by

DARI POLUSI KE SOLUSI: SAATNYA DUNIA BEBAS MIKROPLASTIK

Mikroplastik, partikel plastik berukuran kurang dari 5 mm, telah menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan manusia dan lingkungan di era modern ini. Partikel ini berasal dari berbagai sumber, seperti degradasi plastik besar, microbeads dalam kosmetik, hingga serat sintetis dari tekstil. Indonesia, sebagai negara kepulauan yang memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, menghadapi tantangan besar dalam mengatasi mikroplastik. Namun, di balik tantangan ini, ada peluang besar untuk memimpin solusi global.

Indonesia dan Mikroplastik: Tantangan Tak Kasat Mata
Mikroplastik ditemukan di hampir seluruh bagian ekosistem Indonesia—dari perairan laut, sungai besar, hingga tanah pertanian. Penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga masuk ke rantai makanan manusia. Garam laut, makanan laut, bahkan air minum di Indonesia dilaporkan mengandung mikroplastik.
Di sisi lain, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Hal ini dipicu oleh tingginya konsumsi plastik sekali pakai, kurangnya kesadaran masyarakat, dan masih terbatasnya infrastruktur pengelolaan sampah. Sungai-sungai besar di Indonesia, seperti Citarum, sering menjadi jalur utama aliran limbah plastik menuju laut, memperburuk pencemaran mikroplastik di perairan.
Dalam webinar bertajuk “Breaking Down Microplastics: Solutions for a Cleaner Future”, yang diselenggarakan oleh ICWITI (International Council of Women in Technology and Innovation) bekerja sama dengan WiN Tunisia, WiN Africa, dan HIMNI (Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia), para pakar internasional menggarisbawahi dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Webinar ini menyoroti betapa mendesaknya tindakan kolaboratif untuk mengatasi ancaman mikroplastik.

Dampak Mikroplastik pada Kesehatan dan Lingkungan
1. Dampak pada Kesehatan Manusia
Mikroplastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan, minuman, udara, dan kontak langsung dengan kulit. Dalam webinar, Prof. Mohamed S. Tewfic dari Egyptian Atomic Energy Authority menjelaskan bahwa mikroplastik mampu menembus membran sel manusia, memicu stres oksidatif, dan menyebabkan kerusakan pada DNA yang berujung pada peningkatan risiko kanker. Selain itu, mikroplastik juga ditemukan memengaruhi sistem reproduksi, memicu gangguan hormonal, dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.

2. Ancaman bagi Ekosistem Indonesia
Polusi mikroplastik memiliki dampak yang merusak pada ekosistem laut Indonesia, yang menjadi habitat bagi ribuan spesies laut. Mikroplastik yang tertelan oleh ikan dan biota laut lainnya tidak hanya mengancam keberlanjutan populasi mereka tetapi juga berdampak langsung pada manusia yang mengonsumsi hasil laut. Selain itu, mikroplastik juga mengancam kesehatan terumbu karang, salah satu aset vital bagi ekosistem laut dan pariwisata Indonesia.

Langkah-Langkah untuk Mengatasi Polusi Mikroplastik di Indonesia
Indonesia memiliki tantangan unik, tetapi juga peluang besar untuk menjadi pionir dalam pengelolaan mikroplastik. Berikut adalah beberapa langkah strategis yang dapat diambil:
1. Meningkatkan Infrastruktur Pengelolaan Sampah
Indonesia membutuhkan investasi besar untuk memperkuat infrastruktur pengelolaan limbah. Dr. Ehab Mohamed AR, salah satu pembicara dalam webinar, menekankan pentingnya instalasi pengolahan air limbah dengan sistem filtrasi modern untuk menangkap mikroplastik sebelum mencemari lingkungan. Teknologi ini dapat diterapkan secara bertahap, dimulai dari kota-kota besar yang menghasilkan limbah plastik paling banyak.

2. Edukasi dan Pemberdayaan Masyarakat
Kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam mengurangi polusi mikroplastik. Prof. Soheir Korra menyoroti pentingnya melibatkan komunitas dalam kampanye lingkungan. Di Indonesia, program seperti gerakan pembersihan pantai dan sungai dapat menjadi contoh sukses yang menginspirasi inisiatif serupa di seluruh daerah. Selain itu, edukasi tentang bahaya mikroplastik perlu diperkenalkan sejak dini melalui kurikulum sekolah.

3. Regulasi dan Kebijakan Ramah Lingkungan
Pemerintah Indonesia telah mulai melarang penggunaan kantong plastik sekali pakai di beberapa daerah. Namun, regulasi ini perlu diperluas secara nasional. Selain itu, larangan penggunaan microbeads dalam kosmetik juga harus diterapkan untuk memutus salah satu sumber mikroplastik. Insentif bagi industri yang menggunakan bahan biodegradable dapat mendorong inovasi dan mengurangi ketergantungan pada plastik konvensional.

4. Inovasi dan Penelitian Lokal
Inovasi teknologi dan penelitian lokal memainkan peran penting dalam menemukan solusi jangka panjang. Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam lokal untuk mengembangkan material biodegradable yang ramah lingkungan. Selain itu, kolaborasi antara akademisi dan sektor industri dapat mempercepat pengembangan teknologi deteksi dan pengolahan mikroplastik.

Peran Indonesia dalam Solusi Global
Indonesia memiliki posisi strategis untuk memimpin solusi global dalam pengelolaan mikroplastik. Dengan garis pantai yang panjang, keanekaragaman hayati yang kaya, dan populasi muda yang kreatif, Indonesia memiliki semua elemen untuk menciptakan dampak yang signifikan. Namun, keberhasilan ini membutuhkan kolaborasi erat antara pemerintah, sektor swasta, komunitas lokal, dan mitra internasional.
Dalam webinar tersebut, pentingnya kolaborasi lintas sektor menjadi salah satu poin utama. Program seperti Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2025 dapat diperkuat dengan dukungan global, termasuk dari organisasi seperti ICWITI dan WiN, untuk menciptakan perubahan yang nyata.

Dari Polusi ke Solusi: Harapan untuk Masa Depan
Mikroplastik adalah tantangan yang kompleks, tetapi bukan tanpa harapan. Setiap langkah kecil yang kita ambil—mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendaur ulang, atau mendukung inisiatif lingkungan—akan memberikan dampak besar bagi masa depan.
Saya percaya bahwa melalui komitmen yang kuat, inovasi teknologi, dan kolaborasi global, Indonesia dapat menjadi teladan dalam memerangi polusi mikroplastik. Mari bersama-sama bergerak dari polusi ke solusi, menciptakan masa depan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

“Saatnya bertindak. Dari polusi ke solusi, mari wujudkan Indonesia bebas mikroplastik.”

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA