuk membantu mengajar, karena sekolah-sekolah tersebut kekurangan tenaga guru. Kepada awak media ini Hery menyebutkan beberapa sekolah dimana dia pernah mengajar, antara lain: SMA Kristen Bitung, SMA Muhamadiya, STM Garuda, SMA Kristen Pardo, SMP Kristen Madidir, dan SMP Kristen Makawidey.

Menurut Hery, nanti di tahun 2012, dia fokus hanya pada satu sekolah untuk mengajar, yaitu SMP Kristen Makawidey. “Sebenarnya saya sudah mulai mengajar di sana pada Tahun 2007, tapi belum setiap hari, nanti di tahun 2012 baru full di situ. Sekolah di sana cukup jauh dari kota. Untuk pergi kesana harus mengarungi lautan, karena akses jalan darat belum memadai. Beberapa tahun kemudian akses melalui darat terbuka, tetapi harus berhati-hati karena rutenya agak berbahaya. Tapi saya punya passion di situ,” jelas Hery bersemangat.

Kerinduan Hery untuk kuliah tidak bisa dibendung. Kendati harus menghemat sedemikian rupa untuk membiayai kuliahnya, hingga dia bisa menyelesaikan kuliahnya di Universitas Negeri Manado. “Saya harus menghemat dan membagi waktu, untunglah di waktu itu ada kelas jauh,” kata Hery.

Semangatnya untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan memang luar biasa. Bahkan, ada sebuah kisah pilu yang Hery ceritakan saat dia akan mengikuti ujian akhir. “Ayah meninggal di saat saya harus ujian akhir. Saya minta restu untuk ikut ujian saat Papa sudah di peti jenazah. Saya ingin membuatnya bangga, tapi beliau tidak sempat melihat anaknya menjadi Sarjana,” ujar Hery dengan sendu.

Sebagai seorang guru, Hery sering dipercaya oleh pimpinan sekolah sebagai guru pendamping bagi siswa-siswa yang akan mengikuti lomba siswa teladan. “Sekolah kami memang ada di pelosok, tapi kami cukup diperhitungkan di Kota Bitung. Beberapa siswa kami pernah jadi juara siswa teladan se-Kota Bitung, bahkan sempat mengikuti O2SN tingkat Provinsi,” beber Hery.

Hery sangat berkeinginan menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil, tapi terkendala dengan umur. Menurut Hery, murid-muridnya sudah ada yang menjadi PNS, TNI, Polri, Bidan, Karyawan Bank, Pengusaha, bahkan ada yang menjadi Paspampres.

“Melihat anak-anak didik berhasil adalah puncak kebanggaan seorang guru,” timpal Hery dengan bangga.

Kendati hanya sebagai seorang guru honor dan berpenghasilan sedikit, Hery tetap bangga menjalani profesinya. “Ketika orang menyebutmu guru, itu adalah sebuah pengakuan, karena tidak semua orang mendapat pengakuan,” kata Hery sambil tersenyum.

Ketika ditanya apa harapannya bagi pemerintah sekarang, dengan penuh antusias Hery berkata bahwa ia berharap untuk dijadikan Pegawai Pemerintah. “Kami yang sudah mengabdi cukup lama, bolehkah kami dijadikan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),” pinta Hery penup harap.

Hery dan masih banyak lainnya adalah para pengabdi negeri ini, yang jarang terekspose bahkan mungkin sering terabaikan. (Bung Neo)

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA