KOPI, Jembrana – Sekretaris Daerah (Sekda) Jembrana I Made Budiasa membuka peringatan Bulan Bahasa Bali ke-6 di Kabupaten Jembrana, bertempat di areal Pura Jagatnatha, Jembrana Bali, Senin (12/2/2024). Acara tersebut dibuka dengan pemukulan gong.
Peringatan tersebut diisi berbagai kegiatan wimbakara (lomba) yang melibatkan berbagai kategori peserta mulai dari tingkat SD hingga SMA/SMK. Yang menarik dalam acara tersebut turut digelar lomba debat bahasa Bali diikuti perwakilan Sekehe Teruna-Teruni dari masing-masing kecamatan se-Kabupaten Jembrana.
Dalam sambutanya I Made Budiasa mengatakan bahwa pagelaran Bulan Bahasa Bali merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan bahasa, aksara dan sastra Bali, tiga hal ini merupakan akar kebudayaan Bali dan juga karakter serta identitas krama Bali, maka dari itu, krama Bali harus menjaganya dengan baik di tengah arus globalisasi. “Bulan Bahasa Bali bukan hanya untuk ajang perlombaan saja, tetapi bagaimana kita menjaga dan melestarikan bahasa, sastra, dan aksara, agar bisa menjadi pelopor untuk mengimplementasikan budaya ini dalam kehidupan sehari-hari, sehingga karakter dan identitas masyarakat Bali tetap terjaga,” ucapnya.
Sementara, Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana Anak Agung Komang Sapta Negara mengungkapkan bahwa perhatian Pemerintah Kabupaten Jembrana sangat luar biasa dan mengapresiasi kegiatan bulan bahasa Bali. “Bulan bahasa Bali ini sudah ada regulasi dan peraturannya, dalam sebulan penuh ini dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota se- Bali, di provinsi sudah dilaksanakan mulai 1-2 Februari 2024,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Anak Agung Komang Sapta Negara menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk pelestarian bahasa aksara dan sastra Bali, untuk di Kabupaten jembrana kegiatan lomba bahasa Bali dimulai hari Senin (12/2/2024), tentunya di Kabupaten Jembrana sendiri menyesuaikan dengan provinsi sesuai regulasi. “Nanti untuk yang juara 1 akan bertanding di tingkat provinsi, lomba ini dimulai dari tingkat SD yaitu menulis (nyurat) aksara Bali, bagaimana anak-anak itu terlatih,” jelasnya.
Lanjutnya, ia menjelaskan bahwa untuk tingkat SMP menggunakan media lontar (daun ental) mulai dari alatnya yang khusus, sedangkan untuk tingkat SMA/SMK lomba debat menggunakan bahasa Bali, sementara untuk di tingkat yowana (pemuda) digelar lomba debat bahasa Bali, tercatat dari 284 Sekehe Teruna Teruni, yang diwakili masing-masing STT yang ada di lima kecamatan se-Kabupaten Jembrana. “Kami sebagai penyelenggara di Dinas Parbud sangat mengapresiasi dan selalu memberikan ruang kepada generasi kita untuk meningkatkan SDM di masing-masing kompetensinya,” pungkasnya. (AM)
Comment