KOPI, Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba melaksanakan Rapat bersama Panitia Pengabenan dan Bendesa adat se-Kecamatan Melaya, bertempat di Kantor Bupati Jembrana, Bali, Rabu (24/1/2024). Rapat tersebut terkait persiapan pengabenan Kusa Prenawa manusia prasejarah.
Dalam rapat tersebut membahas pelaksanakan upacara pengabenan Kusa Prenawa untuk manusia prasejarah yang ada di Museum Purbakala Gilimanuk melibatkan seluruh Desa Adat se-Kecamatan Melaya. Rangkaian prosesi pengabenan akan dimulai pada 26 Januari sampai dengan 3 Februari 2024 yang puncak acaranya berlangsung pada 1 Februari 2024.
Usai rapat tersebut, Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan bahwa pelaksanaan upacara pengabenan tersebut dikarenakan kerangka manusia prasejarah yang berada di Museum Purbakala Gilimanuk belum pernah diupacarai atau disucikan. “Manusia prasejarah dari rekam jejak yang ada di Gilimanuk, ternyata prosesi pengabenan atau penyucian ini belum pernah dilaksanakan,” ucapnya.
Pihaknya juga melibatkan seluruh jajaran desa adat se-Kecamatan Melaya untuk ikut bergotong-royong melaksanakan upacara pengabenan tersebut, menurutnya, upacara ini bukan hanya tanggung jawab di Kecamatan Melaya saja, tetapi kewajiban bersama dan Pemerintah Kabupaten Jembrana menyucikan Jembrana ini. “Kami berterima kasih kepada seluruh jajaran Majelis Alit dan Bendesa Adat se-Kecamatan Melaya yang tergabung dalam satu panitia pelaksana untuk menyukseskan prosesi acara pengabenan Kusa Prenawa ini,” ucapnya.
Selain pengabenan untuk manusia prasejarah yang ada di Gilimanuk, Bupati Tamba juga mengungkapkan bahwa prosesi itu juga rencananya akan diikutsertakan sebanyak 275 kerangka manusia prasejarah yang menjadi bahan penelitian dan saat ini tersimpan di Laboratorium Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. “Hari ini ada kerangka manusia prasejarah yang tersimpan di Laboratorium Universitas Gajah Mada sebanyak 275 kerangka, ini juga harus kita pendak,” ungkapnya.
Pihaknya menuturkan bahwa akan mengundang arkeolog dari Universitas Gajah Mada untuk memberikan penjelasan terkait dengan sejarah keberadaan kerangka manusia prasejarah yang berada di Museum Purbakala Gilimanuk, sehingga ada peningkatan literasi serta wawasan bagi masyarakat setempat. “Di puncak acara kita juga mengundang ahli arkeologi dari Universitas Gajah Mada yang akan memberikan pencerahan di acara nanti, karena mereka ini yang melakukan penelitian selama ini, dari situ kita paham apa itu sebenarnya museum prasejarah yang ada di Gilimanuk ini,” tuturnya.
Bupati Tamba juga berharap setelah dilaksanakan upacara pengabenan Kusa Prenawa tersebut akan membawa kedamaian, sehingga program-program Pemerintah Kabupaten Jembrana dapat terlaksana dan semua masyarakat merasa bahagia. “Mudah-mudahan Jembrana menjadi lebih baik, semuanya akan bisa terlaksana, dan program-program Pemerintah Kabupaten Jembrana berjalan dengan baik serta masyarakat Jembrana bisa lebih sejahtera dan sehat,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pengabenan Kusa Prenawa, I Nengah Naya mengatakan bahwa upacara Yadnya tersebut juga diikuti oleh masyarakat adat yang ada di Kecamatan Melaya, karena sifatnya kolektif. “Sampai saat ini, peserta dari masyarakat di luar dari manusia prasejarah, untuk mamungkah sebanyak 3, mamukur sebanyak 12 dan ngelungah sebanyak 18,” ucapnya.
I Nengah Naya yang juga selaku Bendesa Adat Gilimanuk mengharapkan bahwa melalui upacara pengabenan Kusa Prenawa tersebut dapat menjadikan wilayah Desa Adat Gilimanuk menjadi bersih, baik secara Sekala dan Niskala, sehingga membawa kebaikkan bagi seluruh masyarakatnya. “Mudah-mudahan dengan prosesi ini Desa adat Gilimanuk menjadi aman dan damai,” pungkasnya. (AM)
Comment