by

Bupati Jembrana Resmikan Gedung Dialisis Center RSU Negara dan Laboratorium Biomolekuler serta Mikrobiologi

KOPI, Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Wabup I Gede Ngurah Patriana Krisna didampingi Sekretaris Daerah Jembrana I Made Budiasa dan Direktur RSU Negara meresmikan Gedung Dialisis Center Rumah Sakit Umum (RSU) dan Laboratorium Biomolekular dan Mikrobiologi, yang ditandai dengan pemotongan pita, bertempat di Rumah Sakit Umum (RSU) Negara, Jembrana, Bali, Jumat (25/11/2022). Peresmian tersebut, resmi Rumah Sakit Umum (RSU) Negara memiliki Gedung Dialisis Center untuk menambah dan maksimalkan pelayanan pasien cuci darah.

Usai peresmian gedung tersebut Bupati Tamba menyampaikan bahwa gedung yang dilengkapi dengan 24 mesin cuci darah tersebut mampu melayani hingga 48 pasien setiap hari. “Bagi saudara kita yang mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah, yang sebelumnya harus ke Denpasar untuk mendapat pelayanan medis dan itu memerlukan biaya yang sangat tinggi, sekarang bisa kita layani di sini dengan kapasitas 24 mesin, kalau dioperasikan dua kali, bisa melayani sebanyak 48 pasien setiap hari,” ujar Bupati Tamba.

Lanjutnya, Bupati Tamba mengatakan bahwa dengan ditingkatkannya pelayanan di RSU Negara, diharapkan bisa membantu seluruh masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. “Sebanyak 125 pasien yang terdaftar, kemungkinan masih ada yang belum terdaftar, dengan dibukanya gedung ini, mudah-mudahan yang belum terdaftar bisa datang dan bisa disembuhkan,” ucap Bupati Tamba.

Lebih lanjut, Bupati Tamba mengapresiasi RSU Negara yang terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, baik melalui infrastruktur maupun SDM yang berkompeten di bidangnya. “Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Direktur Rumah Sakit Umum Negara yang sudah bekerja dengan cepat, dengan progres sesuai harapan saya, semoga saudara-saudara kita yang selama ini menderita gagal ginjal bisa dilayani di Jembrana, sehingga bisa efesien dari segi biaya dan dekat dengan keluarga,” harap Bupati Tamba.

Sementara itu Direktur RSU Negara dr. Ni Putu Eka Indrawati menjelaskan bahwa gedung Dialisis Center tersebut kini memiliki dua layanan yaitu, Hemodialisis (HD) dan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). CAPD tersebut merupakan prosedur cuci darah, tanpa mesin yang bisa dilakukan sambil beraktivitas normal. Prosedur yang juga disebut Dialisis Peritoneal tersebut dilakukan melalui operasi pemasangan tabung fleksibel (kateter) ke dalam rongga perut, dan cara ini lebih murah dibandingkan cuci darah di rumah sakit.

“Dulu namanya Hemodialisis karena kita buat khusus untuk cuci darah, ada aturan baru bagaimana kami harus melayani CAPD, nantinya pasien diharapkan menggunakan cara ini, untuk itu pasien tidak cuci darah di sini tetapi dengan CAPD. Adanya CAPD itu, nantinya mereka bisa dipasangkan alat di sini, sehingga mereka langsung bisa fleksibel cuci darah di rumah, ada berupa cairan saja yang dikirimkan ke rumahnya, itu lebih bagus, lebih mudah dan yang pasien baru diharapkan pakai itu karena costnya lebih rendah,” jelas Direktur RSU dr. I Putu Eka Indrawati.

Direktur RSU Negara I Putu dr. Eka Indrawati menambahkan bahwa proses cuci darah di rumah sakit memerlukan waktu yang tidak sebentar, pihaknya berupaya untuk meningkatkan kenyamanan bagi para pasien dan penunggunya. “Proses cuci darah tersebut memerlukan waktu 4-5 jam, untuk itu kita buat lebih nyaman, baik itu pasien maupun penunggu pasien karena prosesnya yang cukup lama,” imbuhnya

dr. I Putu Eka Indrawati mengatakan bahwa selain peresmian Gedung Dialisis Center RSU Negara juga meresmikan Laboratorium Biomolekular dan Mikrobiologi, untuk Laboratorium Biomolekular tersebut termasuk pelayanan PCR, pihaknya hanya menambah layanan drive thru yang awalnya pelayanan, sekarang ada di lantai III sehingga lebih efesien. Laboratorium Mikrobiologi dapat melayani kebutuhan rumah sakit maupun di luar rumah sakit, khususnya pemeriksaan terhadap mikroorganisme.

“Untuk rumah sakit bisa melayani pengecekan resistensi antibiotik, misalnya pasien yang dirawat tidak sembuh-sembuh dengan antibiotik ini, dicek ternyata resisten sehingga digunakan antibiotik lain. Untuk di luar rumah sakit bisa melayani restoran dan hotel untuk sterilisasi ruangan, itu bisa kami periksa, misalnya untuk restorannya, kepada tukang masak bisa kita swab untuk memeriksa apakah mereka sehat,” pungkasnya. (AM)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA