Oleh: Olivia Zalianty, Atlit Wushu/aktivis/Aktris
KOPI, Jakarta – Ki Hadjar Dewantara. Itulah nama yang setiap tanggal 2 Mei selalu “hadir” sosoknya di tengah kita: Bangsa Indonesia yang memperingati Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hadjar “Raden Mas Soewardi Soerjaningrat” Dewantara adalah orang yg pertama kali menggugat sistem pendidikan kolonial yang memganak-tirikan pribumi. Pendidikan, kata Ki Hadjar, adalah hak asasi setiap anak manusia. Pendidikan tidak hanya untuk anak-anak Belanda, indo, dan keturunan ningrat. Tapi untuk semuanya.
Melalui sebuah tulisan berjudul “Als ik een Nederlander was” (Seandainya Aku Seorang Belanda), Ki Hadjar mengkritik habis kebijkan
pendidikan rasis itu. Belanda pun marah. Ki Hadjar ditangkap. Lalu dibuang ke Pulau Bangka.
Ki Hadjar pantang menyerah. Di pengasingan, beliau terus memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi semua anak pribumi. Sebagai kolumnis dan wartawan, Ki Hadjar terus menulis dan mengumandangkan ide-ide pendidikannya yang orisinal dan berbasis kultural.
Sampai hari ini, ide dan ajaran Ki Hadjar tentang pendidikan masih relevan dan patut kita renungkan bersama. Bangsa Indonesia berhutang budi pada Ki Hadjar Dewantara. Hari kelahirannya, 2 Mei, ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia.
Di bawah ini, aku kutip puisi renungan ajaran Panca Dharma Ki Hadjar Dewantara yang amat Indah karya Gus Nas. Puisi ini pernah dipentaskan dalam bentuk monolog di Yogya , 2018 (lihat link video di bawah ini).
https://drive.google.com/file/d/1mIz4BTLI6HeUY8Lq0_8BoPzBLRq_tKaG/view
Inilah puisi Panca Dharma dalam pentas monolog itu:
Di langit Tamansiswa masih kulihat lazuardi berwarna biru
Saat sejarah menaburkan marwah dari gunung hingga ke lembah
Hari ini kembali kudengar sayup-sayup suara Ki Hadjar Dewantara
Mengucapkan salam dan bahagia bagi sesama
Apakah suara-suara itu kini masih juga menggema di kedalaman hatimu?
Salam dan Bahagia adalah dua kata yang dirangkai menjadi doa
Salam dan Bahagia adalah nubuah cinta agar hidup tak jadi nestapa
Hari ini tanggal 2 Mei
Saat sejarah dan marwah bertemu menjadi aliran darah
Ketika kaum bumi putra dianggap sampah dan dilecehkan oleh para penjajah
Ki Hadjar Dewantara menuding kolonial dengan dada tengadah
Di tengah remuk redam harga diri kaum pribumi
Ki Hadjar Dewantara mengajarkan makna cinta dan jati diri
Sebab akal budi dan hati nurani
Adalah inti dari pendidikan itu sendiri
Ki Hadjar Dewantara berdiri gagah di zaman pongah
Menuliskan suara hati untuk kemuliaan Ibu Pertiwi
Sebab cita-cita untuk merdeka bukanlah fatamorgana
Dan Panca Dharma adalah sumpah sejati bagi masa depan Ibu Pertiwi
Dharma Pertama adalah Kodrat Alam
Di dalam daulat alam, sang manusia adalah makhluk Tuhan yang menjaga keseimbangan semesta
Menjadi Khalifah Tuhan untuk memakmurkan bumi dan melestarikan lingkungan
Dharma Kedua adalah Kemerdekaan
Sebab tanpa kemerdekaan sang manusia tak punya daya
Tanpa kemerdekaan sang manusia hanyalah kerbau yang dicokok hidungnya
Hidup terjajah dan tanpa arah
Jiwa dikebiri dan tanpa harga diri
Kemerdekaan adalah merayakan kemanusiaan
Kemerdekaan adalah memuliakan kehidupan
Dharma Ketiga adalah Kebudayaan
Sebab dengan kebudayaan itulah Sang Manusia menemukan jiwa sejatinya
Bagi Ki Hadjar Dewantara, pendidikan dan kebudayaan adalah darah daging bagi kemajuan harkat dan martabat manusia
Kebudayaan adalah ruh yang menyatukan dan menghidupkan
Tanpa kebudayaan sebuah bangsa akan ditenggelamkan oleh bangsa asing
Tanpa kebudayaan sebuah bangsa akan menjadi alas kaki bagi penjajah
Dharma Keempat adalah Kebangsaan
Dan hanya kebangsaan lah yang akan menjadi perekat kadaulatan
Tanpa semangat kebangsaan yang tumbuh di dalam jiwa setiap anak bangsa
Indonesia hanyalah fatamorgana
Kebangsaan itu menyatukan dan bukan menceraikan
Sebab berbeda suku dan agama adalah kebhinekaan
Sebab kebangsaan adakah ke-Tunggal Eka-an
Dharma Kelima adalah Kerakyatan dan atau Kemanusiaan
Dengan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Maka hak setiap warga untuk mendapatkan keadilan sosial akan berjalan di bumi Indonesia
Kerakyatan dan Kemanusiaan akan menggerakkan nilai-nilai keadilan untuk kedaulatan
Hari ini Panca Dharma sudah saatnya kembali bergema
Ketika bangsa Indonesia sudah mulai kehilangan segala dharma
Gus Nas Jogja, 02-05-2018
Comment