by

Lomba Mekepung Jembrana Cup 2022, Bupati Jembrana: Mekepung Ini Akan Mahal di Tahun 2026

KOPI, Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba membuka Lomba Mekepung Jembrana Cup 2022, yang diikuti sebanyak 192 peserta, bertempat di Sirkuit Mekepung Delodberawah, Desa Delodberawah, Kecamatan Mendoyo, Minggu (30/10/2022). Lomba mekepung tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas daya tarik seni budaya mekepung.

Event mekepung tersebut sukses menarik perhatian ribuan masyarakat yang menonton secara langsung. Hadir pula di acara tersebut Wabup Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, Kepala OPD Lingkup Pemkab Jembrana serta Camat se-Kabupaten Jembrana.

Dari 192 peserta tersebut terdiri dari 103 regu barat (Ijogading Barat) dan 89 regu timur (Ijogading Timur). Mekepung Jembrana Cup tahun ini memperebutkan piala bergilir, serta uang pembinaan sebesar Rp100 juta, sebagai pemenang lomba regu timur dengan total skor 33 mengalahkan regu barat dengan total skor 25.

Bupati Tamba mengatakan bahwa Mekepung ini merupakan barang yang mahal, tentu Pemerintah Kabupaten Jembrana sangat memperhatikannya. “Ini barang mahal, akan tetapi sekarang ini belum mahal, nanti mekepung ini akan sangat mahal di tahun 2026. Untuk itu Bupati Jembrana dan Pemerintah Kabupaten Jembrana sudah membuatkan sirkuit khusus untuk Mekepung di Desa Pengambangan.”

“Bulan Desember ini sudah selesai, boleh latihan di sana, sirkuit ini juga kita pertahanankan, kemudian untuk usulan tadi kita jawab di perubahan,” ucap Bupati Tamba

Di hadapan para Sekaa Mekepung Bupati Tamba menyarankan kepada Sekaa, tetap menggunakan busana adat saat melaksanakan aktraksinya. utamanya joki, minimal menggunakan udeng dan selendang. “Usahakan Sekaa Mekepung untuk jokinya diharuskan pakai udeng, jangan diisi dengan membawa botol di kantong celana, apalagi celana pendek, siapa lagi yang menjaga hal ini kecuali kita, Ini harus benar-benar serius dan diperhatikan dengan baik, agar benar-benar konsisten, karena ini budaya,” saran Bupati Tamba.

Lanjutnya, Bupati Tamba berharap tradisi Mekepung tersebut sebagai ikon dan daya tarik wisata unggulan Kabupaten Jembrana yang telah diakui dan tercatat sebagai salah satu warisan budaya nasional yang tidak berupa benda. “Kita harus mampu menjawab penghargaan tersebut dengan tetap berupaya berkomitmen dan berkreatifitas untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik Mekepung, sehingga benar-benar dapat memberikan manfaat untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat Jembrana Bahagia,” harap Bupati Tamba.

Bupati Tamba menambahkan bahwa tradisi mekepung tersebut dapat terus dikembangkan dan dikemas sebagai daya tarik wisata budaya dengan tetap mempertahankan ciri khas daerah dan aspek pemberdayaan masyarakat. “Saya yakin bahwa dengan dilandasi semangat mekepung yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kebersamaan, sportivitas, kesungguhan dan rasa tanggung jawab yang tinggi, niscaya kita akan mampu menjaga dan melestarikan tradisi budaya tersebut,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Mekepung I Made Mara mengatakan bahwa atas nama Sekaa Mekepung, mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Jembrana yang telah mensupport penuh kegiatan mekepung tersebut. “Kami atas nama Sekaa Mekepung, saya ucapkan terima kasih, apa yang Bapak Bupati janjikan kepada Sekaa Mekepung tersebut sudah terealisasikan, yaitu berupa uang penghargaan sebesar Rp2,5 juta dan sudah masuk di semua rekening peserta mekepung.”

“Hari ini juga di Jembrana Cup akan dibantu berupa uang penghargaan sebesar Rp2,5 juta. Hal ini merupakan bukti nyata, karena ini berkat rangsangan, even mekepung seperti ini kita sudah saksikan, lomba mekepung dulu hanya di ikuti sebanyak 50 regu timur dan 70 regu barat, sekarang ada peningkatan, ini sangat luar biasa,” ucap Ketua Mekepung I Made Mara.

I Made Mara berharap di tahun berikutnya hal tersebut bisa terus ditingkatkan untuk mempertahankan kesenian budaya yang ada di Kabupaten Jembrana. “lomba seperti ini harus dipertahankan dan kalau bisa ditingkatkan, ini adalah satu- satunya untuk mempertahankan, kesenian budaya kita yang ada di Kabupaten Jembrana supaya tidak punah harus dipertahankan,” harap I Made Mara.

I Made Mara menambahkan sebagai bahan pertimbangan, ke depannya ia ingin dianggarkan untuk pembuatan tribun di bagian sisi barat dan menghadap ke utara.
“Untuk memfasilitasi kegiatan mekepung, bahwa mekepung ini adalah kesenian yang mahal, selain kesenian ini mahal, juga pendukungnya sangat mahal.”

“Oleh karena itu kami berharap ke depan, hal tersebut sebagai bahan pertimbangan, kalau tribunnya di sini penontonnya tidak dapat melihat perlombaan mekepung yang sedang beraktraksi, kalau bisa tribunnya di sebelah barat terus menghadap ke timur sehingga para penonton dan undangan itu enak untuk menyaksikan,” pungkasnya. (AM)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA