KOPI, Jembrana – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) di Kabupaten Jembrana yang terdiri dari Tim Penggerak PKK, Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI), Dharma Wanita Persatuan (DWP) ngaturang ayah-ayahan (menghaturkan) Tari Rejang Renteng pada Bakti Penganyar Pemerintah Kabupaten Jembrana di Pura Agung Besakih, Karangasem Bali, Rabu (12/4/2023). Tari Rejang Renteng tersebut dilaksanakan di Pura Penataran Agung, didefinisikan sebagai tari sakral yang dipentaskan pada upacara agama di pura yang dipentaskan pada karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih.
Sebelumnya, seluruh penari melaksanakan persembahyangan bersama, yang dipimpin langsung oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna dan Sekda Jembrana, serta para pimpinan OPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana. Persembahyangan tersebut dipuput (dipimpin) oleh Ida Peranda Gede Nyoman Tulikup dari Griya Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem.
Bupati Tamba yang didampingi Wabup Patriana Krisna mengatakan bahwa bakti penganyar sebagai wujud sradha bhakti Pemerintah Kabupaten Jembrana kehadapan Ida Bhatara yang berstana di Pura Agung Besakih, selain itu juga sebagai momentum untuk memohon anugrah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar semua masyarakat mendapat lindunganNya. “Kami memohon agar semua masyarakat di Bali khususnya di Kabupaten Jembrana selalu diberikan kesehatan dan keselamatan,” ucap Bupati Tamba.
Sementara itu, Pamucuk Pemangku Pura Agung Besakih, I Gusti Mangku Jana menyampaikan bahwa setiap upacara besar seperti Ida Bhatara Turun Kabeh yang dilaksanakan di Pura Agung Besakih tersebut rutin dilaksanakan upacara penganyar. Upacara tersebut mulai dilaksanakan sehari setelah puncak karya yang secara bergilir oleh Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan amongan Kabupaten/Kota.
“Seperti Kabupaten Jembrana ngamong Pura Pesimpangan dan Pura Manik Mas, dan pada saat upacara Turun Kabeh, Ida Bhatara Pura Pesimpangan dan Manik Mas dihaturkan upacara Turun Kabeh dan distanakan di Pesamuan Agung,” ucap Pamucuk Pemangku Pura Agung Besakih, I Gusti Mangku Jana.
Lanjutnya, I Gusti Mangku Jana menjelaskan bahwa bakti penganyar merupakan persembahyangan yang tulus ikhlas sebagai wujud bakti umat kepada Ida Bhatara yang berstana di Pura Agung Besakih. “Tujuannya menghaturkan angayubagia wara nugraha dan nunas pasuecan Ida Bhatara semoga Umat Hindu dapat diberkahi dan dituntun oleh Ida Bhatara, agar tujuan tercapai dalam hal, baik pembangunan secara mental maupun spiritual termasuk juga pembangunan fisik tetap dituntun oleh Ida Bhatara,” jelas I Gusti Mangku Jana.
Jro Mangku Jana menambahkan bahwa setelah semua Kabupaten/Kota telah melaksanakan upacara bakti penganyar, upacara selanjutnya merupakan penyineban, yaitu Ida Bhatara kembali distanakan di Pura masing-masing. “Setelah upacara penganyar yang dilaksanakan oleh masing-masing Kabupaten/Kota, maka pada 26 April 2023 dilaksanakan upacara panyineban, sesuai dengan rangkaian upacara penutup, pratima atau Ida Bhatara yang berstana di masing-masing Pura kembali distanakan di Pesineban masing-masing,” pungkasnya. (AM)
Comment