by

Bupati Jembrana Buka Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Tahun 2024, Prioritaskan Penurunan Stunting

KOPI, Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba membuka Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Jembrana 2024, bertempat di Ruang Pertemuan Lantaai II Jimbarwana, Kantor Bupati Jembrana, Bali, Selasa (30/4/2024). Rembuk Stunting tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana prioritaskan penurunan stunting dan kolaborasikan kerjasama semua pihak.

Terkait hal tersebut Bupati Tamba mengatakan bahwa penanganan stunting menjadi fokus kerja Pemkab Jembrana, hasil survey Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 Jembrana dengan prevalensi 14,3 persen, sedangkan pada tahun 2022 menurun menjadi 14,2 persen, angka penurunan cukup tinggi pada tahun 2023. Hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) yang baru saja dirilis Prevalensi Stunting Kabupaten Jembrana ada di angka 8,7persen, meskipun menurun, angka tersebut tidak menjadikan kondisi berpuas diri, langkah-langkah penanganan terus dikejar diantaranya melalui kebijakan anggaran, kolaborasi berbagai pihak melalui konvergensi antar program dari tingkat kabupaten hingga desa, termasuk melalui program Bapak/Ibu Asuh Anak Stunting (BAAS).

“Hasil ini menunjukkan bahwa kita sudah cukup berhasil menurunkan angka Prevalensi Stunting, tetapi kita harus tetap waspada dan melakukan langkah-langkah strategis untuk akselerasi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Jembrana kedepan,“ ucapnya.

Selain itu, Bupati Tamba menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Jembrana juga sudah melaksanakan Minilokakarya sebagai forum sharing data stunting di masing-masing kecamatan yang sudah dilaksanakan setiap bulan. “Kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar program dari tingkat kabupaten hingga desa,“ ujarnya.

Lebih lanjut, Bupati Tamba menjelaskan bahwa pelaksanaan audit kasus stunting yang sudah dilaksanakan sebanyak dua siklus dalam satu tahun yaitu gerakan Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting dan gerakan Gemar Makan Ikan dengan kelompok ibu hamil, menyusui, anak balita dan anak sekolah dasar, agar image ikan yang amis, banyak tulang, dan ikan sulit ditemukan di pasar dirubah pola fikirnya bahwa ikan itu produk pangan yang enak, bergizi, dan mudah ditemukan baik dalam bentuk segar maupun aneka olahan. “Sehingga bisa tercapai target prevalensi stunting Bali yaitu 6,15 persen tahun 2024,“ jelasnya.

Lanjutnya, Bupati Tamba juga mengatakan bahwa kunci percepatan penurunan stunting adalah Intervensi spesifik dan sensitif serta koordinasi dan kolaborasi secara konvergensi dalam pelaksanaanya. “Saya minta intervensi ini tidak hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana saja, tetapi juga dilaksanakan oleh Instansi dan sektor lainnya terutama peran desa/kelurahan yang sangat esensial,“ ucapnya.

Pihaknya meminta agar para Camat, Perbekel/Lurah dapat melakukan inovasi-inovasi dalam mengerahkan warga masyarakat sasaran Posyandu di wilayahnya, langkah tersebut untuk meningkatkan capaian partisipasi Balita yang datang ke Posyandu dengan cara memanfaatkan anggaran dana desa dalam percepatan penurunan stunting. “Generasi yang sehat memiliki daya saing untuk mendukung terwujudnya Jembrana Emas tahun 2026,“ harapnya.

Sementara, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Khrisna selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Jembrana menjelaskan bahwa Rembuk Stunting merupakan langkah penting yang harus dilakukan pemerintah kabupaten untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara perangkat daerah, penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga non-pemerintah dan masyarakat. “Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan dan menyelaraskan program dan kegiatan lintas sektor serta menyusun program dan rencana kegiatan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Jembrana,“ jelasnya.

Wabup Patriana Krisna mengungkapkan bahwa lokasi prioritas pelaksanaan program percepatan penanggulangan stunting di Kabupaten Jembrana tahun 2024 ditetapkan di sepuluh desa/ kelurahan diantaranya:

  1. Desa Tuwed
  2. Desa Dlodbrawah
  3. Desa Candikusuma
  4. Desa Tukadaya
  5. Desa Pangyangan
  6. Desa Nusasari
  7. Desa Ekasari
  8. Desa Manistutu
  9. Desa Mendoyo Dauh Tukad
  10. Kelurahan Tegal Cangkring.

“Seluruh pemangku kepentingan yang hadir pada hari ini saya harap memberikan komitmennya menjadi prioritas utama dalam upaya penurunan stunting di Kabupaten Jembrana,“ harapnya.

Ia menambahkan menurutnya stunting sangat penting untuk menjadi perhatian kita semua, karena stunting sangat berpengaruh terhadap kualitas generasi Emas Jembrana kedepan. “Besar harapan kami, dengan telah dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang menyentuh percepatan penurunan stunting di semua sektor, semoga dapat mempercepat pencegahan dan menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Jembrana, sehingga masyarakat Jembrana dapat melahirkan generasi emas yang sehat, berkualitas dan bahagia,“ pungkasnya. (AM)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA