KOPI, Intan Jaya – Sudah bukan rahasia lagi, jelang tanggal 1 Desember di setiap tahunnya, Kelompok Separatis Teroris (KST) selalu melakukan aksi kekacauan di Papua. Intan Jaya, salah satu Kabupaten di Papua Tengah, merupakan basis utama para gerombolan separatis. Kebrutalan KST pimpinan Undius Kogoya, selalu menjadi perhatian selama beberapa tahun terakhir. Bahkan, Sabinus Waker yang merupakan tokoh senior KST, memberikan label ‘teroris’ kepada Undius dan kelompoknya, padahal dahulunya, Sabinus-lah yang membesarkan Undius Kogoya, Intan Jaya, Minggu (27/11/22).
Keputusan Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila menyelenggarakan kegiatan lari sambil bernyanyi, dilanjutkan olahraga bersama dengan seluruh Satuan Tugas (Satgas) di Intan Jaya, bukan tanpa alasan. Kolaborasi Raja Aibon bersama AKBP Christian Kadang (Satgas Damai Cartenz), Kapten Inf Puji alias Bos Mamba (Satgas Elang), Kapten Kav Effendi (BAIS TNI), Lettu Inf Komang (Mandala, Kopassus), Lettu Pas Marpaung (Pasopati, Pasgat) dan Ipda Zaenal (Brimob Gakkum), telah menjadikan Intan Jaya aman, damai dan tentram. Bahkan, Apeni Kobogau (tercatat sebagai Wakil Panglima Kodap VIII Intan Jaya), menyatakan ketakutannya dengan aksi dan gerakan para pasukan elit Satgas TNI-Polri dalam dua bulan terakhir ini.
“Saya takut Bapak. Saya takut, takut patroli, saya takut. Dong patroli saya takut,” kata Apeni Kobogau dalam sambungan telepon dengan Kapten Inf Puji.
Raja Aibon Kogila sudah merencanakan peresmian komplek ceria di Kampung Mamba pada tanggal 1 Desember. Karena Bos Mamba yang selalu berhubungan dengan beberapa pentolan KST, Raja Aibon meminta Bos Mamba untuk mengundang mereka. Datang sekedar makan enak, sekaligus memeriahkan awal Desember dengan warna warni merah putih. Apen sebagai orang nomor 2 di KST Intan Jaya secara terang-terangan menyatakan ketakutannya dengan gerakan-gerakan Satgas TNI-Polri dalam dua bulan terakhir ini. Namun, senada dengan Joshua Waker atau Joshua Meiseni (Wakil Komandan Operasi Sorong-Samarai), Apeni Kobogau menyatakan kesiapannya untuk hadir, meskipun tetap dengan keragu-raguan karena ketakutan mereka kepada pasukan elit TNI-Polri.
Minggu siang, merupakan hari pertama rangkaian kegilaan Raja Aibon bersama para pasukan elit Satgas TNI-Polri. Sekitar 100 pasukan gabungan dari YPR 305 Tengkorak, Taipur, Kopassus, Kopasgat, Kopaskha, Taifib dan Brimob berkumpul di depan Pos Kodim Persiapan. Mereka datang dari segala penjuru Intan Jaya. Rombongan Raja Aibon dan Bos Mamba, dengan santai, seolah di kampung sendiri, berjalan dari komplek Pos Mamba sambil bersenda gurau. Yakin bahwa Intan Jaya aman dan damai, meskipun jelang 1 Desember. Justru sampai tanggal 1 Desember, banyak kegiatan yang akan dilaksanakan. Mulai dari Minggu siang “membuat keributan” dengan lari sambil bernyanyi dilanjutkan olahraga bersama, tanggal 29 peresmian komplek ceria di Bilogai, sampai dengan nanti tanggal 1 Desember, Raja Aibon akan memimpin peresmian komplek ceria di Kampung Mamba.
“Kita mau memberitahu kepada semua orang, bahwa Intan Jaya sudah aman. Kita seperti ini, biar masyarakat juga gak ragu-ragu lagi. Kalo gerombolan itu melihat, biar saja. Justru itu bagus. Kalo mereka punya nyali, coba saja. Kita kejar sampe ujung dunia. Gak ada urusan sama 1 Desember. Hari apa itu? Ntar 1 Desember jadi hari pengukuhan Raja Aibon Kogila,” ucap Raja Aibon Kogila, Komandan pasukan Tengkorak di hadapan para Prajurit Elit TNI-Polri sebelum lari bersama dimulai.
Riang sekali para prajurit Satgas TNI-Polri berlari. Bukan diam membisu, agar tidak diketahui oleh KST. Para Ksatria Bangsa ini justru berlari sambil bernyanyi. Lagu-lagu kebangsaan terdengar menggelar. Kantor Bupati Intan Jaya yang berdiri megah, meskipun setiap hari tak pernah nampak pejabat ataupun pegawai yang bekerja, diputari, karena pasukan bergerak menuju Posramil Holomama. Hal yang tidak pernah terjadi di Intan Jaya. Sungguh luar biasa.
Sesampai di Ksatriaan Raja Aibon Kogila, Posramil Holomama, para pasukan elit TNI-Polri menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Dengan background gunung, nampak begitu indahnya Intan Jaya.
“PAPEDAAAAA…,” begitulah teriakan para prajurit saat berfoto, yang artinya Papua Penuh Damai.
“Kami di sini, TNI-Polri bersama dengan adik-adik dari STIN, semuanya bersama. Gimana caranya kita mencoba mewujudkan Papua Penuh Damai. Kita berani berbuat seperti ini, melakukan olahraga bersama, di jalan-jalan utama, mau menyatakan bahwa Intan Jaya itu aman, di samping fisik kami juga terbina. Kita setiap hari menggerakkan pasukan, sebagai strategi defensif aktif, sehingga mereka (KST) berkurang mobilitasnya, apalagi untuk masuk kota. Dari pihak mereka juga, dengan apa yang kita lakukan, kita bersama-sama seperti ini, kompak, solid, akhirnya merekanya sendiri yang ketakutan. Paling juga mereka berputar-putar di hutan. Harapan kami, suasana seperti ini bisa terus berlanjut. Intan Jaya semakin aman, damai, suasana juga semakin meriah. Akhir-akhir ini juga mungkin ada keyakinan dari pendatang, dari jauh untuk menjalankan perekonomian di sini, berjualan, segala macam. Sehingga, sekarang suasana menjadi lebih hidup daripada sebelumnya,” jelas Ardy si Raja Aibon Kogila.
Selanjutnya, Kapten Anwar, si Bos Holomama mempersilahkan seluruh pasukan untuk menikmati hidangan. Ala kadarnya. Namanya juga prihatin, karena berbagai macam keterbatasan. Jika ingin menikmati menu yang bukan merupakan hasil bumi Intan Jaya, harus diterbangkan via pesawat dari Timika atau Nabire. Tapi, bukan pasukan elit namanya jika mengeluh. Hidup survive di tengah hutan rimba saja mampu, apalagi di Ibukota Kabupaten, sudah mewah sekali.
Acara dilanjutkan dengan takrau bersama. Awalnya tidak banyak yang mencurahkan perhatiannya kepada dua tim yang sedang bertanding. Tapi, bukan Raja Aibon namanya kalau gak aneh. Namanya juga Raja Aibon Kogila. Ardy si Raja Aibon bukannya menyemangati anak buahnya sendiri, 3 Ksatria Tengkorak yang bertanding melawan tim Brimob Singa Mamba. Raja Aibon justru memerintahkan pasukannya, selain dari Posramil Mamba untuk mendukung tim Brimob Damai Cartenz. Keseruan pun terjadi. Saling ejek, saling sorak pun terjadi. Supporter Tim Mamba Pimpinan Kapten Inf Poltak alias Panglima Mamba dikeroyok oleh seluruh pasukan dibawah kendali Raja Aibon. Namun, itulah strategi Raja Aibon demi membuat suasana ceria, penuh kompetisi namun tetap utuh dan kompak sebagai Ksatria Bangsa.
Jayalah selalu TNI-Polri, damailah Papua. Semoga segala upaya pendekatan Satgas TNI-Polri, baik melalui beragam kegiatan teritorial, penggalangan maupun kegiatan lain seperti patroli-patroli di kota dan hutan, dapat menjadikan Papua, khususnya Intan Jaya semakin aman, tentram dan damai. PAPEDA. (DJ/Penerangan YPR 305)
Comment