by

Turun Langsung ke Lokasi Banjir, Bupati Jembrana: Kami bersama Tim Gercep Atasi Banjir

KOPI, Jembrana – Bupati Jembrana I Nengah Tamba turun langsung ke lokasi banjir yaitu di perbatasan antara Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegalcangkring Kecamatan Mendoyo, Jembrana Bali, Senin (17/10/2022). Pemantauan tersebut bertujuan untuk mengecek kondisi banjir yang terjadi di perbatasan antara Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegalcangkring.

Dalam pemantauan tersebut Bupati Tamba didampingi Sekda Jembrana, I Made Budiasa; Kapolres Jembrana, AKBD Dewa Gede Juliana; Dandim 1617 Jembrana, Letkol Inf. Teguh Dwi Raharja.

Hujan yang mengguyur Kabupaten Jembrana dengan insentitas cukup tinggi, sehingga mengakibatkan banjir di sejumlah desa di Kabupaten Jembrana diantaranya yaitu:

     1. Banjar Sekar Kejula, Desa Yeh  Embang Kauh
     2. Lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegal Cangkring
     3. Lingkungan Pemedilan, Kelurahan Sangkar Agung
     4. Kelurahan Dauhwaru
     5. Desa Dangin Tukadaya
     6. Desa Air Kuning
     7. Desa Kaliakah
     8. Desa Melaya.

Selain menyebabkan banjir, cuaca ekstrim juga mengakibatkan akses menuju jembatan penghubung antara Kelurahan Tegalcangkring dan Desa Penyaringan tertutup material banjir. Material banjir seperti kayu-kayu berukuran besar yang dibawa aliran banjir menutupi jembatan yang merupakan jalan nasional, akses warga pengguna jalan Denpasar – Gilimanuk terputus sehingga terjadi kemacetan, ratusan truk dan kendaraan lainnya tidak bisa melintas.

Di lokasi, Bupati Tamba langsung memerintahkan pembersihan material banjir yang menutup akses Jembatan, pembersihan tersebut dilakukan secara gotong-royong oleh tim Tagana, Polres Jembrana, Kodim 1617, BPBD Jembrana dan menerjunkan sebanyak tiga buah alat berat turut dikerahkan untuk membersihkan kayu-kayu berukuran besar. Sementara untuk lumpur dibersihkan menggunakan mobil tangki air Satpol PP Kabupaten Jembrana.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Tamba juga mengunjungi warga Kelurahan Tegalcangkring yang terdampak banjr dengan kondisi rumah rusak berat, saat ini 45 KK telah dievakuasi dan menempati bangunan Bale Tempek 5 Biluk Poh Kangin, Desa Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo. Terkait hal tersebut bantuan juga telah disalurkan untuk warga yang mengungsi, bantuan tersebut berupa makanan, minuman, selain itu Dinas Sosial juga akan menyalurkan pemberian pakaian bersih dan alat-alat rumah tangga.

Lanjutnya, Bupati Tamba menghimbau kepada warga masyarakat yang tinggal di sekeliling lokasi bencana agar tetap tenang dan saling berkoordinasi, bupati berjanji akan bergerak cepat untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut. “Hari ini kami bersama-sama turun langsung ke lapangan beserta segenap jajaran Forkopimda dan seluruh pimpinan OPD terkait, kami melakukan belusukan ini untuk melihat fakta yang terjadi di lapangan.”

“Untuk itu bisa kita kabarkan bahwa kepada semeton kita, yang berencana bepergian menggunakan jalan darat melalui jalur Denpasar gilimanuk mohon dibatalkan atau dialihkan dulu, karena kondisinya masih banyak material kayu-kayu yang memenuhi jalan, dan masih dicek. Untuk itu secepatnya kami dan seluruh jajaran Forkopimda beserta team yang ada, untuk mengatasi banjir ini, sehingga masyarakat merasa nyaman dan aman, apa yang kita laksanakan hari ini,” imbaunya.

Usai memantau lokasi bencana Bupati Tamba mengatakan bahwa selain persoalan akses jalan tersebut, juga yang harus kita lakukan adalah keselamatan warga. “Hari ini kita akan memperioritaskan keselamatan warga yaitu untuk mengevakuasi warga terlebih dahulu, yang kita utamakan adalah keselamatan warga,” ungkap Bupati Tamba.

Lebih lanjut, Bupati Tamba mengatakan bahwa untuk memfasilitasi warga yang mengungsi, untuk itu segala kebutuhan warga sudah dipersiapkan di setiap titik bencana, mulai dari dapur umum sampai tempat pengungsian. “Bentuk bantuan yang sudah diberikan, yaitu berupa makan siang sudah kita siapkan, dan dapur umum sudah kita siapkan, kita juga sudah kontak temen-temen dari asosiasi, itu semua dari Denpasar, bantuan tersebut juga akan segera salurkan, kita perhatikan di semua titik pengungsian,” ucap Bupati Tamba.

Terkait hal tersebut Bupati Tamba belum bisa memastikan kelayakan jalan jembatan tersebut untuk digunakan muatan berat, karena beberapa komponen jembatan masih rusak akibat gerusan aliran banjir. Beberapa komponen tersebut diantaranya yaitu, utilitas kabel listrik dan telepon yang tumbang dan bagian reling jembatan bagian sisi barat, ikut tergerus.

“Kondisi itu perlu assesment, sebelum diputuskan apakah layak dilalui, dengan kondisi itu, khusus untuk sepeda motor masih memungkinkan bisa dilalui,” ucap Bupati Tamba.

Untuk itu Bupati Tamba juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak Balai Jalan Nasional, di lokasi bupati bersama BPBD Provinsi, Kadis PU Provinsi serta pihak Balai Jalan Nasional langsung menggelar rapat tentang kondisi jembatan dan jalan nasional. “Lokasi Jalan di jembatan ini paling berat, saya sudah berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional dan Kadis PU Provinsi, termasuk juga dari BPBD, Pak Kapolres dan juga Pak Dandim, dan belum bisa putuskan apakah layak jalan ini, sebelumnya diuji dulu, tetapi material banjir ini harus clear dulu,” ucap Bupati Tamba.

Bupati Tamba mengatakan bahwa untuk mengatasi bencana banjir lainnya, dalam hal ini bupati sudah melakukan koordinasi dengan KPR Bali Barat untuk segera melakukan pemanggilan kepada pemegang KPR atas ijin pemanfaatan hutan. “Saya sudah koordinasi dengan KPR Bali Barat, untuk segera memanggil pemegang KPR di sini, saya sebenarnya sudah berkomitmen bersama mereka, tidak boleh lagi ada penebangan hutan dan kegiatan lainnya.”

“Yang terjadi saat ini sebenarnya bukan penebangan hutan, penebangan yang sudah dilakukan hanya untuk bercocok tanam di bawahnya dan jenis kayunya beda, kok material ini terbawa banjir, kayu ini tidak bisa difungsikan untuk bahan bangunan, oleh sebab itu material ini bukan merupakan pelaku ilegalloging,” tandasnya.

Sementara Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Jembrana I Putu Agus Artana Putra, melaporkan bahwa meluapnya air sungai Biluk Poh mengakibatkan terjadinya penumpukan batang kayu dan sampah, sehingga terjadi kemacetan total jalur Gilimanuk ke Denpasar, banjir tersebut juga mengakibatkan satu warga hanyut dan saat ini masih dalam pencarian.
“Berdasarkan data awal di Lingkungan Biluk Poh bahwa jumlah Kepala Keluarga yang terdampak sebanyak 117 KK dan bangunan rusak dan sebanyak 45 rumah belum teridentifikasi, apakah rusak ringan/sedang/berat),” jelas Kalaksa BPBD I Putu Agus Artana.

Kalaksa BPBD I Putu Agus Artana mengatakan bahwa sudah melaksanakan evakuasi kepada warga serta sudah membuat pos pengungsian di beberapa titik. “Ketinggian air yang cukup tinggi di beberapa desa/kelurahan kita melakukan evakuasi dan pembuatan tempat pengungsian sementara/pos pengungsian di Lingkungan Biluk Poh, Kelurahan Tegal cangkring dan Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkar Agung,” ucap I Putu Agus Artana.

Turut hadir dalam peninjauan bencana tersebut, Kapolda Bali Irjen. Pol. Drs. Putu Jayan Danu Putra, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, Kadis PU Provinsi Bali. Hingga sore (17/10/2022) jalur yang sebelumnya ditutup, baru bisa dibuka untuk pengendara motor tetapi masih bersifat terbatas karena harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu. ( AM)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA