by

Bakcang Halal, Penganan Lezat dari Bangka Belitung

KOPI, Bangka Belitung – Indonesia, negara dengan keanekaragaman budaya, memiliki kuliner yang beraneka ragam, mulai dari bentuk hingga citarasa, disajikan dengan berbagai cara yang menggugah selera. Salah satu hidangan kuliner yang patut dicoba adalah bakcang halal khas Bangka Belitung. Dengan cita rasa yang unik dan proses pembuatannya yang khas, menjadikan bakcang halal ini menjadi salah satu hidangan populer.

Mengapa ada kalimat bakcang halal? Betul, karena bakcang umumnya dikonsumsi oleh non-muslim karena mengandung campuran daging babi.

Untuk mengetahui kehalalan bakcang ini, kita akan menjelajahi asal-usulnya, bahan-bahan apa saja yang diperlukan, bagaimana proses pembuatannya, serta kenikmatan yang bisa kita rasakan saat menikmati hidangan ini.

Bakcang halal adalah salah satu hidangan tradisional yang berasal dari daerah Bangka Belitung, sebuah provinsi di Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya dan keanekaragaman kulinernya. Penganan ini memiliki sejarah panjang yang bermula dari perpaduan budaya Tionghoa dan Melayu, serta warisan kuliner dari zaman dahulu.

Pada awalnya, kue bakcang dibawa oleh para pedagang Tionghoa yang datang ke Bangka untuk berdagang pada abad ke-16. Mereka membawa tradisi membuat kue bakcang dari Tiongkok dan mengadaptasinya dengan bahan-bahan lokal yang ada di Bangka.

Bakcang asli Tionghoa merupakan makanan wajib dalam tradisi Tionghoa yakni tradisi Peh Cun dan hanya dimakan oleh orang Tionghoa karena kue bakcang asli isinya menggunakan daging babi.

Kue bakcang halal khas Bangka Belitung merupakan kue bakcang dalam versi halal hasil dari perpaduan budaya Tionghoa dan Melayu. Salah satu alasan adanya bakcang halal ini disebabkan oleh mayoritas orang Melayu yang beragama Islam dan ingin mencoba mengkonsumsi bakcang. Maka dibuatlah versi bakcang halal khas Bangka Belitung.

Bakcang halal dibuat dengan menggunakan bahan-bahan halal, sehingga dapat dinikmati oleh semua orang. Saat ini persebaran kue bakcang versi halal sudah tersebar hampir ke seluruh wilayah Bangka Balitung, misalnya di desa-desa kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung, dan daerah lainnya.

Selain Desa Balunijuk, Kecamatan Merawang beberapa desa yang terkenal dengan pembuatan kue bakcang diantaranya adalah Desa Air Duren, Desa Lintang, Desa Sungai Selan (Bangka Tengah), dan masih banyak lagi.

Saat ini, bakcang halal banyak dijajakan di pasar-pasar dan sangat mudah ditemukan. Kue ini sangat cocok disajikan sebagai hidangan istimewa pada berbagai acara dan perayaan, seperti pernikahan, atau acara keluarga bahkan sebagai oleh-oleh dan jajanan yang wajib dicoba.

Perbedaan dengan versi aslinya, bakcang khas Bangka memiliki citarasa yang lebih ringan dan sederhana serta umumya dibungkus dengan daun pisang atau daun pandan. Sedangkan bakcang Tiongkok memiliki citarasa yang lebih kuat dan umumnya dibungkus dengan daun bambu.

Bahan utama dalam membuat bakcang halal adalah beras ketan, dicampur dengan daging ayam atau daging sapi dan bumbu-bumbu rempah pilihan. Seperti bawang putih, bawang merah, dan bahan tambahan seperti telur puyuh, jamur, dan kacang tanah untuk memberikan cita rasa yang lebih kaya. Semua bahan ini kemudian dibungkus dengan daun pandan yang memberikan aroma khas saat proses memasak.

Proses pembuatan bakcang halal membutuhkan ketelatenan dan keahlian yang tinggi. Pertama, beras ketan direndam selama satu malam untuk memberikan tekstur yang lembut. Sedangkan daging ayam dipotong kecil-kecil kemudian dibumbui dengan rempah-rempah dan digoreng hingga matang.

Selanjutnya, beras ketan dan daging ayam dimasukkan ke dalam daun pandan yang telah dibersihkan dan dilapisi minyak goreng. Isian tambahan seperti telur puyuh, jamur, dan kacang tanah ditempatkan di atasnya. Dan proses akhirnya yakni bakcang dibungkus dengan rapi menggunakan daun pandan, lalu dikukus atau direbus dalam air mendidih selama beberapa jam hingga matang sempurna.

Saat menyantap bakcang halal, akan terasa pulennya beras ketan, gurihnya daging ayam, dan harumnya aroma rempah-rempah yang menyatu dalam setiap gigitan. Proses memasak menggunakan daun pandan atau daun pisang memberikan aroma alami yang memperkaya rasa hidangan ini.

Kehadiran bakcang halal di pasaran membuat masyarakat dapat menikmati kelezatannya tanpa khawatir melanggar prinsip diet halal. Kue ini bukan hanya sekadar makanan dengan rasa yang enak, tetapi juga mewakili keberagaman budaya masyarakat.

Bakcang halal menjadi simbol kebersamaan dan kerukunan di tengah perbedaan, karena semua orang dapat menikmatinya tanpa memandang latar belakang atau kepercayaan.

Yuk, jangan ragu untuk mencoba bakcang halal khas Bumi Serumpun Sebalai Bangka Belitung. (Nur Hana Nabila dan Nurul Mei Al Azza)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA