KOPI, Intan Jaya – Setiap perbuatan baik yang dilakukan oleh setiap manusia, pasti akan mendapatkan imbalan yang baik juga, karena Tuhan Maha Tahu dan Maha Adil. Bukti nyata dirasakan oleh para Ksatria Kostrad yang sedang bertugas di Intan Jaya Papua. Warga bukan hanya turut serta menjaga ketenangan Intan Jaya dari aksi-aksi brutal gerombolan teroris Undius Kogoya, namun tanpa diduga, di bawah Komando Osea Sani, warga kampung Mamba dan Sambili beramai-ramai mengumpulkan kayu bakar untuk para Ksatria Tengkorak, Kamis (11/12/22).
Berawal saat warga Sani bersama-sama dengan Ksatria Tengkorak datang ke acara kedukaan Fam Sondegau di kampung Wandoga, November lalu. Saat saling bercerita, Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila menangkap curhatan Osea Sani bahwa selama bulan Desember, warga membutuhkan banyak biaya untuk merayakan Natal. Tanpa berfikir panjang, Raja Aibon mengatakan bahwa memberikan uang secara cuma-cuma, tanpa bekerja kepada siapapun, tidak akan baik untuk jangka panjang.
“Bagaimana kalau adik-adik itu kumpul kayu. Terserah berapa saja, Raja tidak hitung. Biar adik-adik itu dapat uang, tapi ada kerja. Itu uang nanti terserah adik Osea yang atur,” ucap Ardy si Raja Aibon Kogila kepada Osea Sani.
Sabtu pagi, Osea Sani menemui Raja Aibon di Pos Kodim Persiapan. Dalam pertemuan itu, Osea menyampaikan bahwa siang ini, warga Sani dari kampung Sambili dan Mamba akan ke hutan untuk menebang pohon. Selanjutnya, setelah ibadah Minggu keesokan harinya di Gereja, semua warga, termasuk Ibu-Ibu dan anak-anak akan ke hutan untuk mengambil hasil tebangan kemudian mengumpulkannya di pinggir jalan. Ternyata, dari Osea diketahui bahwa dua pohon yang akan ditebang adalah kepunyaan Hengki Sani.
“Saya sudah bicara dengan adik satu itu (Hengki). Dia harus bantu Raja Aibon. Besok Hengki juga ikut potong. Dia pegang parang pertama, baru kita sama-sama potong dan belah,” ucap Osea Sani kepada Raja Aibon Kogila.
Hari Minggu, sekitar pukul 14.00 WIT, Osea menghubungi Lettu Jeffry, Pasi Intel Satgas YPR 305 Tengkorak, bahwa kayu sudah terkumpul di pinggir jalan, dekat Kompleks Ceria yang dibangun oleh para Ksatria Tengkorak. Saat Praka Syaenul menerbangkan Drone, terpantau tumpukan kayu di pinggir jalan. Nampak masyarakat yang baru selesai memindahkan kayu dari tanah milik Hengki Sani masih ramai di lapangan kampung Sambili.
Beberapa Team kemudian dilepas oleh Raja Aibon untuk berpatroli, berjalan kaki, menyusuri hutan sampai melewati kampung Mamba di Utara dan kampung Sambili di Selatan. Ini dilakukan, demi keamanan para Ksatria yang akan menumpangi kendaraan untuk mengangkut kayu bakar. Selain itu, selama di Kompleks Ceria, Kapten Poltak si Panglima Mamba juga akan menemani Serda Nursalim memperbaiki beberapa wahana permainan yang rusak.
Wahana permainan baru di Kompleks Ceria sangat diminati oleh anak-anak Mamba dan Sambili. Ternyata, selama ini wahana tersebut dimanfaatkan melebihi kapasitas dan kekuatannya. Anak-anak tidak ada yang mau mengalah untuk bermain. Kadang dalam satu waktu, belasan anak menaikinya, bahkan sampai ada yang bergelantungan. Alhasil, belum genap dua Minggu, sudah ada beberapa mainan yang rusak.
Setelah rombongan Panglima Mamba sampai di Mamba, Nursalim dan rekan-rekan langsung bekerja memperbaiki fasilitas bermain anak-anak. Sementara warga Sani menaikkan kayu bakar ke truk. Dokter dan Bakes menggelar perlengkapannya di lapangan. Tak berapa lama, beberapa warga yang mengalami kendala kesehatan, langsung dilayani oleh Dokter Pane. Di tempat yang tak terlalu jauh, Bapa Pater juga beraksi. Anak-anak menyerbu Bapa Pater yang membagikan gula-gula. Betapa cerianya warga Sani didatangi para Ksatria Tengkorak. Situasi yang selama beberapa bulan ke belakang tak pernah mereka rasakan.
Bersama Lettu Inf Imam Sembiring, Yeskil Sani ikut naik truk, mengantarkan kayu bakar ke Pos Mamba. Beberapa warga yang akan ke kota juga turut serta, termasuk istri dan anak Osea Sani.
Di Pos Mamba, Raja Aibon sudah menyambut Yeskil Sani dan rombongan. Oleh Raja Aibon, Yeskil Sani dan salah seorang Gembala yang ikut, diajak melihat beberapa hasil karya prajurit Tengkorak di Pos Mamba. Yeskil Sani berulang kali menyalami Raja Aibon, memberikan pujian atas segala yang dikerjakan oleh para prajurit Tengkorak Kostrad, padahal baru beberapa bulan berada di Intan Jaya, Papua.
“Hormat. Luar biasa Raja. Ini dulu tidak begini. Baru setelah Raja datang, banyak perubahan. Kita masyarakat juga bebas, tidak takut. Itu di kampung, masyarakat selalu cerita Raja Aibon. Hormat,” ucap Yeskil Sani kepada Raja Aibon Kogila.
Menjelang magrib, Osea Sani datang ke Pos Mamba. Cukup banyak Osea bercerita. Dari cerita keluarga, masyarakat Mamba, Sambili dan Holomama, hingga cerita tentang Bupati yang saat ini berada di Intan Jaya. Osea juga menyampaikan bahwa tadi Hengki Sani ikut membantu, memanggul batang kayu dari hutan. Saat pasukan Kostrad tiba, Hengki Sani juga ikut berjaga di belakang Gereja, agar tidak ada kelompok-kelompok yang menggangu para Ksatria Tengkorak yang sedang memperbaiki fasilitas bermain yang rusak.
Nampak dari raut wajah Osea, kekecewaan terhadap pemerintah kabupaten Intan Jaya, khususnya kepada Bupati yang selama ini tidak pernah berkantor di Intan Jaya. Osea sangat berharap, pejabat sementara Bupati nantinya, sampai dengan adanya pejabat baru, dapat hadir di tengah-tengah masyarakat, untuk bersama-sama membangun Intan Jaya.
“Dulu, mereka bisa tipu kami masyarakat. Sekarang, masyarakat sudah pintar. Kami tidak mau pilih Bupati yang tidak pernah injak Intan Jaya. Itu masyarakat sudah bicara semua begitu. Kalau Raja Aibon mau calon Bupati, kami warga nanti pilih Raja. Benar itu,” ucap Osea Sani saat berbicara bersama Raja Aibon, Mayor Anjas, Kapten Poltak dan Lettu Jeffry di teras Pos Mamba.
Semoga keinginan masyarakat Intan Jaya untuk memiliki pemimpin yang mau hadir bersama mereka dapat terwujud. Dan, semoga masyarakat Intan dapat lebih sejahtera, dengan kehadiran Satgas TNI-Polri. Aamiin. (DJ/Penerangan YPR 305)
Comment