KOPI, Jakarta – Program Asta Cita Presiden yaitu “Makan Sehat Gratis Bergizi dan Medical Cek Up Gratis” merupakan hal penting untuk menghadapi bonus demografi yaitu pendidikan dan kesehatan untuk mencapai Indonesia emas. Ketua Umum Hipelki (Himpunan Pengembangan Ekosistem Alat Kesehatan Indonesia), Dokter Randi Teguh mendukung penuh Program Asta Cita Prabowo menuju Indonesia Emas Tahun 2045.
“Kami Hipelki sangat mendukung penuh program Asta Cita kedua yaitu Medikal Cek Up Gratis untuk warga di hari lahirnya atau bisa menjadi hadiah ulang tahun untuk warga dari Pemerintah Pusat,” ujarnya.
Lanjutnya, keluar dari middle income track, untuk pendidikan sudah jelas agar bisa menciptakan anak-anak yang pintar perlu didukung gizi yang cukup agar pertumbuhan badan, tulang dan otak yang baik sehingga memiliki intelektual yang cukup dan untuk itu masyarakat Indonesia harus dalam kondisi sehat. Kali ini, masuk ke masalah produktivitas, Indonesia melalui Kementerian Kesehatan memiliki tranformasi kesehatan yang pertama layanan kesehatan primer yaitu melakukan screening untuk menghindari penyakit dengan tujuan pencegahan sebelum pengobatan.
Dalam hal ini, Presiden meluncurkan program pemeriksaan gratis di saat ulang tahun setiap warganya. “Ini adalah momen yang tepat dari Pemerintah untuk memberikan hadiah kepada warganya yaitu pemeriksaan gratis, “kata Ketua Umum Hipelki saat disambangi di kantornya, di seputaran Kelapa Gading, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Dokter Rendi menjelaskan MCU harus dibarengi dengan fasilitas alat kesehatan yang sesuai standar. “Dengan MCU menciptakan kesehatan berkualitas, dan perlu didukung alat kesehatan yang mumpuni, yang tentunya di produksi di Indonesia,” bebernya.
Dalam 2 Program Asta Cita ini, selain mencetak generasi sehat, Pemerintah juga ingin menumbuhkan perekonomian masyarakatnya. Selanjutnya, soal alat kesehatan yang nantinya menunjang MCU gratis ini tentunya perusahaan yang memproduksi alat kesehatan tersebut harus memiliki izin yang standar kualitas produksi dan distribusi harus memiliki standar minimum tertentu.
Yang kedua, tambahnya, alat-alat kesehatannya sendiri yang didistribusikan di dalam negeri harus punya nomor izin edar yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan. Berbeda dengan obat yang dikeluarkan BPOM, nomor izin edar ini pada hakekatnya untuk memastikan bahwa dia sudah memiliki standar produksi, standar distribusi, kinerja yang baik dan dipastikan keamanan selain itu ada namanya post market untuk produk yang sudah beredar untuk pengguna nya harus mengantongi izin dari Kementerian Kesehatan juga.
Bila semuanya sudah dinyatakan memenuhi standar yang baik, maka MCU gratis nantinya pasti akan memakai alat kesehatan yang sudah berstandar baik pula. Program MCU Gratis ini akan berjenjang sesuai dengan usia warganya.
“Program screening ini tentunya berjenjang mulai dari bayi, balita, anak-anak, anak remaja, dewasa dan orang tua sehingga kita bisa mencegah dari awal. Contohnya, usia produktif bila sudah discreening terdapat kadar gula darahnya tinggi maka dapat dilakukan pencegahan dari awal sehingga menghindari komplikasi, saya pikir 2 Program Asta Cita ini baik untuk menjadikan warga negara menjadi lebih cerdas secara intelektual dan pastinya mencetak generasi yang sehat pula.
Selain itu, dampak positif lainnya adalah menumbuhkan perekonomian masyarakatnya, artinya dengan 2 program ini dapat mendorong para produsen alat kesehatan untuk bertumbuh kembang. Maka, untuk menjaga kesehatan masyarakat harus memanfaatkan program Pemerintah yaitu MCU Gratis.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kita tentunya punya harapan bahwa produk-produk yang diproduksi dan distribusikan dapat menunjang program Pemerintah. “Bicara soal regulator, kami butuh transparansi dalam menjalankan program Pemerintah sehingga peran pengusaha alat kesehatan bisa mendukung program tersebut,” pungkasnya. (DJ/Tim)
Comment