“Jadi bagaimana cara menghindar corona, Neng?”
“Papah jangan parno. Justru ketakutan Papah sendiri yang menjadikan corona menyerang. Corona itu seperti hantu. Ia hanya berani meracau di depan orang yang takut.”
“Terus gimana lagi Neng.” Aku penasaran.
“Santai saja Pah. Jangan parno. Yang penting jaga jarak dengan orang tak dikenal. Istilah social distancing itu berlebihan. Jadinya, masyarakat retak. Lebih tepat jaga jarak dengan orang lain. Itu cukup. Kalau kita kenal dengan orang di samping kita, ya biasa ucapkan salam. Say hello. Tak perlu social distancing. Jadi Papah gak perlu marah kepada kasir Indomart.”
‘Terus apa yang harus Papah lakukan bila Papah ODP?”
“Biasa saja Pah. Lihat Pangeran Charles ketawa-ketawa meski positif corona. Apalagi baru ODP. Ketawanya Pangeran Charles itu obat mujarab untuk menghalau corona. Pinter itu Pangeran Charles Pah. Dia tidak stres. Sebab kalau stres, coronanya malah makin leluasa menggerogoti pernafasan Pangeran Charles.”
“Bagaimana dengan lock down Indonesia?” Aku langsung menanyakan soal lockdown yang diributkan si kentir dokter Tifauzia Tyassuma.
“Lockdown akan bikin stres massal, Pah. Pemerintah stres. Rakyat stres. Makin kacau. Semuanya stres. Indonesia itu bukan Wuhan Pak. Beda sekali.”
“Makasih Neng. Ternyata kau pinter.”
“Anaknya siapa dulu?” katanya santai.
Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org
Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini
Comment