KOPI, Jakarta – Laskar Patriot Pembela Pancasila (Palapa) selenggarakan diskusi kebangsaan mengusung tema ‘Mengukuhkan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Generasi yang Tangguh Terhadap Ancaman Terorisme Guna Mewujudkan Pilkada Damai’, bertempat di Ruang Auditorium Kantor Walikota, Jakarta Pusat, Kamis (17/10). Kegiatan tersebut dapat terselenggara berkat kerjasama dengan Densus 88 Polri Antiteror.
Dalam sambutannya, Wakil Walikota, Chaidir, M.Si., mewakili Walikota Jakarta Pusat Dhany Sukma, S.Sos., M.AP., menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran para peserta, seraya juga ucapan terima kasih terhadap Densus 88 Polri Antiteror, dan juga kepada Ketua Pelaksana kegiatan Appandi.
“Perlu diinformasikan, bahwa kebijakan Pemerintah DKI Jakarta dalam rangka antisipasi gerakan terorisme, radikalisme baik ISIS dan NII dilakukan gerakan bawah tanah, yang mana berbaur dengan masyarakat, dalam upaya pencegahan dan peringatan bahaya radikalisme dan terorisme,” ujar Wakil Walikota Jakarta Pusat, Chaidir, M.Si
Sebelumnya, dari pihak Pemerintah Daerah DKI Jakarta, khususnya Jakarta Pusat pernah mengadakan kegiatan serupa, tepatnya pada 20 Agustus 2024, dengan sasaran siswa SMP, SMA dan setingkat Madrasah Aliyah. Selain itu, Walikota Jakarta Pusat juga mengajak seluruh pihak untuk bekerjasama dalam pengamanan dan kondusifitas pelaksanaan Pilkada 2024.
“Marilah tingkatkan kerjasama koordinasi yang lebih baik antara TNI-Polri, FKPD, FKDM, FKUB, bahkan KPU dan Bawaslu serta elemen masyarakat lainnya,” ujarnya.
Selanjutnya, hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut antara lain: Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H., M.H., M.S., dan Direktorat Pencegahan Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Negara Republik Indonesia Kompol Agus Isnaini, M.Si., serta KBO Satbinmas Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Wardi Jien, S.H., M.M.
Prof. Dr. Ermaya Suradinata SH, MH, MS, selaku Dewan Pakar BPIB memberikan pemaparan diawali dengan pembahasan terkait situasi geopolitik dunia, dan menjelaskan bahwa ideologi menjadi harapan besar bagi suatu bangsa dan negara. Ia menjelaskan bahwa untuk di era terkini (modern) perang fisik sulit untuk dilakukan, akan tetapi terkait dengan ideologi tentunya, bangsa kita ditekan (red: penjajahan) sedemikian lamanya.
Dan berkat perjuangan para tokoh pendiri bangsa, Indonesia merdeka diawali dengan lahirnya ideologi dan falsafah hidup bangsa yaitu Pancasila sebagai pemersatu bangsa, dan juga sebagai pandangan hidup bangsa. “Alhamdulillah, bisa mempersatukan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Pulau Rote,” jelasnya.
Lanjutnya, Indonesia dengan kekayaan alam (sda) beserta wilayah Lautan begitu luas, dipersatukan dengan ideologi Pancasila. Dengan bhineka tunggal Ika yang maknanya tertera pada lambang negara itu mewujudkan bangsa yang majemuk menjadi satu dipersatukan menjadi Indonesia.
Sementara, Kompol Agus Isnaini, M.Si., menjelaskan kelompok teror yang dikenal seperti misalnya Jemaah Islamiah (JI), salah satu kelompok teror di Indonesia, sudah siap membubarkan diri sekitar 3.600 orang pengikut untuk bisa masuk ke dalam lingkup sosial. “Mereka menerapkan strateginya dengan masuk ke dalam dunia pendidikan, perang dan bom sana sini. Ketika masuk ke dunia pendidikan, banyak sekali sekolah-sekolah yang berafiliasi,” ujarnya
Boleh dikatakan sekarang, bisa membubarkan diri, dan masuk ke lini lain baik ke parpol dan sebagainya. Akan tetapi, jika pemikiran membawa ke sana (red: perpecahan), setidaknya yang bisa dilakukan adalah menyelamatkan lingkungan sekitar.
“Tidak perlu pihak pemerintah hadir, TNI/Polri hadir. Namun perlu sinergitas kerjasama dengan elemen masyarkat tentunya, untuk antisipasi kelompok (red: pelaku teror) tersebut,” paparnya
Sebagai informasi, ujar Kompol Agus Isnaini biasanya yang menjadi jargon, baik seperti yang terjadi di Irak, Libya yang diserang dahulu, ialah Presidennya (pemimpin, atau sistem). “Tidak menutup mata, keadilan, kesejahteraan, dimana menutup mata motifnya, menyerang sistem ideologi dengan cara menyalahkan sistem tersebut. Bukan masalah, tidak adanya keadilan dan kurang sejahtera. akan tetap narasi tersebut, yang digunakan pihak mereka (pelaku teror),” terangnya.
Lebih lanjut, KBO Satbinmas Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Wardi Jien, S.H., M.M., memberikan pemaparan terkait P2NP (Pedoman Penanaman Nilai-nilai Pancasila) secara lugas dan terang benderang menggunakan slide proyektor di ruang Auditorium Kantor Walikota Jakarta Pusat di hadapan para peserta diskusi, yang terdiri dari beberapa perwakilan OKP, Ormas, serta juga tokoh agama, dan juga pelajar/mahasiswa dan mahasiswi (BEM).
Wardi Jien menjelaskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara harus dipahami diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam berperilaku oleh seluruh warga negara, maka Pancasila menjadi penting untuk diajarkan kepada seluruh anak bangsa. Arti penting Pancasila sebagai landasan dan falsafah ideologi, Pancasila sebagai pedoman bagi WNI.
Nilai-nilai dalam Pancasila adalah nilai yang mendasar untuk dijadikan pedoman peraturan dan dasar dari norma-norma hukum yang berlaku di negara ini, terang Pimpinan Majelis Gema Gong Pancasila yang juga pendiri Laskar Palapa (Patriot Pembela Pancasila).
Pancasila landasan hidup dalam kontek berbangsa dan bernegara, makna yang terkandung di dalamnya peran penting Pancasila di kehidupan sosial masyarakat dan juga semua sila-sila tersebut saling bersinergi dalam bentuk satu kesatuan sehingga negara ini tetap berdiri kukuh seperti harapan para sendiri negara terdahulu. Pancasila satu kesatuan yang bulat dan saling memiliki keterkaitan antar sila.
“Apabila dapat digabungkan 12 nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dengan Ilmu Sistem Tri Falaq Tunggal Listik dalam kehidupan berbangsa Indonesia, tentunya akan lebih baik dan luar biasa,” pungkasnya. (Red)
Comment