by

Kisah Sejarah Buyut Roda yang Dicintai oleh Warganya

KOPI, Cirebon – Mungkin di zaman modern ini belum banyak yang tahu tentang Sejarah Buyut Roda yang tinggal di Sindangheula. Pada artikel ini kami akan membahas secara singkat tentang Sejarah Buyut Roda yang perlu anda pahami.

Desa Sidangheula Buyut Roda

Sindangheula adalah sebuah desa di kecamatan Banjarharjo, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Sindangheula merupakan salah satu dari dua desa paling selatan di Kecamatan Banjarharjo. 

Desa Sindangheula ini jaraknya sekitar 13 Km dari pusat kecamatan Banjarharjo melalui Malahayu. Bahkan jaraknya dari pusat Kabupaten Brebes melalui Tanjung-Kersana-Banjarharjodari ini sekitar 47 Km. Desa Sindangheula memiliki luas 822,54 hektar yang terbagi dalam 6 dusun, 1 RW dan 17 RT.

Kisah Ki Buyut Roda dan Istrinya

Ada seorang Kuwu ke-12 yang bernama Ki Buyut Roda. Dikenal sebagai pemimpin yang adil, bijaksana dan selalu menjaga keharmonisan desa. Ki Buyit Roda mempunyai seorang istri bernama Nini Bendi yang cantik jelita dan penuh kebaikan. 

Dinamakan demikian karena ia mempunyai kendaraan beroda (kereta beroda kuda). Pada masa itu kehidupan di desa Sindangheula berjalan dengan tenteram berkat kepemimpinan ki buyut roda, beliau merupakan sosok yang sangat disayangi oleh warga. 

Buyut roda selalu menemukan solusi yang adil bagi seluruh warganya. Istri yang mempunyai banyak peran penting dalam perjalanannya. Pernikahan buyut roda menjadi contoh teladan bagi warganya, karena ia dikenal sebagai sosok yang sabar dalam menjaga keharmonisannya.

Tentang Penduduk Sindangheula

Warga Desa Sindagheula, tempat cicit Ki berada, sebagian besar berbahasa dan adat istiadat Sunda. Mayoritas petani padi bekerja melalui usahatani padi sawah/tadah hujan. Panen padi sepanjang tahun, karena beberapa sungai mengairi sawah. 

Desa Sindangheula juga terkenal dengan penduduknya dengan tingkat pendidikan yang mayoritas lulusan SMA dan banyak yang bergelar sarjana. Selain itu, banyak juga yang berhasil menjadi pejabat. Mayoritas warga Sindangheula adalah pendatang. Jadi tulang punggung perekonomian warganya adalah buruh bangunan di kota-kota besar, pelaut, dan buruh migran.

Wafatnya Buyut Roda 

Setelah bertahun-tahun memimpin dengan bijaksana, suatu hari yang menyedihkan ki buyut roda meninggal. Kabar meninggalnya Ki buyut roda mengguncang seluruh desa SindangHeula dan meninggalkan duka yang mendalam. 

Meninggalnya Kuwu ke-12 menjadikan hari itu sebagai hari berkabung bagi seluruh warga desa, namun jejak kepemimpinan kakek buyut Ki Roda tidak akan pernah pudar. Pengaruh positifnya terus dikenang oleh semua orang yang berinteraksi dengannya. 

Di tengah kesedihan, masyarakat merasa terinspirasi untuk terus semangat menjaga kerukunan dan keadilan desa. Dalam kisah meninggalnya Ki Buyut Roda, warga desa bersatu mengenang jasanya dengan mengadakan upacara peringatan yang dihadiri warga dan tokoh penting lainnya.

Potensi

Potensi yang belum dikembangkan adalah kewirausahaan yaitu bisnis makanan. Desa Sidangheula terkenal dengan kerupuknya. Pada tahun 80an, masih banyak pengusaha kerupuk, namun kini hanya tersisa satu keluarga yang mempertahankannya. Juga makanan khas ketan peuyeum yang dibalut daun jambu air. Saat ini yang sedang dikembangkan warga adalah kungingn, rengginang, opak, dan lain-lain.

Pariwisata Yang Bisa Di Kunjungi 

Bila anda akan berziarah ke makam ki buyut roda ini letaknya di Desa Sindangheula. Bahkan saat berkunjung disana, Anda bisa berlibur ke tempat wisata alam misalnya mengunjungi beberapa air terjun. Salah satunya adalah Air Terjun Tonjong yang terletak di Dusun Buadil.

Air terjun setinggi sekitar 15 meter yang berada di aliran Sungai Cilimus ini tersembunyi di antara bebatuan besar, sehingga menambah eksotisme yang memandangnya. Lokasi air terjun mudah dijangkau dan tidak jauh dari jalan Banjarharjo – Salem.

Bahkan sepanjang perjalanan anda akan disuguhi pemandangan panorama diPegunungan Lio yang sangat menawan. Tiket masuknya juga sangat murah, yakni hanya dengan merogoh kocek dua ribu rupiah sudah bisa menikmati keindahan Curug Tonjong.

Air Terjun Tonjong sudah lama ditemukan, namun baru sekitar tahun 2011 air terjun ini mulai ramai pengunjung. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memudahkan akses pengunjung. Salah satunya adalah jalan beton yang menuju ke lokasi.

Ziarah Ke Makam Buyut Roda

Ziarah adalah sebuah praktik sebagian besar umat beragama mempunyai makna moral yang penting. Terkadang ziarah dilakukan ke tempat-tempat yang suci dan penting bagi keyakinan yang bersangkutan. Tujuannya untuk mengingat, menguatkan iman atau mensucikan diri. 

Jadi jika Anda ingin melakukan ziarah, Anda perlu mengetahui tata krama cara melakukan ziarah yang benar. Tidak hanya sebagai perantara (wasilah) dengan Allah SWT, ziarah makam juga berfungsi sebagai bahan refleksi dan introspeksi diri bahwa suatu saat seseorang akan menemui ajal atau mengingatkan seseorang akan kematian sehingga timbul semangat beribadah.

Demikian penjelasan dari saya tentang kisah Sejarah Buyut Roda seperti yang dilansir dari laman ubidate, semoga bermanfaat, terimakasih.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA