by

Diam dalam Bisu

Oleh: Rudi Sinaba

Diam, hanya itu yang bisa kupersembahkan,
Ketika kata-kata tak lagi bisa ditemukan.
Di ruang kosong, aku merenung,
Tunggu waktu yang tak kunjung datang,
Diam, hanya itu yang bisa kuhadirkan.

Bisu, mungkin begitu yang harus kuterima,
Ketika dunia tak ingin mendengar.
Hatiku terbelenggu dalam hening,
Tak ada yang mengerti apa yang kurasakan,
Bisu, hanya itu yang bisa kuhadapi.

Diam, hanya itu yang bisa menenangkan,
Saat hati terombang-ambing oleh angin.
Perlahan segala luka menghilang,
Namun rasa itu tetap tinggal dalam diam,
Diam, hanya itu yang bisa kulakukan.

Bisu, mungkin begitu yang harus kujalani,
Dalam keheningan yang menyelimuti.
Rasa ingin berbicara begitu kuat,
Namun tak ada suara yang keluar,
Bisu, hanya itu yang bisa kuhadapi.

Diam, hanya itu yang bisa mengerti,
Saat dunia seakan melupakan.
Mata menatap tanpa melihat,
Kata-kata terhenti di bibir,
Diam, hanya itu yang bisa kujalani.

Bisu, mungkin begitu yang harus kuterima,
Ketika segala yang ada tak bisa dipahami.
Mencari makna dalam kesunyian,
Namun hanya kehampaan yang ada,
Bisu, hanya itu yang bisa menguasai.

Diam, hanya itu yang bisa mengiringi,
Langkah-langkah yang tak menentu.
Dalam kesendirian, aku berjalan,
Mencari jalan di tengah kabut,
Diam, hanya itu yang bisa menuntun.

Bisu, mungkin begitu yang harus kukenali,
Saat kata tak cukup untuk menjelaskan.
Berkali-kali aku mencoba berbicara,
Namun mulutku terkunci rapat,
Bisu, hanya itu yang bisa kujalani.

Diam, hanya itu yang bisa menyembuhkan,
Saat luka-luka dalam jiwa memanggil.
Rasa sakit terpendam tanpa suara,
Berharap waktu akan membawa jawab,
Diam, hanya itu yang bisa meredakan.

Bisu, mungkin begitu yang harus kutinggalkan,
Namun hati terus bergelora.
Ada banyak hal yang ingin diungkap,
Namun lidah terasa terikat,
Bisu, hanya itu yang bisa menemani.

Diam, hanya itu yang bisa menjadi pelipur,
Ketika dunia penuh dengan kebisingan.
Ketenangan datang dalam keheningan,
Menyentuh jiwa yang lelah,
Diam, hanya itu yang bisa memberi damai.

Bisu, mungkin begitu yang harus kuterima,
Saat semua kata terasa sia-sia.
Jalan menuju kedamaian tersembunyi,
Dalam diam yang membawa ketenangan,
Bisu, hanya itu yang bisa kupertahankan.

Diam, hanya itu yang bisa memberi ruang,
Untuk berpikir dan merenung dalam hening.
Setiap langkah terasa lebih berat,
Namun keheningan membawa keteguhan,
Diam, hanya itu yang bisa menuntunku.

Bisu, mungkin begitu yang harus kutempuh,
Saat tidak ada lagi suara yang berarti.
Aku tetap berjalan tanpa kata,
Hanya perasaan yang menjadi pandu,
Bisu, hanya itu yang bisa kuterima.

Diam, hanya itu yang bisa melindungi,
Saat dunia terlalu keras untuk dihadapi.
Menyembunyikan segala kebingungan,
Menanti waktu yang tepat untuk berbicara,
Diam, hanya itu yang bisa kupertahankan.

Bisu, mungkin begitu yang harus kutinggalkan,
Namun kenangan tetap tinggal dalam hening.
Setiap rasa menari dalam pikiranku,
Namun tak ada yang bisa kukatakan,
Bisu, hanya itu yang bisa mengisi.

Diam, hanya itu yang bisa menghentikan,
Semua kecemasan yang terus membayang.
Aku tak tahu arah yang harus kutempuh,
Namun dalam diam aku menemukan jawab,
Diam, hanya itu yang bisa memberi arah.

Bisu, mungkin begitu yang harus kutunggu,
Saat semua terasa semakin jauh.
Namun ada kedamaian dalam kesunyian,
Dan jawaban yang tersembunyi di sana,
Bisu, hanya itu yang bisa menenangkan.

Diam, hanya itu yang bisa menjelaskan,
Saat kata-kata terasa tak cukup.
Namun di dalam diam, aku menemukan kedalaman,
Yang tak bisa diungkap dengan suara,
Diam, hanya itu yang bisa memahami.

Bisu, mungkin begitu yang harus kutemui,
Di ujung perjalanan yang panjang.
Saat aku tak tahu lagi apa yang dicari,
Namun dalam keheningan, aku menemukan diri,
Bisu, hanya itu yang bisa mengungkapkan.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA