by

Tinjau Pasca Kebakaran Pasar Adat Lelateng, Bupati Jembrana: Saya Turut Prihatin

KOPI, Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba didampingi Bendesa Adat Lelateng I Made Samiade meninjau pasca kebakaran di Pasar Adat Lelateng yang kembali terjadi musibah kebakaran, yang berlokasi di Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Jembrana Bali, Minggu (5/2/23). Musibah kebakaran diperkirakan terjadi sekitar pukul 20.00 Wita, Sabtu (4/2/23) malam.

Pasar Adat Lelateng kembali dilalap si jago merah, saat kebakaran terjadi, pasar adat sudah tutup. Kebakaran tersebut menghanguskan sebanyak 20 kios yang didominasi menjual kebutuhan sehari-hari seperti sembako dan lainnya.

Saat meninjau Pasar tersebut Bupati Tamba didampingi Bendesa Adat Lelateng I Made Samiade, pada Minggu (5/2/23) mengungkapkan bahwa rencananya para pedagang untuk sementara akan direlokasi di depan Pasar Adat Lelateng sampai kios selesai direnovasi kembali. “Setelah kejadian seperti ini, saya merencanakan, untuk pedagang yang terkena musibah ini akan direlokasi di depan Pasar Adat Lelateng sambil menunggu proses renovasi, tetapi tetap akan dikomunikasikan dengan para pedagang yang tertimpa musibah,” ucap Bendesa Adat Lelateng I Made Samiada.

Lanjutnya, I Made Samiade menuturkan kronologi kejadian kebakaran yang terjadi saat pasar sudah tutup bahwa Kejadian bermula sekitar pukul 20.00 Wita yang dilihat oleh warga sekitar. “Kejadiannya yang saya dengar, informasi berawal dari warga terdekat, dari jam 20.00 wita, dia melihat asap kecil di salah satu kios, setelah itu dilaporkan kepada si pemilik kios, sampai di lokasi api sudah membesar, dan jam 21.00 wita saya mendapat informasi dari warga sekitar, bahwa di Pasar Adat ini ada kebakaran, saya langsung meluncur ke lokasi dan sampai di lokasi sudah ditangani oleh petugas pemadam kebakaran,” tutur I Made Samiade.

Lebih lanjut, Bendesa Adat Lelateng I Made Samiade menjelaskan bahwa kebakaran segera dapat dipadamkan tetapi proses pendinginan memakan waktu yang cukup lama. “Sementata api dapat dipadamkan dalam waktu 30 menit, tetapi proses pendinginannya sampai jam 03.00 wita pagi, dan masalah kerugian saya perkirakan mencapai Rp1 milyar terdiri kerugian barang dan bangunan,” jelas I Made Samiade.

Sementara Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang meninjau pasar pasca kebakaran mengaku terkejut karena kejadian serupa juga pernah terjadi di tahun 2021. “Kemarin saat saya mendengar berita hampir tidak percaya, karena baru berselang kurang dari dua tahun, kebakaran ini terjadi lagi, musibah ini menjadi pelajaran bagi kita semua, dari sisi elektrikal mungkin atau human erornya, ini harus kita pahami apa penyebab kebakaran, ke depan hal ini yang perlu kita teliti,” ucap Bupati Tamba.

Bupati Tamba mengungkapkan bahwa pentingnya penataan pasar yang sesuai dengan standar, selain penataan kios, penataan berbagai fasilitas evakuasi sangat diperlukan, ketika terjadi bencana, sehingga meminimalisir kerugian yang terjadi. “Kita penting sekali merevitalisasi pasar, jangan berpikir revitalisasi pasar itu akan mewah, tidak seperti itu, yang kita tata, agar pasar itu bersih, rapi, higienis dan ada management yang baik,” ujar Bupati Tamba.

Bupati Tamba turut prihatin atas musibah yang menimpa para pedagang, dan harapannya bahwa kejadian serupa tidak terjadi kembali. “Saya turut perihatin atas kejadian ini, semoga apa yang menjadi peristiwa hari ini tidak akan pernah terulang kembali,” pungkasnya. (AM)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA