by

Kunjungan Wisatawan Batal, Masyarakat Yoboi Minta Pertanggungjawaban Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua

KOPI, Papua – Masyarakat Kampung Yoboi sedang mempersiapkan diri untuk menyambut kunjungan tamu manca negara dari Amerika dan Meksiko. Rencana penerimaan tamu negara itu direspon positif dan sangat antusias oleh seluruh masyarakat di Yoboi. Persiapan tersebut memakan waktu selama satu minggu lebih.

Untuk diketahui, Kampung Yoboi adalah salah satu kampung wisata di Indonesia. Pada tahun 2021, tracking (jalur perjalanan wisata) hutan sagu di Kampung Yoboi diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.

Seluruh perhatian masyarakat diarahkan oleh pemerintah kampung maupun pemangku adat (ondofolo dan koselo) ke persiapan untuk menyambut tamu manca negara yang akan datang ke kampung itu. Informasi tentang kunjungan tamu asing tersebut didasarkan pada Surat Permohonan dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua yang dikirimkan kepada Kepala Kampung Yoboi.

Adapun Surat Permohonan Kesediaan menerima tamu itu berbunnyi: “Dalam rangka menyambut tamu negara Governors Climate and Forest (GCF) Task Force (TF) dari Amerika dan Meksiko di Provinsi Papua, para tamu akan melakukan kunjungan wisata di Kampung Yoboi. (Untuk itu) diminta untuk dapat memfasilitasi kegiatan kunjungan pada hari ini Sabtu, tanggal 15 Juli 2023, pada jam 07-14.00 dengan acara: Tracking Hutan Sagu dan Kearifan Lokal Yoboi”.

Dengan adanya animo masyarakat Yoboi yang tinggi itu, siang malam mereka bekerja menyiapkan segala hal berdasarkan petunjuk dan arahan Dinas Kehutanan dan lingkungan hidup Provinsi Papua. Melalui kerja keras, akhirnya semua area pelacakan hutan sagu telah dipersiapkan dengan sangat baik.

Namun pada hari Sabtu, 15 Juli 2023, masyarakat Yoboi harus menelan pil pahit. Pasalnya, kunjungan yang dijadwalkan oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua dibatalkan secara sepihak oleh Pihak Dinas Kehutanan tanpa mengkonfirmasikan hal tersebut kepada masyakarakat sebelumnya.

Kepala Kampung Yoboi, Sefanya Wally, mengungkapkan kekesalan hatinya kepada pewarta di Kampung Yoboi, pada hari Sabtu, 15 Juli 2023 itu. Sekira pukul 15.00, ketika mengetahui kalau kunjungan tersebut dibatalkan oleh Dinas Kehutan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua, ia menyampaikan keluh-kesahnya kepada pewarta yang kebetulan sedang berada di lokasi.

“Kalau memang tidak bisa datang ke Yoboi, beritahu kami jauh-jauh hari agar kami tidak cape-cape mengeluarkan biaya dari Dana Kampung untuk membiayai semua hal ini,” sesal Sefanya Wally.

Lebih lanjut dia menuturkan bahwa hal seperti ini akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah. “Hal-hal seperti ini jangan dianggap remeh oleh pemerintah di tingkat atas,” tegas dia.

Ondofolo Yoboi, Frans Wally, juga menyampaikan kekecewaannya terhadap pembatalan kunjungan tamu manca negara itu ke Yoboi. Dia meminta agar Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua harus bertanggung jawab atas semua kerugian material dan waktu yang telah dikorbankan seluruh masyarakat Kampung Yoboi karena menghargai surat Resmi Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Teknis tersebut.

Lebih lanjut Ondofolo Yoboi menandaskan bahwa seluruh masyarakat sangat antusias. Mereka mempersiapkan semua hal untuk menyambut para tamu dari Amerika dan Meksiko yang datang. “Kalau mau dibatalkan, informasikan lebih awal agar kami tidak membuang waktu percuma seharian menunggu namun selesai dengan kekecewaan. Saya harap Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua harus mempertanggungjawabkan kekecewaan masyarakat ini,” tegas Ondofolo Yoboi.

Ketua Badan Musyawarah Kampung (BAMUSKAM) Kampung Yoboi, Pdt. Robbi Depondoye, S.Th., kepada pewarta menuturkan kekecawaan masyarakat Yoboi ini harus bisa direspon oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua dengan melakukan komunikasi ulang dengan pemerintah kampung dan menyampaikan permohonan maaf.

Lebih lanjut sekretaris Kampung Yoboi periode tahun 1996-2003 mengisahkan Kampung Yoboi memiliki hutan sagu yang sangat luas di Kabupaten Jayapura yang luasannya mencapai 36.874 hektar. “Saya berharap agar masyarakat Kampung Yoboi dan potensi sumber daya alamnya, yaitu hutan sagunya tidak lagi dijadikan sebagai tempat reputasi dan tempat pencitraan perseorangan,” pungkas putra asal Kampung Yoboi ini.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA