KOPI, Karawang – Padepokan pencak silat Jaga Raksa meraih 6 medali emas, 7 medali perak dan 9 medali perunggu dalam event internasional yang gelar di Taman Mini beberapa waktu lalu. Para atlit pencak silat Jaga Raksa sangat luar biasa, dengan semangat dan ketekunan dalam berlatih mereka ingin menjadi yang terbaik.
Kepada awak media ini, Hendra Sugiantoro Ketua pencak silat Jaga Raksa menyampaikan sudah 7 kali mengikuti event pencak silat di tingkat nasional maupun internasional. “Kami mengirim 24 atlit, mereka mampu meraih 6 medali emas, 7 medali perak, dan 9 medali perunggu. Event tersebut diikuti oleh negara-negara lain di antaranya Amerika, Thailand, Cina dan Kamboja,” ujar Hendra di sela atraksi dalam sebuah hajatan warga, Minggu (4/8/24).
Selanjutnya, Hendra menceritakan sejarah awal mula pendirian padepokan yang berawal dari majelis. Anggota majelis ingin membuka padepokan silat. “Dulu, salah satu leluhur (buhun) dari Kedungsari merupakan guru pencak silat. Saya hanya pendatang dan merupakan wali murid, lalu saya ke Gunung Sanggabuana dan di sana saya ditunjuk menjadi Ketua Pencak Silat Jaga Raksa,” jelasnya.
Lanjutnya, jemaah majelis bermusyawarah lalu disepakati namanya “Jaga Raksa”. Jaga Raksa merupakan salah satu pengawal Prabu Siliwangi yang makamnya ada di gunung Sanggabuana.
“Para anggota padepokan mulai usia Paud sampai dewasa melakukan ziarah ke makam tersebut, lalu disakralkan di sana dan alhamdulilah sampai saat ini padepokan silat Jaga Raksa masih eksis,” tuturnya.
Saat ini, tambahnya, padepokan silat Jaga Raksa sementara baru ada di Karawang, padahal sudah ada permintaan untuk wilayah Purwakarta dan Subang. Namun, hal tersebut belum bisa terealisasi karena terbentur perizinan dari IPSI Karawang.
“Yang menjadi permasalahan adalah proses legalisasi dari IPSI masih terbentur permasalahan internal antara kepengurusan yang lama dengan kepengurusan yang baru. Kami berharap IPSI dapat segera melegalkan padepokan kami, sehingga dapat memperluas jaringan ke Purwakarta dan Subang,” ungkapnya.
Hendra menambahkan, dulu anggota padepokan hanya ada 6 orang dan saat ini sudah bertambah menjadi 48 orang. “Alhamdulillah padepokan kami berkembang pesat, semakin hari semakin bertambah anggotanya. Insyaallah kami akan mengikuti event-event sehingga atlit-atlit memiliki pengalaman dan meraih prestasi baik di tingkat kabupaten, nasional dan internasional,” tuturnya.
Di akhir wawancara, Hendra berharap agar IPSI segera melegalkan padepokan silat Jaga Raksa karena ini seni, budaya dan prestasi untuk anak. Selain itu, ia juga berharap kepada Dinas Pendidikan agar atlit-atlit padepokan silat Jaga Raksa mendapatkan beasiswa.
“Anggota kami sebagian besar merupakan keluarga tidak mampu, dari 48 anggota hanya 20 orang yang mampu membayar iuran,” jelasnya.
Sementara itu, Sumarna yang merupakan pendiri padepokan silat Jaga Raksa yang beralamat di Desa Cengkong, Kecamatan Purwasari, Kabupaten Karawang, Jabar, memiliki visi misi untuk mencetak atlit berprestasi. “Padepokan ini akan terus membimbing dan mendidik anak-anak agar melestarikan kebudayaan sejak dini dan kami akan terus menjaga kebudayaan ini sampai akhir hayat kami,” pungkasnya. (DJ)
Comment