by

Literasi Ekonomi: Mengetahui Perbedaan Urusan Finansial dan Urusan Moneter

Oleh :Rudi Sinaba

Pengantar

Dalam perekonomian modern, konsep moneter dan finansial seringkali dipahami sebagai dua hal yang terpisah, padahal keduanya memiliki keterkaitan yang erat dalam menciptakan stabilitas ekonomi. Meskipun sering digunakan bersama-sama, istilah-istilah ini memiliki ruang lingkup dan tujuan yang berbeda. Pemahaman yang tepat mengenai keduanya sangat penting, baik bagi individu yang mengelola keuangan pribadi, perusahaan yang memerlukan pengelolaan dana yang efisien, maupun bagi pemerintah yang bertanggung jawab atas kebijakan ekonomi nasional.

Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan antara urusan  finansial dan moneter :

Urusan Finansial: Fokus pada Pengelolaan Keuangan

Urusan finansial berkaitan dengan pengelolaan uang dan aset untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu, baik dalam konteks individu, keluarga, perusahaan, atau negara. Fokus utamanya adalah pada bagaimana mengelola dana yang ada, baik itu melalui tabungan, investasi, atau pengelolaan risiko. Dalam konteks perusahaan, urusan finansial mencakup aspek-aspek seperti perencanaan anggaran, pengelolaan kas, investasi, serta pembiayaan.

Finansial bersifat lebih mikroekonomi, yang berarti ia lebih berfokus pada unit-unit ekonomi kecil, seperti individu atau bisnis. Keputusan-keputusan finansial, seperti pengambilan kredit atau investasi dalam saham, sangat dipengaruhi oleh kondisi pribadi atau organisasi. Pengelolaan yang baik dapat membantu individu atau perusahaan mencapai kestabilan keuangan dan meningkatkan kualitas hidup atau kinerja bisnis.

Misalnya, seseorang yang ingin membeli rumah akan membuat perencanaan keuangan untuk mengelola cicilan hipotek, tabungan, serta biaya hidup. Begitu juga dengan sebuah perusahaan yang harus menyusun anggaran tahunan untuk memastikan kelancaran operasional dan mengejar keuntungan jangka panjang.

Urusan Moneter: Kebijakan yang Mengatur Ekonomi Makro

Sementara itu, urusan moneter lebih berkaitan dengan kebijakan ekonomi yang mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dan tingkat suku bunga, untuk memastikan stabilitas ekonomi dalam suatu negara. Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah untuk mengontrol inflasi, menjaga nilai tukar mata uang, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Moneter bersifat makroekonomi, yang berarti ia lebih berfokus pada seluruh perekonomian negara, bukan pada unit-unit kecil seperti individu atau perusahaan. Pengaturan suku bunga oleh bank sentral adalah salah satu alat utama dalam kebijakan moneter. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, hal ini akan meningkatkan biaya pinjaman dan mengurangi daya beli masyarakat, yang pada gilirannya bisa menurunkan inflasi. Sebaliknya, penurunan suku bunga bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pengeluaran dan investasi.

Misalnya, jika suatu negara mengalami inflasi tinggi, bank sentral mungkin akan menaikkan suku bunga untuk mengurangi pengeluaran dan pinjaman. Ini bertujuan untuk menjaga nilai mata uang dan menghindari lonjakan harga barang dan jasa. Kebijakan moneter juga dapat mencakup operasi pasar terbuka, di mana bank sentral membeli atau menjual surat berharga untuk mengatur jumlah uang yang beredar.

Perbedaan Fokus dan Tujuan

Urusan finansial lebih fokus pada pengelolaan keuangan secara langsung yang mempengaruhi individu atau organisasi. Tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan keuangan jangka panjang dengan memanage pengeluaran, tabungan, dan investasi. Keputusan yang diambil dalam urusan finansial cenderung lebih pribadi dan terfokus pada efisiensi penggunaan dana.

Sementara itu, urusan moneter memiliki tujuan untuk memastikan stabilitas ekonomi pada tingkat makro, melalui pengaturan inflasi dan suku bunga. Kebijakan moneter membantu menjaga daya beli masyarakat dan memitigasi gejolak ekonomi yang disebabkan oleh fluktuasi harga atau ketidakstabilan pasar.

Perbedaan Lingkup

Urusan finansial beroperasi dalam lingkup mikroekonomi, yaitu keputusan-keputusan yang dibuat oleh individu, rumah tangga, atau perusahaan. Keputusan-keputusan ini berkisar pada bagaimana mengelola pendapatan dan aset secara efisien. Misalnya, jika seorang individu memutuskan untuk menginvestasikan uangnya dalam saham atau mendiversifikasi portofolio investasi, itu adalah contoh urusan finansial.

Sebaliknya, urusan moneter beroperasi dalam lingkup makroekonomi dan berkaitan dengan kebijakan yang diterapkan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan suku bunga di seluruh ekonomi. Kebijakan moneter mempengaruhi seluruh perekonomian suatu negara, seperti bagaimana suku bunga yang lebih tinggi dapat mempengaruhi keputusan investasi bisnis atau bagaimana inflasi memengaruhi daya beli masyarakat.

Peran Bank Sentral dan Pelaku Ekonomi Lainnya

Dalam urusan finansial, pelaku utama adalah individu, perusahaan, dan lembaga keuangan nwgara yang mengelola dana dan aset untuk mencapai tujuan tertentu. Bank-bank komersial dan lembaga keuangan lainnya memberikan berbagai layanan seperti pinjaman, tabungan, dan investasi yang digunakan oleh pelaku ekonomi.

Sedangkan dalam urusan moneter, pelaku utama adalah bank sentral yang memiliki kewenangan untuk mengatur kebijakan suku bunga dan pengelolaan cadangan mata uang untuk menjaga kestabilan ekonomi. Sebagai contoh, di Indonesia, Bank Indonesia bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan moneter yang mendukung stabilitas harga dan nilai tukar mata uang.

Interaksi Antara Urusan Finansial dan Moneter

Meskipun fokus dan ruang lingkupnya berbeda, urusan finansial dan moneter saling berhubungan dan saling memengaruhi. Kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral dapat berdampak langsung pada keputusan-keputusan finansial individu atau perusahaan. Misalnya, jika bank sentral menaikkan suku bunga untuk menurunkan inflasi, hal ini akan memengaruhi keputusan pinjaman dan investasi di sektor swasta. Sebaliknya, keputusan finansial yang buruk, seperti krisis utang di sektor swasta, dapat memengaruhi kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral.

Selain itu, perubahan dalam kondisi finansial individu dan perusahaan juga dapat memengaruhi kondisi ekonomi secara keseluruhan, yang pada gilirannya memengaruhi kebijakan moneter. Misalnya, jika banyak perusahaan gagal membayar utangnya, bank sentral mungkin perlu menurunkan suku bunga atau mengambil langkah-langkah lain untuk menstabilkan perekonomian.

Meskipun urusan moneter dan finansial sering kali dikaitkan dengan pengelolaan uang, keduanya memiliki perbedaan yang mendasar dalam hal fokus, tujuan, dan pelaku yang terlibat. Urusan finansial lebih berfokus pada pengelolaan keuangan individu dan perusahaan untuk mencapai kesejahteraan jangka panjang, sedangkan urusan moneter lebih berfokus pada kebijakan yang mengatur kestabilan ekonomi makro suatu negara. Kedua urusan ini saling terkait dan saling mempengaruhi, dengan kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral dapat memengaruhi keputusan-keputusan finansial yang diambil oleh individu dan perusahaan.

Untuk mencapai perekonomian yang sehat, keseimbangan yang tepat antara kebijakan moneter dan pengelolaan finansial yang baik sangat penting. Keputusan yang diambil dalam kedua aspek ini memiliki dampak besar terhadap stabilitas ekonomi, kesejahteraan masyarakat, serta pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Hubungan antara Moneter dan Finansial

Meskipun moneter dan finansial tampak berbeda, keduanya saling memengaruhi dan berinteraksi dalam sistem ekonomi. Berikut adalah beberapa cara keduanya saling berhubungan:

1. Kebijakan Moneter Mempengaruhi Kondisi Finansial

Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral akan mempengaruhi kondisi finansial di seluruh sektor ekonomi. Salah satu cara yang paling jelas adalah melalui suku bunga. Ketika bank sentral menaikkan suku bunga, pinjaman akan menjadi lebih mahal, yang pada gilirannya mempengaruhi keputusan investasi perusahaan dan individu. Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat merangsang investasi dan konsumsi, karena pinjaman menjadi lebih terjangkau.

Misalnya, pada tahun 2020, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan untuk merangsang pemulihan ekonomi setelah dampak pandemi COVID-19. Penurunan suku bunga ini diharapkan dapat mengurangi biaya pinjaman dan mendorong kegiatan investasi serta konsumsi di sektor finansial.

2. Kondisi Finansial Mempengaruhi Kebijakan Moneter

Di sisi lain, kebijakan moneter juga dipengaruhi oleh kondisi finansial. Ketika ada ketidakseimbangan dalam sektor finansial, seperti gelembung aset yang membesar, bank sentral mungkin akan mengambil langkah-langkah untuk mengatur peredaran uang dan menstabilkan pasar.

Contohnya, pada krisis subprime mortgage 2008 di Amerika Serikat, kebijakan moneter harus diubah secara signifikan untuk mengatasi dampak krisis finansial global. Bank sentral AS (The Federal Reserve) menurunkan suku bunga dan mengimplementasikan quantitative easing untuk mengatasi gejolak pasar keuangan dan mendukung perekonomian.

3. Saling Ketergantungan

Keduanya saling bergantung untuk menjaga keseimbangan ekonomi. Stabilitas moneter menciptakan lingkungan yang mendukung pengelolaan finansial yang sehat, sementara pengelolaan finansial yang buruk (seperti investasi yang spekulatif atau pinjaman yang berlebihan) dapat mengancam stabilitas moneter dengan menyebabkan ketidakstabilan harga dan inflasi yang tidak terkendali.

Dampak Ketidakseimbangan Moneter dan Finansial

Ketika hubungan antara moneter dan finansial tidak terkelola dengan baik, dampaknya dapat sangat merugikan perekonomian. Berikut adalah dua contoh besar ketidakseimbangan yang dapat terjadi:

1. Krisis Finansial

Krisis finansial dapat terjadi ketika sektor keuangan tidak dikelola dengan baik, baik oleh individu, perusahaan, atau pemerintah. Misalnya, krisis 1997-1998 di Asia, yang dimulai dengan ketidakstabilan sektor perbankan dan peredaran uang yang berlebihan, menyebabkan kejatuhan ekonomi di banyak negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dalam kasus ini, pengelolaan finansial yang buruk dalam menghadapi hutang luar negeri memicu krisis moneter yang luas.

2. Instabilitas Moneter

Di sisi lain, jika kebijakan moneter tidak dijalankan dengan hati-hati, dapat terjadi inflasi yang tinggi atau deflasi yang merusak daya beli masyarakat. Misalnya, negara-negara yang menghadapi hiperinflasi, seperti Venezuela, mengalami inflasi yang sangat tinggi, yang mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang dan merusak stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Kesimpulan

Urusan moneter dan finansial adalah dua aspek penting dalam ekonomi yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun memiliki fokus yang berbeda, keduanya saling berinteraksi dan mempengaruhi stabilitas ekonomi suatu negara. Kebijakan moneter yang sehat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pengelolaan finansial yang efektif, sementara pengelolaan finansial yang bijak dapat memperkuat kebijakan moneter dalam menjaga kestabilan ekonomi.

Sebagai individu, pemahaman terhadap kedua aspek ini penting untuk mengambil keputusan keuangan yang tepat. Bagi pemerintah, kebijakan yang seimbang antara moneter dan finansial akan memastikan perekonomian yang stabil, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat. Menjaga hubungan yang harmonis antara moneter dan finansial bukan hanya penting untuk mencegah krisis, tetapi juga untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA