by

Mabes Polri Tetapkan 6 Tersangka Kerusuhan Kanjuruhan

KOPI, Jakarta – Pasca kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menelan 131 korban jiwa pada laga Arema FC dan Persebaya yang berlangsung Sabtu (1/10/22) malam, Mabes Polri menetapkan 6 tersangka. Terkait penetapan tersangka tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan peran masing-masing tersangka, berikut peran mereka:

Direktur PT. LIB berinisial AHL dan Ketua Panpel Arema FC berinisial AH berperan dimana pelaksanaan dan koordinasi pelaksanaan pertandingan yang bertanggung jawab kepada LIB Panpel bertanggung jawab penuh terhadap pertandingan. Kemudian ditemukan tidak membuat dokumen keselamatan dan keamanan bagi penonton saat itu dan mengabaikan permintaan dari pihak keamanan dengan kondisi dan kapasitas stadion yang ada, terjadi penjualan tiket over capasity.

“Seharusnya 38 ribu penonton, namun dijual 42 ribu tiket,” ujar Kapolri dalam pers release, Kamis (6/10/22).

Security Officer Arema FC berinisial SS, berikut perannya: Tidak membuat dokumen penilaian risiko. Bertanggung jawab terhadap dokumen penilaian risiko untuk semua pertandingan. Memerintahkan Steward untuk tidak meninggalkan gerbang pada saat terjadi insiden, dimana sebenarnya Steward harus standby di pintu tersebut. Sehingga tentunya bisa dilakukan upaya untuk membuka pintu semaksimal mungkin.

“Karena ditinggal dalam kondisi pintu setengah terbuka masih separuh dan ini yang menyebabkan penonton berdesak-desakan,” jelasnya.

Untuk ketiga Anggota Polri yang berinisial Danki 3 Yon Brimob Jawa Timur (H), Kabag OPS Polres Malang (WSS), dan Kasat Samapta Polres Malang (BSA), ketiganya berperan memerintahkan anggotanya untuk menembakkan gas air mata. “WSS mengetahui terkait adanya aturan FIFA tentang penggunaan gas air mata. Namun yang bersangkutan tidak mencegah atau melarang pemakaian gas air mata pada saat pengamanan,” papar Kapolri.

Namun, dalam situasi kerusuhan terjadi Anggota Kepolisian dengan sigap mengamankan Official dan Pemain Persebaya yang mendapat serangan dari massa. Mereka sangat berterima kasih atas kinerja Polisi.

Menurut Alta Ballah Pemain Persebaya, yang sangat panik dan khawatir atas kondisi yang terjadi, tapi pihak Polisi menenangkannya. “Saya sangat berterima kasih kepada Kepolisian yang telah menyelamatkan kami sampai tiba di Surabaya kembali,” tuturnya.

Danang, Tim Official Persebaya mengatakan suasana mencekam atas serangan-serangan dari beberapa oknum dan sempat terpisah dari Tim, tapi teman-teman Brimob dengan sigap mengamankan Tim Persebaya. “Kita sasaran dari oknum massa, dan Brimob dengan sigap menyelamatkan Tim Persebaya,” paparnya.

Sho Yamamoto Pemain Persebaya mengatakan merasa sangat aman setelah pertandingan. “Walaupun Supporter menyerang kami, tapi saya merasa aman. Jadi saya sangat berterima kasih kepada Polisi yang telah menyelamatkan kami,” ungkapnya.

Leo Lelis Pemain Persebaya, mengatakan Polisi melindungi kita dengan nyawa mereka, bahkan begitu banyak ancaman tapi kita merasa aman melalui peristiwa di Barracuda. “Saya berdoa situasi seperti ini tidak terjadi lagi dalam sepak bola di manapun dan kapanpun. Di momen ini saya ingin berterima kasih kepada Polisi yang telah melindungi kami dengan nyawanya. Kita masih hidup hari ini, tentu karena mereka,” pungkasnya. (DJ)

______________

Catatan Redaksi: Apabila ada pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, Anda dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email: [email protected]. Terima kasih.

Kunjungi juga kami di www.ppwinews.com dan www.persisma.org

Ingin berkontribusi dalam gerakan jurnalisme warga PPWI…? Klik di sini

Comment

WARTA MENARIK LAINNYA