KOPI, Jakarta – Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (Ketum PPWI) Wilson Lalengke S.Pd., M.Sc., M.A, menggelar Diklat Jurnalistik Pewarta Warga (Citizen Journalist) bagi editor, publisher, dan Pimpinan Redaksi, bertempat di Ruang Meeting Google, Sabtu (16/11/2024). Pelatihan jurnalistik tersebut bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu dalam penulisan dan pengeditan sebuah berita agar mudah dipahami oleh pembaca.
Diklat jurnalistik tersebut diikuti oleh beberapa anggota PPWI dari berbagai daerah, yaitu dari Jembrana, Karawang, Lampung Timur dan Sanggau. Pelatihan jurnalistik tersebut selain untuk menambah wawasan dan ilmu, juga agar penulis lebih trampil dalam merangkai kalimat sehingga para pembaca lebih memahami isi berita yang sudah dinaikkan. Dalam pelatihan ini juga diajarkan tentang penempatan tanda baca yang benar dan tepat, seperti titik, koma, tanda kutip, dan penempatan awalan di dan ke, serta penggunaan huruf besar dan kecil, di dalam kalimat berita.
Terkait hal tersebut, Ketum PPWI Wilson Lalengke S.Pd., M.Sc., M.A, mengatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat dalam penulisan kalimat berita karena berita yang sudah dinaikkan dan memenuhi unsur-unsur tersebut, maka para pembaca akan mudah memahami maksud dan tujuan sebuah berita tersebut. “Pelatihan ini sangat bermanfaat, oleh karena itu dengan adanya pelatihan jurnalistik ini agar kawan-kawan lebih giat lagi untuk berlatih dalam penulisan kalimat berita, seperti penempatan tanda baca dan penggunaan kalimat lainnya,” ucapnya.
Selanjutnya, Ketum Wilson Lalengke menjelaskan bahwa pelatihan jurnalistik ini, selain hal tersebut di atas, pelatihan ini juga mengajarkan tentang bagaimana penggunaan kata penghubung antar kalimat, seperti selanjutnya, lebih lanjut, lanjutnya, sementara, sementara itu, dan lainnya, serta penempatan kalimat frase dialog tag, seperti, ucapnya, ujarnya, jelasnya, terangnya, tuturnya, bebernya, tegasnya, tambahnya, imbuhnya, tandasnya, pungkasnya dan lainnya. “Saya minta harus lebih teliti lagi dalam penggunaan dan penempatan kalimat dalam berita atau kata penghubung antar kalimat dan juga penggunaan kalimat frase tag, ini harus tepat dan benar,” pintanya.
Lanjutnya, selain itu dalam penggunaan huruf besar dan kecil, dan penempatan tanda baca yang tepat dan benar, seperti titik, koma, dan penempatan kata depan “di”, digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat atau kata kerja, untuk penempatan kata keterangan tempat “di” contohnya, di Bali, di Kalimantan, dan penempatan kata kerja “di” contohnya: digabungkan, dipulangkan, karena hal ini sangat penting dalam penulisan sebuah berita dan juga akan berpengaruh bagi pembaca berita yang sudah dinaikkan. “Saya tekankan lagi, agar kawan-kawan lebih teliti lagi dalam penggunaan huruf besar dan kecil serta penempatan tanda baca dan penambahan serta penempatan kalimat lainnya, sehingga para pembaca lebih memahami tujuan berita yang sudah dinaikkan,” jelasnya.
Untuk itu, Ketum PPWI Wilson Lalengke, berharap dengan adanya pelatihan ini agar lebih memahami apa yang sudah dijelaskan dalam pelatihan jurnalistik tersebut, selanjutnya bisa aplikasikan dalam penulisan sebuah berita, “Saya berharap teman-teman lebih memahami lagi dari beberapa materi yang sudah saya jelaskan tadi dan lebih memperdalam lagi dalam penggunaan serta penempatan tanda baca, dan penambahan kalimat-kalimat yang tepat dan benar, sehingga para pembaca lebih mengerti lagi, arti dan tujuan dalam berita tersebut,” pungkasnya. (YUHA)
Comment