by

Dede Farhan Alawi Jelaskan Pentingnya Forum RW Wujudkan Pilkada 2024 Aman dan Damai

KOPI, Bandung – Sebuah kemajuan tidak ada yang diperoleh secara tiba-tiba, melainkan melewati sebuah proses yang cukup panjang. Apalagi bagi sebuah negara yang besar seperti Indonesia ini, maka tahap demi tahap harus dilalui demi mencapai sebuah keberhasilan. Termasuk di bidang politik, kepedulian masyarakat terhadap kehidupan politik tampak semakin meningkat.

“Untuk itulah pendidikan politik bagi masyarakat sangat penting sekali dalam rangka menyiapkan estafeta kepemimpinan di masa yang akan datang agar jauh lebih baik dari sebelumnya,“ ujar pemerhati politik, Dede Farhan Aulawi, di Bandung, Kamis (22/8/2024).

Hal tersebut ia sampaikan saat dirinya menjadi narasumber Pendidikan Politik Bagi Masyarakat Menyongsong Pilkada Serentak 2024. Acara yang digagas oleh Kesbangpol kota Bandung ini, dihadiri oleh sekitar 285 Ketua RW yang mewakili lebih dari 2000 RW se-kota Bandung dan dilaksanakan di hotel Horison Bandung.

Menurutnya, secara etimologis, pendidikan berasal dari kata latin, educare, yang berarti melatih. Kaitan antara pendidikan dan politik terwujud dalam bentuk-bentuk yang berbeda sesuai karakteristik dan kematangan masyarakatnya. Politik berkaitan dengan apa pun yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat dalam suatu negara bermanfaat untuk kepentingan masyarakat maupun negara.

Pendidikan politik sering disebut dengan istilah political forming atau politishe bildung. Forming mengandung makna bahwa pendidikan politik di dalamnya terkandung intensitas untuk membentuk insan politik yang menyadari status dan kedudukan politiknya di tengah masyarakat, sedangkan bildung terkandung sebuah makna bahwa pendidikan politik adalah pendidikan diri sendiri, menyangkut aktivitas membentuk diri sendiri dengan kesadaran penung tanggung jawab untuk menjadi insan politik.

Pilkada pada hakikatnya merupakan sebuah kontestasi politik dalam memperebutkan posisi kepala daerah di suatu wilayah. Setiap kontestan tentu ingin menang, karena tidak akan pernah ada kontestan yang ikut kontestasi dengan tujuan untuk kalah. Guna meraih kemenangan tersebut, mereka umumnya membuat tim sukses, relawana, dan sebagainya. Kemudian merumuskan strategi, operasional dan taktis pemenangan. Sepanjang semua dilakukan sesuai dengan aturan main, tentu tidak ada masalah. Namun terkadang tidak sedikit juga yang bermuara pada permusuhan, bahkan konflik yang disertai dengan kekerasan.

Hal tersebut tentu sangat tidak diharapkan karena seyogyanya kontestasi politik tetap diwarnai kebersamaan dan persahabatan. Untuk itu semua elemen masyarakat harus bahu membahu mewujudkan pilkada yang tertib, aman dan damai.

“Forum RW hakikatnya merupakan forum yang sangat strategis dan penting sekali sebagai mitra kerja pemerintah dalam mewujudkan partisipasi politik warganya, dengan tetap menjaga kondusifitas keamanan di wilayahnya masing-masing. Disamping itu bisa turut serta dalam kegiatan Cegah Dini dan Diteksi Dini bila ada potensi konflik di wilayahnya. Termasuk turut dalam menangkal berbagai informasi hoaks yang mungkin bisa memprovokasi keadaan,“ tambah Dede.

Dalam perspektif good citizen, pendidikan politik merupakan proses memengaruhi individu warga negara agar ia dapat memperoleh informasi, wawasan, dan keterampilan politik yang memadai, sehingga memiliki kesanggupan untuk berpikir kritis guna melawan situasi kondisi yang tidak sehat dan tidak wajar, mampu mengadakan orientasi terhadap diri dan lingkungannya, sehingga mendorongnya untuk menciptakan iklim kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang sehat dan demokratis.

“Mari bersama-sama membantu mewujudkan pilkada serentak yang sejuk, mencerahkan, damai, berkualitas dan berintegritas. Hindari kemungkinan munculnya perilaku yang merusak tatanan demokrasi yang sehat, seperti politik uang, serangan fajar, dan berbagai praktek politik transaksiaonal lainnya. Jika itu yang terjadi, maka demokrasi kita hanya akan melahirkan praktek politik kotor. Panggung-panggung kekuasaan seolah-olah hanya diperuntukkan bagi mereka yang punya ‘uang’ saja, maka kader pemimpin yang cerdas dan berintegritas tetapi tidak memiliki uang akan mengalami kehilangan kesempatan. Semoga pendidikan politik ini bisa memberikan kebermanfaatan dalam mencerahkan wawasan politik masyarakat yang sehat dan bersih,“ pungkas Dede.

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA