by

Demokrasi Terancam, Generasi Politik Milenial Harus Lawan Oligarki Politik

KOPI, Jakarta – Oligarki politik menjadi ancaman serius terhadap demokrasi di Indonesia dan ancaman terhadap masa depan Indonesia menjelang Indonesia emas 2045. Generasi politik milenial harus melawan oligarki politik, ekonomi dan hukum.

Hal menjadi perhatian khusus Ketua Komite I DPD RI, Fachrul Razi, dalam Talkshow Nasional  Airpol 2021 dengan mengangkat tema,  “Polemik Freedom of Speech sebagai Penerapan Cyber Democracy di Indonesia”. Ia menjabarkan index demokrasi di dunia dan Indonesia serta pola interaksi negara dan civil society dimana keduanya semakin komplek.

“Peran Sipil Society, saat ini pertama, menjaga agar hak – hak masyarakat terlindungi. Kedua, mempengaruhi kebijakan publik. Ketiga, sebagai sarana check and balance pemerintah, keempat mengawasi penyalahgunaan kewenangan sosial pemerintah  dengan mengembangkan SDM serta sarana komunikasi  antar anggota masyarakat ” ujar Alumni FISIP Universitas Indonesia tersebut, Minggu, (21/11/2021).

Senator muda asal Aceh tersebut menambahkan, revolusi teknologi menuju cyber demokrasi harus memiliki pijakan awal. Salah satunya dengan memperkuat generasi politik millenial dengan menguasai teknologi dan media sosial.

“Generasi politik milenial sangat potensial karena memiliki karakteristik tersendiri dan berpengaruh dalam menentukan siapa calon pemimpin bangsa. Ciri generasi milenial yaitu Pertama, critical (berpikir kritis), Kedua, change (senang akan perubahan), Ketiga, communicative (mengkomunikasikan pilihannya dengan pihak lain), serta  keempat, community (tergabung dalam komunitas),” jelasnya.

Menurut Ketua Komite I DPD RI, fenomena politik global yang dipengaruhi oleh peran pengguna media sosial. “Pengaruh media sosial mampu melakukan perubahan di negara otoriter dan oligarki berubah menjadi demokratis karena adanya kontrol yang dilakukan generasi milenial, dan generasi milenial di Indonesia harus mempraktekkan untuk melawan oligarki saat ini,” tegas Fachrul.

Fachrul Razi juga mengatakan bahwa oligarki harus diubah menjadi sistem demokrasi  hanya melalui amandemen konstitusi. “Generasi politik milenial harus bersuara masif di media sosial dalam melawan oligarki,” tegasnya.

Dalam presentasinya, Fachrul Razi juga menjelaskan media massa sebagai Pilar Keempat, Media memiliki kecenderungan terkooptasi dengan kepentingan dan kekuasaan.  Oleh karena itu menurutnya, media sosial digadang-gadang sebagai pilar kelima dalam demokrasi.

Media sosial hadir dengan memberikan ruang-ruang yang lebih inklusif, egaliter, dan murah.

Sifat terbuka dan interaktif dari internet ini berpotensi untuk meningkatkan partisipasi politik warga Negara. Terakhir senator mengingatkan kepada peran milenial diantaranya, Jadilah generasi milenial yang cerdas, kritis dan demokratis serta cerdas teknologi dan cerdas informasi.

Dirinya menekankan agar generasi politik mengunakan ruang digital dalam membangun partisipasi politik dan membangun demokrasi. “Lawan Oligarki dengan Cyber Democracy dan mari kita lawan hoax,” tutupnya.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA