KOPI, Jembrana – Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif (Menparekraf) RI, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A, saat kunjungan ke Jembrana dan usai menghadiri pengukuhan 12 desa kreatif Kabupaten Jembrana setelah melihat langsung kesenian Jegog alat musik tradisional berbahan bambu sempat memukau Sandiaga Uno. bertempat di Dusun Moding, Kecamatan Melaya, Rabu (23/2/2022). Menparekraf berencana menampilkan kesenian jegog Jembrana dalam ajang pertemuan G-20.
Menurutnya, dengan alunan suaranya yang khas, Jegog memiliki keunikan sehingga sangat layak ditampilkan. Terlebih alunan nada yang dihasilkan terdengar lembut dan romantis namun bisa juga terdengar garang ketika tempo dipercepat.
“Saya ingin Jegog Jembrana ini tampil di G-20 di Bali. Mejadi menghibur tamu-tamu negara. Sekaligus untuk memperkenalkan kekayaan budaya kepada negara luar,” ucap Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno.
Terkait pengembangan desa kreatif menurut Sandiaga sejalan dengan Keputusan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Pedoman Pengembangan Desa Kreatif. Tujuannya mengembangkan produk unggulan di satu atau lebih dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang memberikan nilai tambah dan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi desa.
Saat ini pihaknya sudah membuat proyek percontohan di dua desa di Indonesia. Salah satunya di Kabupaten Tanah Bumbu. Nah, berikutnya Ia ingin merancang Dusun Moding Desa Candikusuma sebagai program prioritas desa kreatif Indonesia.
Kepada pelaku ekonomi kreatif, Sandi berpesan agar mengembangkan inovasi produk. Karena perlu dikolaborasikan dengan berbagai lini, misalnya soal kemasan. Ia juga berharap pelaku ekonomi kreatif tetap bersemangat di tengah tantangan pandemi Covid-19.
“Sudah dua tahun kita alami tekanan, dan sekarang saatnya kita bangkit. Saya ingin kesenian jegog dikembangkan. Sekaligus tampil saat menyambut perhelatan G-20,” ujar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa, saat ini waktu yang tepat membangkitkan ekonomi dan membuka peluang kerja. Salah satunya melalui pengembangan desa kreatif.
“Saya ingin mengutif pernyataan Pak Presiden Jokowi, jika kita membangun desa, berati kita juga membangun negara. Oleh karena itu, program ini harus memberi manfaat dan tepat waktu bagi masyarakat yang ingin bangkit dan pulih,” tandas Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.
Di sisi lain Bupati Jembrana I Nengah Tamba membenarkan Jegog Jembrana sebagai kekayaan daerah yang wajib dilestarikan. Karena itu Ia mengaku gembira Jegog Jembrana diapresiasi Menparekraf, bahkan ditampilkan dalam ajang G-20.
“Tentu kita berbangga sekali, karena ini masukan langsung dari pak menteri Menparekraf, jegog bukan usulan dari kami,” ujar Bupati Tamba.
Lebih lanjut, Bupati Tamba menjelaskan bahwa, salah satu kendala pelestarian jegog adalah ketersediaan bahan baku bahan. Menurutnya jegog juga perlu diremajakan agar kualitas suaranya terjaga. Salah satunya pergantian bilah bambu bahan instrumen jegog.
Sementara untuk bambu yang kualitasnya layak sebagai bahan gamelan hanya bisa disuply dari kabupaten tetangga.
“Alat kesenian Jegog ini susah bahannya karena harus mendatangkan dari luar Jembrana. Sedangkan kondisi alat seiring usia perlu peremajaan. Oleh karena itu, awal menjabat lalu, kami sudah menanam bambu, mudah-mudahan hasilnya bisa terlihat 3-4 tahun lagi, tujuannya untuk pelestarian seniman Jembrana,” terang Buapati Tamba.
Sebanyak 12 desa di Jembrana dikukuhkan sebagai desa kreatif dan kampung kreatif berdasarkan keputusan Bupati Jembrana nomor 119/Disparbud/2022 tentang penerapan desa kreatif. Desa tersebut antara lain:
1. Desa Candiksuma
2. Desa Ekasari
3. Desa Kalialah
4. Desa Pengambengan
5. Kelurahan Loloan Timur
6. Kelurahan Sangkaragung
7. Desa Batuagung
8. Kelurahan Tegalcangkring
9. Desa Yehembang Kangin
10.Desa Yehembang Kauh
11.Desa Medewi
12.Desa Pengeragoan.
Hadir dalam kunjungan Menparekraf tersebut, Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna; Ketua Asosiasi Desa Kreatif Indonesia, Fikri El Aziz; forkopimda Jembrana serta perbekel dan tokoh masyarakat se-Kecamatan Melaya. (AM)
Comment