by

Sulut Butuh Sosok Berintegritas dan Bermoral

KOPI, Sulut – Sulawesi Utara ke depannya harus berada ditangan orang yang tepat yaitu mereka yang dinilai berintegritas, bermoral “bersih” bebas korupsi, kolusi dan nepotisme, jadi contoh, panutan dan teladan yang baik. Bukan sosok yang disebut penjudi, peselingkuh, koruptor, berdarah dingin, pemabuk dan yang pernah terlibat tindak pidana lainnya.

Orang beriman pasti terdidik, waras, juga cerdas, mampu membedakan yang jahat dan yang baik. Sebagaimana halnya oknum Bupati Talaud, dia berbeda jauh dengan oknum Walikota Bitung. MM menyadari akan kekurangan dirinya, di saat pasangan hidupnya dijebloskan ke penjara karena korupsi.

Panglima Tinggi Panji Joshua mungkin juga sadar bahwa dirinya sudah tak layak lagi maju sebagai calon Wali Kota Bitung, akibat ulah istrinya yang telah mencoreng nama baiknya. Tapi ternyata bukan hanya karena persoalan istrinya yang dijebloskan ke penjara, ada sejumlah catatan penting yang terungkap ke publik hingga mengurungkan niatnya maju sebagai Calon Walikota Bitung.

Saat ini, oknum Wali Kota Bitung didesak agar segera membayarkan Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) selama 4 bulan dan gaji 14 ASN Bitung yang hingga saat ini belum dibayarkan. Selain itu, terungkap pula skandal pembangunan rumah sakit daerah Bitung yang diduga menggunakan dana PEN, hingga menempatkan posisi Penatua Pria Kaum Bapa (PK/B) GMIM itu pada situasi serba salah, maju kena, mundur kena.

Dan pada akhirnya membuat Maurits Mantiri urung maju sebagai Calon Wali Kota Bitung. Posisi itu kini digantikan oleh anaknya sebagai kandidat Walikota Bitung.

Kontras serta berbanding terbalik dengan oknum Bupati Talaud, Elly Lasut dinilai sebagai sosok manusia yang telah kehilangan rasa malu dan seakan-akan merasa tak punya “dosa” kata orang muka “tembok”. Mantan terpidana korupsi itu begitu percaya diri maju sebagai Calon Gubernur Sulut di Pilgub November 2024 tapi lupa dengan “borok dan catatan hitam” tentang dirinya yang diumbar-umbar ke ruang publik.

Di bagian lain, bantahan emosional seorang Hillary Brigitta Lasut tentang ayahnya yang menyebutkan ayahnya hanyalah korban politik sebagaimana yang diunggah lewat sebuah tayangan video dengan mengatakan ayah saya tidak bersalah. Tanpa disadari olehnya, HBL telah memutar kembali memory publik tentang skandal korupsi yg dilakoni ayahnya yang “mencuri dan merampok” uang rakyat Talaud dan menganggap ayahnya tidak bersalah.

Padahal Elly Lasut diseret ke penjara, bukan karena korban politik, ayahnya terbukti terlibat kasus korupsi SPPD fiktif. Hal itu terungkap lewat fakta persidangan, keterangan saksi dan barang bukti. Dengan demikian ayahnya bukan korban politik melainkan akibat perbuatannya sendiri yang “nyolong” uang negara.

Meski pun begitu, seburuk-buruknya anak, Hillary akan membela mati-matian ayahnya meski fakta telah berbicara bahwa, oknum Bupati Talaud itu dinyatakan bersalah, terbukti terlibat tindak pidana korupsi dan divonis 7 tahun penjara. Vonis tersebut turut dikuatkan lewat putusan MA ketika mantan dokter PTT itu melakukan upaya hukum lanjutan namun kasasi-nya ditolak, hakim Mahkamah Agung menguatkan putusan hukum peradilan pertama.

Selain terlibat kasus korupsi SPPD fiktif, masih ada sejumlah dugaan korupsi yang diduga melibatkan oknum Bupati Talaud, tinggal menunggu kapan waktunya kasus-kasus tersebut ditindaklanjuti oleh para penegak hukum baik yang telah dilaporkan di Kejagung maupun di KPK RI. Sementara itu, sampai dengan berita ini tayang, baik Maurits Mantiri maupun Elly Lasut tidak memberi tanggapan alias bungkam, diam seribu bahasa atas upaya konfirmasi yang dilakukan oleh wartawan media ini melalui WhatsApp dan media sosial mereka berdua. (John-Sulut)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA