by

Program ProPosoku: Menghapus Stigma, Membangun Kepercayaan Diri Eks-napiter

KOPI, Jakarta – Dalam upaya reintegrasi sosial dan memperkuat kohesi sosial, The Habibie Center melaksanakan Program Proposoku (Program Psikososial untuk Poso yang Lebih Kuat) dengan dukungan dana Sasakawa Peace Foundation. Program ini berkolaborasi dengan Lembaga Penguatan Masyarakat Sipil (LPMS) yang bergerak di bidang pembangunan perdamaian di Poso.

Dalam sesi talk show Habibie Democracy Forum 2024 yang diadakan di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (13/11/24), Direktur LPMS, Endriati Nur, menjelaskan bahwa program Proposoku tersebut menggunakan pendekatan psikososial untuk mendukung reintegrasi sosial eks napiter kembali ke masyarakat.

Dengan berbagai metode training yang telah dilaksanakan, beberapa dampak positif telah dirasakan oleh peserta seperti ketahanan dalam proses membangun kepercayaan diri, toleransi terhadap perbedaan dan berbagai aspek internal lainnya. Program ini menciptakan lingkungan yang mendukung kohesi sosial yang lebih optimal.Di sisi lain, program ini juga mendukung pemberdayaan ekonomi, penguatan partisipasi, dan pembangunan lingkungan sosial yang berkelanjutan kepada eks-napiter.

Salah satu peserta yang telah merasakan dampak positif dari Program Proposoku adalah Jumardi. Dalam forum yang sama, dia menyampaikan bahwa sebagai eks-napiter ada stigma negatif dari lingkungan sekitarnya. Namun, setelah mengikuti Program Proposoku ia bisa berinteraksi lebih baik dengan masyarakat dan memperbaiki kehidupan keluarganya.

“Awalnya masih ada stigma di kampung yang agamanya beragam. Namun, seiring berjalannya waktu, saya mulai berani berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sebagai usaha menjadi manusia yang lebih baik,” ujarnya dalam talk show tersebut.

Hal senada juga disampaikan Tini Susanti, di mana hidupnya berubah lebih baik setelah mengenal dan mengikuti program bersama LPMS. “LPMS tidak membedakan antara ragam kelompok atau latar belakang. Setelah menjalani program, saya tidak merasa takut bermimpi dan sukses untuk menghidupi anak saya,” tuturnya.

Dalam kesempatan Habibie Democracy Forum ini, beberapa lembaga lain yaitu Wahid Foundation, Aliansi Indonesia Damai, SerVE Indonesia, dan Yayasan Prasasti Perdamaian juga turut berbagi dampak positif dari pelaksanaan programnya. Mereka melibatkan berbagai pihak terutama perempuan, pemuda, dan masyarakat pada umumnya. Program-program tersebut menjadi inspirasi dalam proses penguatan kohesi sosial dalam masyarakat.

Sementara itu, Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengapresiasi peran lembaga masyarakat sipil dalam memperkuat ketahanan masyarakat melalui pendekatan deradikalisasi yang humanis. BNPT juga menekankan pentingnya dukungan masyarakat sebagai komponen penting dalam proses reintegrasi eks-napiter dan mendukung kohesi sosial. (NJK)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA