by

Ananda Sukarlan Terbitkan Buku di Hari Puisi Sedunia

KOPI, Jakarta – Tepat pada Hari Puisi Sedunia, 21 Maret pagi hari, Komponis & Pianis Ananda Sukarlan menulis di akun instagramnya @anandasukarlan (aslinya dalam bahasa Inggris) : “Selamat #worldpoetryday (Hari Puisi Sedunia)! Saya sangat berterimakasih kepada para penyair besar yang telah menginspirasi saya untuk menulis banyak sekali musik. Tanpa mereka, berbagai karya musik itu tidak akan ada. Dan hari ini kami bisa menerbitkan buku partitur terbaru saya, Tembang Puitik berdasarkan berbagai puisi mereka. Terima kasih, para penyair dunia!”

Buku yang dimaksud adalah Tembang Puitik volume 7, di mana isinya adalah lagu-lagu Ananda Sukarlan berdasarkan berbagai puisi Umbu Landu Paranggi, Chairil Anwar, Triyanto Triwikromo, Heru Joni Putra, Emi Suy, Riri Satria, Naning Scheid, Goenawan Monoharto, sebuah puisi Presiden Soekarno yang ditulis di pengasingannya di Ende dan puisi berbahasa Inggris Emily Dickinson, Phillis Wheatley dan William Ernest Henley.

Ananda membuat lagu dari dua puisi Umbu Landu Paranggi, dan bersama puisi Mario F. Lawi dan Ir. Soekarno, “Sinar Itu Dekat”, telah dinyanyikan oleh penyanyi bariton Kadek Ari Ananda dan soprano Alice Cahya Putri di Labuan Bajo, dalam video “Ananda Sukarlan: Matahari Terbenam di Timur” produksi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, yang dapat disaksikan di YouTube.

Komponis yang juga pianis bahkan ditulis oleh harian Sydney Morning Herald sebagai “one of the world’s leading pianist … at the forefront of championing new piano music” ini telah menulis lebih dari 600 karya musik berdasarkan puisi para penyair seluruh dunia, sejak ia kuliah di Royal Conservatory of Music di Den Haag dimana ia lulus dengan predikat Summa Cum Laude. Sampai tahun 2000 karyanya adalah berdasarkan puisi berbahasa Inggris dan Spanyol, seperti Walt Whitman, Robert Frost, Federico Garcia Lorca dsb dan masih banyak yang belum diterbitkan.

Sejak tahun 2000 sampai saat ini ia paling banyak menggubah dari puisi Sapardi Djoko Damono, Joko Pinurbo dan para penyair muda saat ini. Buku partitur terakhirnya, Tembang Puitik volume 7 ini berisikan 20 lagu, seperti juga buku-buku sebelumnya volume 1-6.

Berikut ini puisi Riri Satria yang telah digubah oleh Ananda Sukarlan yang berjudul

Dialog Sesama Virus Korona tentang Koruptor

Bro, rupanya ada yang lebih sadis dari kita ini
Namanya koruptor, virus dari segala virus!
Kita tak sebanding dengannya

Mereka memanfaatkan kita
Dengan cara mencekik leher sesama
Yang sudah sengsara

Ada yang mengembangkan vaksin dan obat
untuk membasmi kita
bukan mereka!

Kini kita menyesal kan menjadi virus?
Harusnya kita
menjadi mereka saja.


Dan berikut ini adalah puisi Emi Suy yang digubah oleh Ananda Sukarlan berjudul :

RINDU

Bu, di sini
di tanah ini
kerinduan menjelma jarum-jarum hujan
menjahit luka–duka di kepala
yang kerap terbentur tembok kota

Bu, di sini di permenungan ini
aku mencari sebuah jalan
jauh di kedalaman dan pedalaman
paling pelosok
digenangi sunyi yang penuh
hati yang utuh


______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA