KOPI, Jakarta – Wilson Lalengke, yang akrab disapa dengan nama Shony, adalah seorang pria penuh inspirasi yang lahir dari keluarga Lalengke. Ia dibesarkan di pedalaman Sulawesi Tengah, tepatnya di sebuah kampung kecil bernama Kasingoli, yang kini telah ditinggalkan penghuninya. Shony adalah putra dari pasangan Wuranggena Kulua dan almarhum Sion Lalengke, seorang petani sederhana yang mewariskan nilai-nilai kerja keras dan ketulusan pada putranya.
Masa Kecil dan Pendidikan Awal
Shony memulai pendidikan dasarnya di SD Negeri Inpres Lee, Kecamatan Mori Atas. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri Tomata, di ibukota kecamatan tersebut. Namun, ia hanya sempat belajar setahun di sana sebelum akhirnya pindah ke SMP Negeri 2 Poso. Di sinilah Shony mulai menunjukkan ketekunan dan semangat belajar yang kuat. Setelah menyelesaikan SMP, ia melanjutkan ke SMA Negeri 2 Poso, sebuah langkah penting yang membawanya lebih dekat ke cita-citanya.
Merantau dan Meraih Pendidikan Tinggi
Setelah lulus SMA, Shony merantau ke Pekanbaru, Riau. Di sana, nasib membawanya bertemu dengan keluarga dr. Chris Rumantir, seorang spesialis saraf yang memberikan dukungan besar dalam perjalanannya. Berkat bimbingan dan dorongan keluarga tersebut, Shony berhasil lolos Sipenmaru dan diterima di Universitas Riau pada tahun 1987. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan program studi PMP-KN, jenjang Diploma-2, dan lulus tepat waktu pada tahun 1989.
Sebelum merantau ke Pekanbaru, Shony sempat mencoba peruntungan di Bandung pada tahun 1986. Di sana, ia mengadu nasib dengan harapan menemukan pekerjaan. Meskipun penuh tantangan, pengalamannya di Bandung memperkaya wawasan dan ketangguhannya dalam menghadapi hidup.
Pengalaman Internasional
Tahun 1994, Wilson Lalengke melanjutkan kuliah program Sarjana sambil bekerja, untuk kemudian menjadi pengajar di SMA Unggulan Provinsi Riau. Selama menjadi guru SMA Unggulan tersebut, Shony mendapatkan kesempatan berharga untuk mengunjungi Jepang melalui program Youth Invitation tahun 2000, sebuah program yang disponsori oleh Japan International Cooperation Agency (JICA). Ia terpilih dari ribuan guru di Indonesia, sebuah pencapaian yang sangat membanggakan. Kesempatan ini memberikan pandangan baru bagi Shony tentang dunia luar dan semakin mempertegas impiannya menjadi seorang diplomat.
Karier dan Kepemimpinan
Setelah menyelesaikan pendidikan pasca sarjananya atas dukungan beasiswa Ford Foundation dan Erasmus Mundus di tiga universitas bergengsi di Eropa, Wilson Lalengke terus mengukir prestasi. Salah satu puncak kariernya adalah ketika ia menjadi Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), sebuah organisasi yang menaungi pewarta warga di seluruh dunia. PPWI kini memfasilitasi ribuan media online, memberikan ruang bagi jutaan warga untuk berperan aktif dalam dunia jurnalistik.
Sebagai pemimpin PPWI, Shony tidak hanya dikenal karena kemampuan manajerialnya, tetapi juga karena visi dan misinya untuk memberdayakan masyarakat melalui jurnalisme warga. Di bawah kepemimpinannya, PPWI berkembang pesat, dan namanya dikenal hingga ke mancanegara.
Penutup
Wilson Lalengke adalah sosok yang menginspirasi banyak orang. Dengan latar belakang sederhana dari sebuah kampung di Sulawesi Tengah, ia mampu menembus batas geografis dan sosial untuk meraih cita-citanya. Perjalanan hidupnya yang penuh liku dan kerja keras menjadi teladan bagi generasi muda Indonesia bahwa dengan pendidikan, ketekunan, dan bantuan dari orang-orang yang peduli, mimpi besar dapat diraih. (BiN)
Comment