KOPI, Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba membuka Workshop Tradisi dan Lomba Mekepung, yang ditandai dengan pelepasan pasang kerbau, digelar di Sirkuit Mekepung Sang Hyang Cerik, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana Bali, Minggu (8/10/2023). Lomba tersebut sebagai upaya mempromosikan dan melestarikan budaya lokal, yang diikuti sebanyak 15 pasang kerbau berpartisipasi dalam lomba tersebut.
Acara lomba tersebut terselenggara berkat dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Hal tersebut sebagai bagian dari program stimulan dalam rangka kegiatan ekspresi budaya Workshop Tradisi Mekepung.
Dalam sambutannya, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengungkapkan apresiasinya terhadap acara lomba mekepung tersebut. Menurutnya mekepung yang menjadi ikon Jembrana adalah tradisi yang memiliki nilai tinggi dalam bidang pariwisata.
“Mekepung sebagai salah satu tradisi khas dan budaya masyarakat Kabupaten Jembrana wajib dilestarikan dan dikembangkan, mekepung juga merupakan daya tarik wisata yang potensial, karena ciri khas dan keunikannya yang tiada duanya di Bali, dan bahkan di tingkat Nasional dan Internasional,” ungkap Bupati Tamba.
Terkait dengan hal dan dukungan tersebut Bupati Jembrana I Nengah Tamba juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
- Pemerintah Pusat melalui bantuan Fasilitasi Bidang Kebudayaan Kategori Stimulator Kegiatan Ekspedisi Kebudayaan
- Direktorat Jenderal Kebudayaan
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Sehingga kegiatan Workshop Tradisi Mekepung dan Lomba Mekepung lebih ditingkatkan, terlebih lagi sudah bisa melibatkan generasi muda dalam pelaksanaannya. “Hal tersebut sejalan dengan kebijakan pengembangan dalam destinasi dan atraksi wisata yang berdaya saing dengan berbasis potensi lokal dan pemberdayaan masyarakat, semoga dengan kegiatan ini, mekepung lebih dikenal luas sampai mancanegara dan keberadaannya sebagai tradisi budaya lokal tetap terjaga dan lestari,” ucap Bupati Tamba.
Sementara Ketua Sekaa Mekepung Made Mara menjelaskan bahwa Workshop Tradisi Mekepung dan Lomba Mekepung tersebut, selain bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya dan sebagai ajang promosi pariwisata. “Tradisi mekepung yang hanya ada di Kabupaten Jembrana ini kita harapkan dapat memberikan dampak positif terhadap berbagai sektor pembangunan yang lain, seperti pertanian dan peternakan, khususnya pelestarian kerbau,” jelas Made Mara.
Terkait pelaksanaan lomba, ia menambahkan bahwa lomba tersebut diikuti sebanyak 15 pasang kerbau, terbagi menjadi dua, yaitu 8 pasang regu barat dan 7 pasang regu timur. “Ini secara bergilir kita berikan kesempatan kepada masing-masing sekaa, apabila nanti ada acara serupa akan kita berikan kepada sekaa lainnya,” pungkasnya. (AM)
Comment